Penurunan fungsi ginjal pada pasien penyakit ginjal konik (PGK) menyebabkan perlunya pemilihan terapi pengobatan diabetes melitus (DM) yang efektif dan aman. Di Indonesia, glikuidon merupakan salah satu terapi pilihan DM pasien PGK yang dinilai aman karena diekskresikan melalui sistem bilier, selain itu insulin merupakan terapi DM yang juga direkomendasikan pada keadaan PGK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas dan profil keamanan terapi antidiabetika glikuidon dengan insulin pada pasien diabetes dengan penyakit ginjal kronik. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan kohort retrospektif di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang pada periode Juli hingga Desember 2020. Analisis efektivitas terapi yang diukur berdasarkan kontrol glukosa darah selama terapi antidiabetika menggunakan independent t-test dan profil keamanan diukur berdasarkan insidensi efek samping hipoglikemik selama terapi antidiabetika. Penelitian ini terdiri dari 70 pasien dengan 34 pasien mendapat terapi glikuidon dan 36 pasien mendapat terapi insulin. Hasil analisis deskriptif penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan karakteristik pasien antara kelompok glikuidon maupun insulin (p>0,05). Rata-rata glukosa darah sewaktu (GDS) setelah penggunaan glikuidon 142,76±21,79 dan kelompok insulin 143,92±21,95 (p = 0,826). Rata-rata glukosa darah puasa (GDP) setelah penggunaan glikuidon 102,23±13,70 dan kelompok insulin 101,00±5,68 (p = 0,667). Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan efektivitas dan profil keamanan dengan pemberian glikuidon maupun insulin pada pasien diabetes dengan penyakit ginjal kronik.Kata Kunci: penyakit ginjal kronik; diabetes; glikuidon; insulin