Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Trend Analysis of Rainfall Data in Magelang District Using Mann-Kendall Test and Modification Mann-Kendall Variation Suryanto, Joko; Krisbiyantoro, Joko
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 17, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/af.v17i2.3616

Abstract

The objective of the research was to analyzed rainfall trends from 6 rainfall stations Kajoran, Mendut, Muntilan, Ngablak, Salaman and Tempuran rainfall station in different time scales (monthly, 3-months periodicityand annual). Identification homogenity of the rainfall data period 1986-2016 for Magelang district using Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) methode. The three non-parametric tests, Mann-Kendall (MK), modified Mann-Kendall (MMK), trend free prewhitening Mann-Kendall (TFPW-MK) and Sen’s slope wereemployed to assess significance of trends and detecting magnitude of trends.The results shows that monthly rainfall have no significant trend using MK, MMK, and TFPW-MK test at 0.05 level significance. Rainfall 3-month based January-February-March (JFM) period Kajoran station have negative significant trend with magnitude 19.4 mm/3-month. Mendut station have positive trend for April-May-June (AMJ) period with magnitude 6.75 mm/3-month. No significant trends at 0.05 level significance using MK trend test were detected in annual rainfall for 6 rainfall stations.
ANALISIS TINGKAT BAHAYA EROSI DAS MANUBAR KABUPATEN KUTAI TIMUR MENGGUNAKAN METODE USLE DAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Suryanto, Joko; Amprin, Amprin; Krisbiyantoro, Joko; Anisum, Anisum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 24, No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v24i1.8268

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Manubar terletak di dua wilayah administratif kabupaten sehingga membutuhkan perencanaan pengendalian erosi yang terpadu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju erosi dan sebaran spasial tingkat bahaya erosi (TBE) pada DAS Manubar mengunakan model Universal Soil Loss Erosion (USLE) dan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode USLE digunakan untuk mengestimasi erosi, dengan memperhitungkan faktor ersoivitas hujan (R), erodibiltas tanah (K), manajemen tanaman penutup (C), panjang dan kemiringan slope (LS), dan praktik konservasi (P) yang diolah mengunakan program komputer GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata erosi DAS Manubar sebesar 22,344 ton/ha/tahun dan termasuk kelas TBE rendah. Luas DAS Manubar dengan tingkat bahaya erosi sangat rendah mencapai 86,5% dengan rata-rata erosi 1,64 ton/ha/tahun, kelas rendah 6,6% dangan rata-rata erosi 33,1 ton/ha/tahun, kelas sedang 4,6% dengan rata-rata erosi 104,2 ton/ha/tahun, kelas berat 1,8% dengan rata-rata erosi 276,1 ton/ha/tahun dan kelas sangat berat 0,6%  dengan rata-rata erosi 1.556 ton/ha/tahun. dari luas total DAS. Jenis penutupan lahan hutan tanaman, pemukiman, perkebunan dan pertanian lahan kering bercampur semak terutama yang berada pada jenis tanah podsolik membutuhkan prioritas usaha pengendalian erosi karena termasuk ke dalam kelas TBE sedang hingga berat.
A Morphometric Analysis of Karangan Watershed East Kutai Regency, Using Remote Sensing Data and GIS Techniques: Morphometric Analysis of Karangan Watershed East Kutai Regency, Using Remote Sensing Data and GIS Techniques Suryanto, Joko; Amprin, Amrpin; Krisbiyantoro, Joko; Anisum, Anisum
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 17, Nomor 1, April 2024
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70124/at.v17i1.1306

