Rika Puspita Sari MZ
Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mutu organoleptik pempek ikan tongkol (Euthynnus affinis) dengan penambahan albumin Mukhtarudin Muchsiri; Rika Puspita Sari MZ; Alhanannasir Alhanannasir; Sukmane Alamsarie
Journal of Tropical AgriFood Volume 5, Nomor 1, Tahun 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.5.1.2023.9975.55-60

Abstract

Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang memiliki kuliner yang khas dan telah menjadi ikon daerah, yaitu pempek yang diolah secara tradisional. Salah satu jenis ikan yang ekonomis untuk membuat pempek adalah ikan tongkol. Namun, pempek ikan tongkol memiliki tekstur yang kurang kenyal dan warna cenderung gelap, bahkan kehitaman. Oleh sebab itu, perlu ditambahkan bahan lain untuk memperbaiki mutu organoleptiknya. Penelitian faktor tunggal (kadar albumin) menggunakan metode RAK non faktorial dengan tiga perlakuan, yaitu pempek ikan tongkol dengan 5, 10, dan 15% albumin. Pempek ikan gabus digunakan sebagai kontrol pembanding. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Parameter yang diamati adalah sifat organoleptik untuk aroma, warna, rasa dan tingkat kekenyalan pempek ikan tongkol dibandingkan dengan pempek ikan gabus menggunakan uji sensoris pembanding jamak. Data dianalisis dengan Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan albumin sampai dengan 15% pada pengolahan pempek ikan tongkol memberikan respons organoleptik berbeda tidak nyata untuk rasa, dan aroma pempek ikan gabus, tetapi berbeda nyata untuk warna dan kekenyalan. Penambahan albumin pada pembuatan pempek ikan tongkol belum dapat memperbaiki respons organoleptik untuk kekenyalan pempek setara dengan pempek ikan Gabus. Penambahan 5-10% albumin direkomendasikan dalam pengolahan pempek ikan tongkol untuk mendapatkan respons organoleptik hedonik yang mirip dengan pempek ikan gabus.
Pengaruh frekuensi pemberian pupuk organik cair dan dosis kotoran ayam terhadap produktivitas dan kandungan vitamin C cabai rawit (Capsicum frutescents L.) Rosmiah Rosmiah; Neni Marlina; Rika Puspita Sari MZ; Asmawati Asmawati; Joni Rompas; Doni Aryanto
Journal of Tropical AgriFood Volume 5, Nomor 2, Tahun 2023
Publisher : Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jtaf.5.2.2023.9831.105-111

Abstract

Cabai rawit diminati oleh berbagai kalangan sebagai menu pelengkap, maupun bahan utama kuliner Nusantara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekuensi pemberian POC dan dosis PKA terbaik untuk meningkatkan produktivitas dan kadar vitamin C cabai rawit pada media tanah asal Sumatera Selatan (Kabupaten Ogan Komering Ulu). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan. Petak utama adalah frekuensi pemberian POC (tanpa POC (Kontrol); setiap minggu, setiap dua minggu; dan setiap tiga minggu). Sedangkan anak petaknya adalah dosis PKA terdiri dari 25 g/polybag (setara 5 ton/ha), 50 g/polybag (setara 10 ton/ha), 75 g/polybag (setara 15 ton/ha). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah cabang, berat buah per tanaman dan kandungan vitamin C cabai rawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi frekuensi pemberian POK setiap dua minggu dan pemberian PKA dosis 10 ton/ha memberikan hasil terbaik terhadap rata-rata tinggi tanaman, rata-rata jumlah cabang, rata-rata berat buah per tanaman, dan kandungan vitamin C cabai rawit, secara berturut-turut yaitu dengan 47,77 cm, 18 cabang, 59,40 g/polybag, dan 0,55%.