Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DESCRIPTION OF OSTEOPOROSIS RISK BASED NUTRITION STATUS IN ELDERLY AND CALCIUM INTAKE IN PUSKESMAS SIDOSERMO SURABAYA 2015 Prabawani, Yuni
Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol 4, No 2 (2015): Edisi Desember 2015
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background. The number of elderly in Indonesia in 2011 about 24 million people, or nearly 10% of the population. Experts projected that by 2020, life expectancy was 71.7 years with the elderly into estimates of the number of elderly 28.8 million people (11.34%). An increase in the number of elderly will cause problems in the elderly, especially the problem of degenerative diseases, one of them is osteoporosis. Prevalence rate of osteoporosis is higher so the need for vigilance. Causes Osteoporosis is multifactoral, such as unhealthy lifestyle and not exercising regularly, as well as the prevention of osteoporosis knowledge is lacking. The occurrence of Osteoporosis caused by lack consumption of calcium in Indonesian society. The purpose of this research was to describe the risk of osteoporosis by nutritional status and calcium intake in the elderly in health centers Sidosermo Surabaya 2015. Methodology This study is a descriptive study with cross sectional approach. A total of 28 elderly people (samples) with a total sampling method. Body weight was measured by digital scale, height was measured by microtoise staturemeter, Osteoporosis was assessed through the measurement of bone density by using Hologic Sahara Densitometry Quantitative Ultrasound (QUS) in the calcaneus bone, which is classified into three is normal, mild risk and high risk. Results: A total of 7 people (25%) had osteoporosis, 21 people had osteopenia (75%). Twelve have a normal body mass index, and 16 had abnormal body mass index. Calcium intake in 8 people (28,6%) had enough calcium intake and 20 people (71,4 %) had low calcium intake.Conclusion: The incidence of osteoporosis in the Health Center Sidosermo Surabaya occurred in elderly with abnormal BMI and inadequate calcium intake.
Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Makanan Pendamping ASI (MPASI) Berbahan Pangan Lokal di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sidosermo Kota Surabaya Prabawani, Yuni
CAKRAWALA Vol 15, No 2: Desember 2021
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v15i2.358

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya 15 macam  MPASI yang memenuhi syarat Gizi, mengetahui nilai gizi MPASI dan daya terimanya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan purposive sampling dan kriteria inklusi  usia 6-24 bulan, sehat dan mengikuti penimbangan di Posyandu setempat. Bahannya adalah 15 MP ASI @ 20 porsi dengan peralatan masak sesuai yang dibutuhkan dan formulir Comstok,  alat tulis dan air putih untuk mengetahui daya terima panelis, yaitu bayi usia 6-8 bulan, 9-12 bulan dan >12 bulan.di 4 Posyandu lokasi penelitian. Pembuatan MPASI dilaksanakan di Laboratorium Diit UPT Laboratorium Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan uji daya terima dilaksanakan  di 4 posyandu wilayah Puskesmas Sidosermo. Kandungan Vitamin C MPASI diuji dengan Iodometri  di UPT Laboratorium Gizi dan untuk zat gizi lainnya menggunakan Nutrisurvey. Sedangkan uji daya terima menggunakan Comstok. Hasilnya diperoleh 15 resep MPASI, dengan nilai gizi tertinggi pada MP ASI  umur 6-8 bulan kandungan protein tertinggi terdapat pada Bubur Batel (8 gram). Sedangkan untuk kandungan Vitamin C tertinggi pada bubur Payam (7.04 mg) dan Fe tertinggi pada Bubur Totel (1.4 mg). Kandungan Zink tertinggi 0.5 mg pada bubur Payam, bubur Batel dan bubur Totel. MPASI kelompok usia 9-12 bulan kandungan Protein tertinggi (7.8 gram),  Vitamin C tertinggi (6.18 mg),  Fe tertinggi (2.3 mg) dan  Zink (1.2 mg) tertinggi ada pada bubur Bijay. MP ASI kelompok usia >12 bulan kandungan energi( 212 kcal),   protein (9.5 gram), lemak (23 gram) dan vitamin C (17,6 mg)  tertinggi  terkandung pada menu  nasi, Nugget Lele, Mendol Tempe, Sayur Kelor Wortel. Penggunaan bahan pangan lokal berbagai jenis ikan dan sayuran pada pembuatan MPASI ini menciptakan MP ASI dengan nilai gizi yang tinggi baik dari kandungan protein, Fe, Zink dan vitamin C  sehingga sangat bagus untuk meningkatkan asupan protein, Fe , Zink dan Vitamin C  alamiah untuk  anak 6 – 24 bulan. MPASI yang paling disukai adalah krupuk pangsit udang 75% habis terkonsumsi (15 panelis), dan yang paling tidak disukai adalah bubur Bijay utuh 100% (1 panelis). Kesimpulannya MPASI yang dihasilkan adalah 10 resep makanan utama dan 5 resep makanan selingan, berbahan pangan lokal mengandung zat gizi energi, protein,  Fe, Zink dan Vitamin C yang tinggi dan dapat diterima oleh panelis, diantaranya adalah Burikli, Bujasay dan nasi nugget  Lele mendol tempe sayur kelor wortel.
