This Author published in this journals
All Journal Jurnal Ecolab
Nurmalia Safitri
nvironmental Management Center Ministry of Environment and Forestry (P3KLL-KLHK)

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pola Konsentrasi Merkuri (Hg) Udara Ambien di Serpong Rina Aprishanty; Ricky Nelson; Nurmalia Safitri
Jurnal Ecolab Vol 17, No 1 (2023): ECOLAB
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59495/jklh.2023.17.1.65-74

Abstract

Merkuri (Hg) adalah logam alami yang dapat menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya. Kajian ini merupakan bagian dari kegiatan pengembangan yang dilakukan oleh Laboratorium Merkuri dan Metrologi Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup (PSIKLH). Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai konsentrasi Hg di udara ambien di Serpong sebagai bahan pendukung dalam penyusunan metode standar atau baku mutu Hg di udara ambien. Sampling dilakukan pada tanggal 4 Mei 2021 sampai 28 September 2022, setiap 1 (satu) minggu sekali secara kontinu dengan 3 (tiga) rangkaian alat sampling pada waktu yang bersamaan. Lokasi penempatan alat sampling berada di Lantai 2 Gedung 210 PSIKLH Serpong-Tangerang Selatan sesuai standar SNI 19-7119.6-2005. Metode sampling menggunakan pompa vakum dengan laju alir 0,5 L/menit selama 24 jam ke media adsorben Hg yang terbuat dari emas (Au) sehingga terjadi amalgamasi. Analisis Hg dilakukan menggunakan teknik thermal desorption yang dipanaskan pada suhu 800◦C dimana Hg dilepaskan dari kolom emas menjadi uap Hg, kemudian dideteksi menggunakan mercury analyzer Nippon Instruments Corporation (NIC) tipe MA-3000. Hasil kajian menunjukkan rata-rata konsentrasi Hg di udara ambien tahun 2021 relatif kecil (11,7 ng/m3), dan tahun 2022 sebesar 25 ng/m3, berada di bawah  nilai acuan yang ditetapkan oleh WHO (2017) untuk udara ambien yang ditetapkan oleh WHO (300 ng/m3). Hal ini cukup menarik karena konsentrasi Hg di Serpong lebih tinggi dibandingkan dengan kajian-kajian di wilayah urban Da Nang, Vietnam (3,86 ng/m3), Nanjing, China (7,9 ng/m3), Guiyang, China (9,72 ng/m3), Taoyuan, Taiwan (2,6 ng/m3), dan di wilayah background Welgegund, Afrika Selatan (1,68 ng/m3)