Budi Tjahjono
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENATAAN SISTEM PARKIR PADA KAWASAN PERDAGANGAN STUDI KASUS: KORIDOR JALAN PEKIRINGAN Isti Qur’ani; Budi Tjahjono
Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1565.555 KB) | DOI: 10.59970/jas.v10i2.4

Abstract

Salah satu penyebab masalah transportasi sering ditemukan di kota-kota di Indonesia adalah kurangnya ruang jalan yang diperlukan untuk sirkulasi lalu lintas kendaraan. Kondisi ini semakin diperparah dengan ketidakteraturan kendaraan umum serta kehadiran lahan parkir di bahu jalan sehingga menyebabkan rendahnya kapasitas jalan dari yang seharusnya. Peningkatan jumlah aktivitas perdagangan terutama di kawasan perdagangan yang terletak di Jalan Pekiringan Kota Cirebon turut andil dalam memengaruhi aliran lalu lintas yang melewati koridor jalan tersebut sehingga membutuhkan adanya sistem perparkiran yang memadai. Penyediaan ruang parkir yang cukup khususnya pada pusat perdagangan merupakan faktor yang sangat penting di dalam sistem transportasi perkotaan. Koridor Jalan Pekiringan merupakan salah satu kawasan perdagangan aktif di Kota Cirebon. Berbeda dengan lahan parkir yang tersedia di area mall dimana terdapat area mengakomodir proses bongkar muat barang sehingga tidak mengganggu pengguna jalan lain. Koridor Jalan Pekiringan tidak memiliki lahan parkir yang cukup untuk mengakomodasi aktivitas bongkar muat tersebut sehingga menimbulkan dampak kemacetan. Maka seyogyanya masyarakat dapat turut berpartisipasi aktif untuk mengurangi dampak tersebut. Arsitek Urban sebagai perencana kota yang seharusnya menyediakan space untuk bongkar muat barang, juga tersedianya ruang bongkar muat barang yang disediakan secara khusus oleh tokotoko yang berada di Koridor Jalan Pekiringan serta pembaharuan regulasi manajemen parkir oleh Pemerintah merupakan salah satu saran penulis dalam mengatasi kesemrawutan Koridor Jalan Pekiringan Kota Cirebon ini.  
KAJIAN OPEN SPACE DI KERTAWANGUNA KUNINGAN TERHADAP RUANG PUBLIK DAN PAGELARAN BUDAYA Deky Hermawan; Budi Tjahjono
Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1525.53 KB) | DOI: 10.59970/jas.v10i2.6

Abstract

Open Space Kertawangunan adalah sebuah ruang terbuka yang di bangun berdasarkan keinginan masyarakat kertawangunan untuk dijadikan ruang publik dan tempat berlangsungnya acara tahunan yaitu saptonan yang biasanya dilaksanakan pada tanggal 1 september ketika perayaan hari jadi kuningan. Selain acara saptonan open space ini juga sering digunakan sebagai tempat berlangsungnya acara panahan dan acara-acara resmi lainnya sehingga open space ini dirancang dengan keadaan benar-benar terbuka dan luas supaya seluruh masyarakan kertawangunan umumnya masyarakat kuningan bisa menikmati tempat ini secara bebas dan nyaman. Open Space Kertawangunan diresmikan pada tanggal 1 september 2017 oleh Bupati kuningan Bapak H.Acep Purnama dan langsung digunakan untuk acara tahunan yaitu saptonan dan panahan. Seiring berjalannya waktu ruang terbuka ini menjadi sebuah tujuan bermain dan berkumpul oleh masyarakan kertawangunan umumya masyarakat Kuningan karena open space ini memberikan sebuah kenyamanan dan kesejukan ketika berada ditempat ini. Selain digunakan untuk acara tahunan open space ini bisa dijadikan tempat wisata atau menjadi kawasan wisata budaya, karena sejak dari jaman dahulu kawasan ini selalu dijadikan tempat berlangsungnya pagelaran budaya dan panahan walaupun pada jaman dahulu keadaan tempat ini masih belum tertata dan hanya sebuah lapangan sepak bola masyarakat kertawangunan, namun seiring berkembangnya jaman keinginan masyarakatpun berbeda dan ingin menjadikan tempat ini menjadi sebuah ikon desa kertawangunan dan menjadi satu-satunya open space yang memiliki sejarah kebudayaan. Menurut (Eko Budiharjo dan Djoko Sujarto,Kota Berkelanjutan, 2005:89) Ruang terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempattempat pertemuan dan aktivitas bersama diudara terbuka. Seperti hal nya open space kertawangunan kuningan yang di desain untuk tujuan menjadikan kawasan kunjungan wisata dan pagelaran budaya  
CITRA VISUAL KOTA CIREBON PADA PENGGAL JALAN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Ajib Abdul Jabar; Budi Tjahjono
Jurnal Arsitektur Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1435.484 KB) | DOI: 10.59970/jas.v10i2.8