Abstract

Watershed management requires information on the characteristics of the watershed, particularly its morphometric parameters. The Geographic Information System (GIS) techniques and remote sensing products such as the Digital Elevation Model (DEM) can used in analyzing watershed morphometric parameters. This research aims to determine the Karangan watershed’s morphometric parameter divided into linear, areal, and relief aspects. The study uses Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) DEM data and GIS techniques to obtain morphometric parameters. The drainage network analysis obtained from SRTM DEM data extraction shows that the Karangan watershed has seven river orders with very low drainage density and fine drainage texture. The parameters of drainage density, drainage texture, infiltration number, and constant channel maintenance indicate that the watershed has low surface runoff, making it less susceptible to erosion. The parameters of low bifurcation ratio and high elongation ratio suggest that the shape’s watershed is circular, with the characteristic rainfall quickly concentrated into stream flow. The hypsometric integral value revealed that the Karangan watershed is in the mature geomorphological development phase and dominated by fluvial landforms.
Analisis Biaya dan Kelayakan Usaha Penggilingan Padi Tipe Single Passdi Desa Teluk Pandan Kecamatan Teluk Pandan Krisbiyantoro, Joko
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 4 No 2 (2016): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid IV nomor 2 Desember 2016
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v4i2.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisis biaya usaha penggilingan padi tipe single pass di Desa Teluk Pandan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, 2) kelayakan usaha penggilingan padi tipe single pass Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur dan 3) menganalisis sensitivitas biaya terhadap beberapa kondisi. Penelitian dilakukan di Desa Teluk Pandan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode analisis biaya penggilingan, analisis kelayakan (NPV, IRR dan Net B/C Ratio), dan analisis sensitivitas. Hasil Penelitian Total biaya yang dikeluarkan penggilingan padi tersebut selama setahun sebesar 1) Rp. 37.035.408,017,- 2) Rp 33.854.428,750,- dan 3) Rp 37.551.158,720. Biaya pokok untuk setiap kilogram GKG yang digiling adalah sebesar 1) Rp 350,-/kg GKG, 2) Rp 378,- kg/GKG dan 3) 485,- kg/GKG atau 1) Rp 736,-/kg beras, 2) Rp 757,-/kg beras dan 3) Rp 832,-/kg beras. Perhitungan titik impas penggilingan padi diperoleh nilai sebesar 1) 95,03 jam/tahun atau 27.144,495 kg GKG/tahun, 2) 67,62 jam/tahun atau 16.319,601 kg GKG/tahun dan 3) 117,74 jam/tahun atau 37.093,656 kg GKG/tahun. Pada tingkat bunga sebesar 12%/tahun diperoleh nilai 1) NPV Rp 80.835.440,-, nilai IRR 50,97 % dan B/C ratio 3,587, 2) NPV Rp 75.412.396,-, nilai IRR 68,62 % dan B/C ratio 4,89 dan 3) NPV Rp 44.384.124,-, nilai IRR 26,52 % dan B/C ratio 1,86. Jadi dapat diketahui bahwa usaha penggilingan padi ini dari segi finansial layak dengan jumlah giling 1) 105.912,604 kg GKG/tahun, 2) 89.492, 580 kg GKG/tahun dan 3) 77.384,477 kg GKG/tahun. Hal ini disebabkan karena nilai NPV, IRR, dan B/C ratio memenuhi syarat kelayakan, yaitu nilai NPV lebih besar dari 0 (nol), nilai IRR lebih besar dari discount rate yang berlaku (12%), dan B/C ratio yang lebih besar dari 1 (satu). Analisis sensitivitas dilakukan terhadap tiga komponen, yaitu upah tenaga kerja, harga bahan bakar solar, dan jumlah giling tahunan. Komponen yang paling sensitif atau paling mempengaruhi usaha penggilingan padi adalah penurunan jumlah giling tahunan jika dibandingkan dengan keadaan yang terjadi akibat kenaikan biaya bahan bakar atau kenaikan upah tenaga kerja.
Comparison Accuracy of CHIRPS, GSMaP V7, and GSMaP V8 Satellite Rainfall Estimation in Kalimantan Suryanto, Joko; Krisbiyantoro, Joko
Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering) Vol. 13 No. 2 (2024): June 2024
Publisher : The University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jtep-l.v13i2.470-484

Abstract

The application of satellite product rainfall estimates (SPREs) is growing in hydrometeorology due to limited rainfall measurement. This study aims to compare the accuracy of three SPRE, namely Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station (CHIRPS), Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP) Moving Vector with Kalman Filtering (GSMaP-MVK), and near-real-time (GSMaP-NRT) versions 7 and 8, against daily and monthly rainfall measurements from eighteen gauges in Kalimantan from December 2021 to May 2023. Continuous validation includes root mean square error (RMSE), relative bias (RB), and correlation coefficient (CC), and categorical validation consists of a probability of detection (POD), false alarm ratio (FAR), and critical success index (CSI) were used to assess the accuracy of SPREs. The results showed that GSMaP-MVK version 8 has the highest accuracy on a daily scale with an RMSE value of 14.31 mm/day, while the CHIRPS has the highest accuracy on a monthly scale with an RMSE of 81 mm/month. GSMaP version 8 is better than GSMaP version 7, with a difference in RMSE, CC, and RB at 14.2%, 9.7%, and 84%. Categorical validation showed that GSMaP version 8 was 2.13%, higher in POD, 3.95% in CSI, and 10.2% in FAR compared to GSMaP version 7. Keywords:  Accuracy, CHIRPS, GSMaP, Kalimantan, Rain-gauge.