Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Kombinasi Ekstrak Belimbing Wuluh dan Ekstrak Kunyit terhadap Kadar Gula Darah Puasa (Studi Eksperimental pada Tikus Jantan Galur Wistar yang diinduksi Streptozotocin) Wahyu Wilda Safitri; Conita Yuniarifa; Kamilia Dwi Utami
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.537 KB)

Abstract

Diabetes mellitus termasuk gangguan metabolik dengan tanda khas hiperglikemia. Pengobatannya dilakukan sepanjang hidup guna mengendalikan kadar gula darah. Belimbing wuluh dan kunyit memiliki kandungan metabolit sekunder yang diduga berpotensi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi ekstrak belimbing wuluh dan kunyit terhadap kadar gula darah puasa pada tikus jantan galur wistar yang diinduksi Streptozotocin. Penelitian eksperimental menggunakan rancangan posttest with control group design dengan sampel 30 tikus jantan galur wistar. Tikus dirandomisasi jadi 6 kelompok, yaitu KN, K-, K+, P1, P2, dan P3. Seluruh kelompok diinduksi Streptozotocin, kecuali kelompok KN. Kelompok K+ diterapi metformin 9 mg/200gBB, sementara kelompok perlakuan diberikan kombinasi ekstrak belimbing wuluh dan kunyit dengan dosis P1 (75 mg : 25 mg/200gBB), P2 (112,5 mg : 12,5 mg/200 gBB), dan P3 (37,5 mg : 37,5 mg/200 gBB) selama 14 hari. Pembacaan kadar GDP dengan alat spektrofotometer. Hasil rerata kadar GDP yaitu KN (139,47±28,43), K- (290,55±110,14), K+ (163,50±87,52), P1 (174,01±38,61), P2 (149,71±40,50), P3 (168,78±102,86). Data dianalisis dengan uji One Way Anova didapatkan perbedaan bermakna antar kelompok (p = 0,047). Analisis uji Post Hoc LSD menunjukan perbedaan bermakna yang signifikan antara kelompok K- dengan KN, K+, P1, P2, dan P3. Kombinasi ekstrak belimbing wuluh dan kunyit berpengaruh terhadap kadar GDP serta memiliki efek sinergis dalam menurunkan kadar GDP tikus jantan galur Wistar yang diinduksi Streptozotocin. Dosis kelompok P2 (112,5 mg : 12,5 mg/200 gBB) merupakan dosis paling efektif karena menghasilkan nilai rerata paling baik di antara semua kelompok perlakuan. Kata Kunci: belimbing wuluh, kunyit, kadar GDP.
Hubungan Kondisi Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi dengan Kejadian Stunting Calista Hadianti Ratu Pertiwi; Heny Yuniarti; Kamilia Dwi Utami
Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2025): Termometer: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/termometer.v3i2.4918

Abstract

Research on variables that impact the occurrence of stunting, namely maternal circumstances during pregnancy, which include maternal age, maternal BMI, maternal weight increase throughout pregnancy, and newborn birth weight, remains contentious and has not been thoroughly investigated. The goal of this study was to examine the association between maternal circumstances during pregnancy, child birth weight, and the occurrence of stunting in toddlers at the Bangetayu Health Center in Semarang City. This study utilized an observational analytical case-control approach with a purposeful selection of 80 children (40 stunted and 40 not stunted). The factors investigated were maternal circumstances such as maternal age during pregnancy, maternal weight increase during pregnancy, maternal BMI, infant birth weight, and the prevalence of stunting in toddlers. The data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate methods. This study found a strong correlation (p-value < 0.001) between mother age during pregnancy and stunting rates. However, no significant link was seen between maternal weight growth during pregnancy (p = 0.805). Stunting is associated with maternal BMI (p-value < 0.001). There is no significant link between infant birth weight and the incidence of stunting (p-value = 0.745). Maternal age is the most influential variable on the incidence of stunting at the Bangetayu Health Center, with mothers aged 20-35 years having a 13 times higher risk of giving birth to stunted children and mothers with abnormal BMI having a 9 times higher risk. The frequency of stunting is linked to maternal conditions and newborn birth weight.