Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Teknologi Surimi dari Tetelan Ikan Tuna dan Pengolahan Produk Kaki Naga Dwight Soukotta; Theodora EAA Matrutty; Beni Setha; Alfonsina Marthina Tapotubun; Jusuf Leiwakabessy; Johanna Tupan
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Mitra: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v7i1.3328

Abstract

The tuna loin industry leaves quite a lot of waste in the form of thin meat tether mixed with fiber. Tuna tethers have good development prospects because they can become the main ingredient for making surimi. Surimi is an intermediate product that has a high functional protein content and has been recognized worldwide. Surimi is the raw material for fish jelly products such as dragon leg, meatballs, nuggets, and others. Based on observations, it turns out that tuna tethers have not been optimally utilized to improve the welfare of the community. The North Ambon Island Klasis area community does not know the processing of surimi and its development opportunities into various competitive products. The purpose of this activity is to utilize tuna tether through the application of surimi technology and dragon foot product processing to household wives from several villages on North Ambon Island. The target audience for this activity was 30 household wives from 17 villages in the North Ambon Island Klasis area. The activities were carried out from March to April 2022, consisting of three (3) stages , preparation, implementation of counseling, and training. The results of the paired sample T test show that there is a significant difference in the knowledge of the target audience before and after the implementation of counseling and training on the application of surimi technology and processing surimi into dragon foot products. The average post-test score of 30 participants increased by 59.39% after participating in counseling and training activities on the application of surimi technology and processing surimi into dragon foot products. At the end of the activity, the participants practiced surimi and dragon foot processing trials, showing 90% of the participants were quite skilled in processing the two products.
GEMAR MAKAN IKAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCEGAHAN STUNTING Joseph Pagaya; Beni Setha; Petrus Lapu; Cindy RM, Loppies; Ritha Tahitu; Indrawanti Kusadhiani
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2024): Vol. 5 No. 5 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i5.34403

Abstract

Desa Tulehu merupakan salah satu sentra produksi ikan segar dan olahan ikan asap di kota Ambon. Pada tahun 2022, jumlah balita terdampak stunting di desa Tulehu cukup banyak, yaitu 80 anak (e-PPGBM, 2022). Salah satu cara pencegahan stunting dengan mencukupi kebutuhan protein hewani bagi ibu hamil maupun bayi usia 1000 hari pertama kehidupan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan (ceramah) dan pelatihan (pemutaran video). Evaluasi kegiatan penyuluhan diberikan dalam bentuk pre-test dan post-test, sedangkan evaluasi mutu produk olahan surimi dengan uji kesukaan. Data pre-tes dan post-test dianalisa dengan uji T sampel berpasangan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebesar 14,06% setelah mereka mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan. Hasil uji kesukaan nilai rasa nugget, bakso dan otak-otak ikan berturut-turut : 23 peserta menyatakan sangat suka, 17 peserta menyatakan suka; 22 peserta menyatakan sangat suka, 18 peserta menyatakan suka; 20 peserta menyatakan sangat suka, 18 peserta menyatakan suka dan 2 peserta menyatakan netral.
Pengaruh penggunaan jenis gas terhadap mutu daging tuna selama penyimpanan dingin: The effect of using different types of gases on tuna meat quality during cool storage Beni Setha; Cindy Loppies; Ruslan Husen Saban Tawari; Febby Jeanry Polnaya; Joseph Pagaya; Anho Netty Siahaya
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 28 No 4 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(4)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i4.61517

Abstract

Penyimpanan dingin merupakan metode umum dalam pengolahan ikan, namun efektivitasnya tergantung pada teknologi pendukung, termasuk jenis gas dalam kemasan. Penggunaan gas yang tepat dapat menghambat oksidasi, mencegah pertumbuhan mikroorganisme, dan menjaga warna, tekstur, serta cita rasa daging tuna. Penelitian ini bertujuan menentukan jenis gas terbaik terhadap mutu daging tuna selama penyimpanan dingin. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) 1 faktor dengan 3 kali ulangan. Perlakuan jenis gas yang digunakan adalah tanpa gas (A0), karbon monoksida (A1), filtered smoke (A2), dan gas non-kondensat yang berasal dari tempurung kelapa (A3), kulit batang sagu (A4), dan kayu jambu biji (A5). Sampel tuna loin disemprotkan dengan gas-gas tersebut, kemudian kantong plastik ditutup rapat dan disimpan pada suhu 1-4°C selama 3 hari. Parameter yang dianalisis meliputi pH, total volatile base (TVB), kadar mioglobin, dan angka lempeng total (ALT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gas CO (A1) secara signifikan menurunkan kadar TVB dan mempertahankan kadar mioglobin tuna loin, serta memperlambat penurunan kualitas dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Gas non-kondensat dari tempurung kelapa (A3) dan kulit batang sagu (A4) juga memberikan hasil yang cukup baik, namun gas CO terbukti paling efektif dalam mempertahankan kesegaran tuna. Hasil ini menunjukkan potensi penggunaan gas non-kondensat alami sebagai alternatif ramah lingkungan dalam memperpanjang umur simpan produk tuna. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi baru untuk menjaga kualitas daging tuna dalam proses distribusi dan penyimpanan dingin, serta memberi kontribusi terhadap pengembangan teknologi penyimpanan ikan yang lebih berkelanjutan.