Uji Daya Terima dan Nilai Gizi Makanan Pendamping ASI (MPASI) Berbahan Pangan Lokal di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sidosermo Kota Surabaya Prabawani, Yuni
Cakrawala Vol. 15 No. 2: Desember 2021
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32781/cakrawala.v15i2.358

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah tersusunnya 15 macam  MPASI yang memenuhi syarat Gizi, mengetahui nilai gizi MPASI dan daya terimanya. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan purposive sampling dan kriteria inklusi  usia 6-24 bulan, sehat dan mengikuti penimbangan di Posyandu setempat. Bahannya adalah 15 MP ASI @ 20 porsi dengan peralatan masak sesuai yang dibutuhkan dan formulir Comstok,  alat tulis dan air putih untuk mengetahui daya terima panelis, yaitu bayi usia 6-8 bulan, 9-12 bulan dan >12 bulan.di 4 Posyandu lokasi penelitian. Pembuatan MPASI dilaksanakan di Laboratorium Diit UPT Laboratorium Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Sedangkan uji daya terima dilaksanakan  di 4 posyandu wilayah Puskesmas Sidosermo. Kandungan Vitamin C MPASI diuji dengan Iodometri  di UPT Laboratorium Gizi dan untuk zat gizi lainnya menggunakan Nutrisurvey. Sedangkan uji daya terima menggunakan Comstok. Hasilnya diperoleh 15 resep MPASI, dengan nilai gizi tertinggi pada MP ASI  umur 6-8 bulan kandungan protein tertinggi terdapat pada Bubur Batel (8 gram). Sedangkan untuk kandungan Vitamin C tertinggi pada bubur Payam (7.04 mg) dan Fe tertinggi pada Bubur Totel (1.4 mg). Kandungan Zink tertinggi 0.5 mg pada bubur Payam, bubur Batel dan bubur Totel. MPASI kelompok usia 9-12 bulan kandungan Protein tertinggi (7.8 gram),  Vitamin C tertinggi (6.18 mg),  Fe tertinggi (2.3 mg) dan  Zink (1.2 mg) tertinggi ada pada bubur Bijay. MP ASI kelompok usia >12 bulan kandungan energi( 212 kcal),   protein (9.5 gram), lemak (23 gram) dan vitamin C (17,6 mg)  tertinggi  terkandung pada menu  nasi, Nugget Lele, Mendol Tempe, Sayur Kelor Wortel. Penggunaan bahan pangan lokal berbagai jenis ikan dan sayuran pada pembuatan MPASI ini menciptakan MP ASI dengan nilai gizi yang tinggi baik dari kandungan protein, Fe, Zink dan vitamin C  sehingga sangat bagus untuk meningkatkan asupan protein, Fe , Zink dan Vitamin C  alamiah untuk  anak 6 – 24 bulan. MPASI yang paling disukai adalah krupuk pangsit udang 75% habis terkonsumsi (15 panelis), dan yang paling tidak disukai adalah bubur Bijay utuh 100% (1 panelis). Kesimpulannya MPASI yang dihasilkan adalah 10 resep makanan utama dan 5 resep makanan selingan, berbahan pangan lokal mengandung zat gizi energi, protein,  Fe, Zink dan Vitamin C yang tinggi dan dapat diterima oleh panelis, diantaranya adalah Burikli, Bujasay dan nasi nugget  Lele mendol tempe sayur kelor wortel.