Silas Dismas Yoel Mandowen
GBI Airmadidi, Nabire

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUTAN ADALAH IBU BAGI MANUSIA: Titik Jumpa Ekoteologis antara Kejadian 1:28 dengan Suku Wate Firman Panjaitan; Silas Dismas Yoel Mandowen
Danum Pambelum: Jurnal Teologi dan Musik Gereja Vol 3 No 1 (2023): DPJTMG: Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54170/dp.v3i1.135

Abstract

This study aims to show the importance of human awareness of the problems that are currently being experienced by the earth, and the importance of human involvement in this increasingly alarming condition of the earth. In particular, this research will bring together the understanding of ecology in the text of Genesis 1:28 with the cultural text of the Wate tribe. Qualitative-Descriptive method that departs from the data will be a tool in this research equipped with a cross-textual reading approach, especially in an effort to compare the two texts above to find similarities and differences between the two texts, then evaluate them to build a contextual theological view that can be accounted for biblically and culturally. The results show that basically humans and the universe have a relationship that cannot be separated, where the existence of the two need each other. Nature needs humans to maintain its integrity, and humans need nature as a source of providing their needs. This theology is a form of contextual theology that is biblical as well as a cultural message. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pentingnya kesadaran manusia akan masalah yang sedang di alami bumi saat ini, dan pentingnya keterlibatan manusia terhadap kondisi bumi yang semakin memprihatinkan ini. Secara khusus penelitian ini akan mempertemukan pemahaman tentang ekologi dalam teks Kejadian 1:28 dengan teks budaya suku Wate. Metode Kualitatif-Deskriptif yang berangkat dari data akan menjadi perangkat dalam penelitian ini dilengkapi dengan pendekatan pembacaan lintas tekstual, khususnya dalam upaya membandingkan kedua teks di atas untuk menemukan kesamaan dan perbedaan kedua teks, lalu mengevaluasinya untuk membangun sebuah pandangan teologis yang kontekstual, yang dapat dipertanggungjawabkan secara Alkitabiah dan budaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada dasarnya manusia dan alam semesta memiliki suatu relasi yang tidak bisa di pisahkan, dimana keberadaan dari keduanya saling membutuhkan. Alam memerlukan manusia untuk menjaga keutuhannya, dan manusia membutuhkan alam sebagai sumber penyedia kebutuhannya. Teologi seperti ini merupakan bentuk teologi kontekstual yang Alkitabiah sekaligus menjadi pesan budaya.