Pembakaran dalam ruang bakar motor adalah hal yang sangat menentukan besarnya tenaga yang dihasilkan motor. Campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar akan dinyalakan oleh nyala api busi yang kemudian menghasilkan tenaga. Pembakaran di dalam silinder belum tentu terjadi sempurna, ada dua macam pembakaran yang mungkin terjadi di dalam silinder, yaitu pembakaran normal (sempurna), pembakaran sendiri (tidak sempurna). Waktu pengapian dan besarnya api pada busi yang membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar motor harus sesuai dengan spesifikasi mesin. Apa bila kurang tepat dapat menyebabkan campuran bahan bakar dan udara tidak dapat terbakar dengan sempurna sehingga bahan bakarmenjadi lebih boros, berwarna kehitaman dan berbau bensin. Komponen dari sistem pengapian (ignition system) terdiri dari busi, koil, magnet dan pemutus arus (platina atau CDI). Salah satu sistem pengapian pada sepeda motor adalah sistem pengapian magnet dengan CDI (capasitor discharge ignition). Setiap sistem pengapian CDI diharapkan mampu menghasilkan api tepat pada saat diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara, sehingga campuran bahan bakar tersebut dapat terbakar dengan sempurna. Sistem pengapian CDI juga dapat menyesuaikan dengan perubahan bebandan perubahan kecepatan yang terjadi pada kendaraan pada saat mesin bekerja. Metode penelitian ini menggunakan metodologi penelitian eksperimen, dengan pengaruh pemasangan dua CDI Honda Supra X 125 dan variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500, 5500 rpm terhadap tegangan output dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra X 125. Hasil penelitian dapat disimpulkan adanya pengaruh pemasangan dua CDI Honda Supra X 125 terhadap output dan konsumsi bahan bakar, adanya pengaruh putaran mesin terhadap output dan konsumsi bahan bakar dan terjadinya interaksi antara jumlah CDI dan putaran mesin terhadap output dan konsumsi bahan bakar.Kata Kunci : pengaruh, dua CDI, output, konsumsi bahan bakar