Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendekatan Logika Fuzzy dan ON/OFF pada Pengontrolan Suhu dan Kelembapan Plant Factory terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Hasil Panen Tanaman Pak Choy (Brassica chinensis L.) Choirul Umam; Sinar Suryawati; Mustika Tripatmasari
JURNAL TRITON Vol 14 No 1 (2023): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v14i1.376

Abstract

Sayur pak choy (Brassica chinensis L.) dibudidayakan pertama kali di negara China dan lebih tepatnya sebelum abad ke-5. Kondisi lingkungan mikro yang ideal untuk budidaya tanaman pak choy adalah suhu di range 15°C - 32°C, kelembapan bernilai 60% - 80% dan kebutuhan cahaya matahari selama 8 jam/hari. Plant factory adalah teknologi budidaya tanaman dengan kondisi lingkungan mikro terkontrol sesuai dengan kebutuhan optimal pertumbuhan tanaman. Penelitian terkait plant factory di dunia mayoritas berasal dari negara-negara maju dunia. Dengan alasan di atas dan ditambah besarnya potensi pasar sayuran di Indonesia khususnya, peneliti bertujuan untuk melakukan penelitian terkait plant factory untuk budidaya tanaman sayur pak choy (Brassica chinensis L.). Parameter yang dianalisa antara lain: tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot total, bobot kering total, luas daun dan indeks luas daun, klorofil daun, penyekapan cahaya dan ketebalan daun serta indeks sampah. Data hasil pertumbuhan vegatatif dan panen pak choy adalah berbasis logika fuzzy adalah sebagai berikut: tinggi tanaman 20,25 cm; lebar daun tanaman 6,95 cm; jumlah daun tanaman 12,25 buah; bobot segar tajuk 93,62 g; bobot segar akar 11,4 g; bobot total 105,02 gr; bobot kering total 18,57 gr; luas daun 25,41; indeks luas daun 0,039; klorofil daun 59,94; penyekapan cahaya 43,2; ketebalan daun 0,47; dan indeks sampah 0,89.
PENDAMPINGAN PENERAPAN BIOAKTIVATOR DALAM PENGOLAHAN KOTORAN SAPI MENJADI PUPUK ORGANIK DI BUMDES SUMBER BAROKAH Syaiful Khoiri; Mustika Tripatmasari; Himmatul Khasanah; Nur Widodo; Dita Megasari
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19741

Abstract

ABSTRAKBUMDes Sumber Barokah, Desa Kebun, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur dengan sektor bisnis utama peternakan sapi dengan kandang komunal. Kotoran sapi yang hasilkan rata-rata 12% dari bobot tubuh sehingga kotoran sapi dapat menjadi permasalahan yang serius apabila tidak diolah. Diperlukan teknologi pengolahan limbah kotoran sapi menjadi pupuk, seperti penggunaan bahan tambahan berupa bioaktivator yang dapat mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kandungan hara pada pupuk yang dihasilkan. Peternak dari BUMDes Sumber Barokah belum mengetahui cara aplikasi bioaktivator dalam pengolahan pupuk. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk dengan menggunakan bioaktivator. Pelaksanaan pengabdian ini meliputi diskusi, workshop, dan pendampingan. Hasil pengabdian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan peternak tentang cara membuat dan kriteria pupuk yang baik yang terbuat dari limbah kotoran sapi sebesar 59,6%. Selain itu, keterampilan peternak dalam membuat pupuk menggunakan bioaktivator meningkat dari yang tidak terampil menjadi sedikit terampil dan terampil mencapai 73,3%. Evaluasi kegiatan pendampingan ini secara umum memperoleh respon baik dari para peternak. Hal yang dapat disarankan dari hasil pengabdian masyarakat ini yaitu diperlukan renovasi kandang komunal dengan desain yang lebih tepat, serta diperlukan sarana dan prasaran yang lebih besar dan lengkap untuk pengolahan limbah peternakan dengan tujuan komersial.   Kata kunci: BUMDes; limbah ternak; mikroba lokal; peternakan; pupuk bokashi. ABSTRACTBUMDes Sumber Barokah, Kebun, Kamal, Bangkalan Regency, East Java with the main business sector is cattle farming with communal pens. Cow dung produces an average of 12% of body weight so cow dung can be a serious problem if unutilized, such as an environmental pollutant. Biotechnology is needed to process cow dung waste into fertilizer, i. e. bioactivators as the additional bio materials that can speed up the fermentation process and increase the nutrient content of the fertilizer produced. However, farmers do not yet know how to apply bioactivators in fertilizer processing. This community service aims to increase the knowledge and skills of farmers in processing cow dung waste into fertilizer using bioactivators. Implementation of this community service includes discussions, workshops, and mentoring. The results of this service show an increase in farmers' knowledge about how to make and the criteria for good fertilizer made from cow dung waste by 59.6%. In addition, farmers' skills in making fertilizer using bioactivators increased from unskilled to slightly skilled and skilled reaching 73.3%. Evaluation of this mentoring activity generally received a good response from farmers. Based on the results of this program, it is recommended that there be a need to renovate communal pens with a more appropriate design, and more complete facilities and infrastructure are needed for processing livestock waste for commercial purposes. Keywords: BUMDes; cattle; cow dung; local microbe; organic fertilizer.