Abstract

Lynch mendefinisikan citra kota sebagai gambaran mental dari sebuah kawasan sesuai dengan rata-rata pandangan masyarakatnya . Kota Cirebon, dengan perkembangannya yang semakin pesat, dengan ditopang adanya keberadaan tol Cipali, bandara internasional majalengka dan sejumlah kemajuan sarana publik lainnya. Tentu kenyataan ini membawa berkah, peluang dan sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah. Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui elemenelemen pembentuk kota yang berpengaruh terhadap citra visual di Kota Cirebon, sehingga dapat digunakan sebagai rujukan dalam meningkatkan citra di kawasan kota cirebon. Metode penelitian adalah kualitatif. Dari hasil analisis, maka didapatkan bahwa elemen-elemen yang berpengaruh terhadap citra kawasan Kota Cirebon berada di area Jalan Kartini seperti Landmark yang paling menonjol adalah Masjid At-Taqwa, distrik yang memiliki aktivitas serta tata massa khusus, dimana terdapat aktivitas seperti peribadatan, perdagangan dan jasa serta perkantoran. Selain itu , salah satu path juga berada di jalur Cipto yang dapat dilihat melalui adanya deretan bangunan yang khas kawasan bisnis & perdagangan di sisi kanan maupun kiri jalur.
EVALUASI KENYAMANAN SPASIAL RUANG PEJALAN KAKI KORIDOR JALAN SILIWANGI KUNINGAN BERDASARKAN PREFERENSI MASYARAKAT Sony Setiawan; Budi Tjahjono
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 1 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.814 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i1.15

Abstract

Kawasan Jl.Siliwangi merupakan kawasan yang menjadi landmark Kabupaten Kuningan. Pada Kawasan Jl. Siliwangi ini, setiap orang menuju ke pusat kota hampir dipastikan melewati Jl.Siliwangi. Jl.Siliwangi cukup strategis karena dapat dicapai oleh segala lapisan masyarakat dari berbagai sarana transportasi. Berbagai kegiatan masyarakat seperti kegiatan berjalan, lari pagi,pusat perdagangan dan acara lainnya diwaktu-waktu tertentu. Sebagian pedestrian digunakan untuk kegiatan selain pejalan kaki dan masih ada tersisa ruang untuk pejalan kaki. Namun di Jl.Siliwangi terdapat kecenderungan pejalan kaki tidak menggunakan jalur pedestrian tersebut untuk sirkulasi dan memilih berjalan di badan jalan dan jalan raya. Adanya berbagai macam masalah tersebut sehingga aktivitas yang ada tidak berjalan seperti semestinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kenyamanan visual dan spasial ruang pejalan kaki koridor Jl.Siliwangi Kuningan berdasarkan prefrensi masyarakat. Analisis data menggunakan analisis kualitatif yang digunakan untuk menjelaskan hasil survey yang dilakukan di Jl.Siliwangi Kuningan dengan hasil tinjauan pustaka tentang jalur pedestrian. Hasil penelitian penunjukkan bahwa ternyata jalur pedestriandi Jl.Siliwangi Kuningan apabila ditinjau dari fungsi dan kenyamanan sudah tidak sesuai lagi dengan teori yang ada. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas lain yang menggunakan jalur pedestrian tersebut selain untuk aktivitas berjalan. Jalur pedestrian sebenarnya merupakan ruang terbuka yang seharusnya digunakan untuk aktivitas berjalan untuk pejalan kaki sehingga tidak akan merubah pola perilaku pejalan kaki dalam menggunakan jalur pedestrian tersebut.