Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

A FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN POSTPARTUM BLUES Junie Harista; Rama Agustina
Masker Medika Vol 11 No 1 (2023): Masker Medika
Publisher : IKesT Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52523/maskermedika.v11i1.526

Abstract

ABSTRACT Introduction: One of the health development priorities in developing countries, especially Indonesia, is improving maternal and child health. This development is directed at the physical and mental health of the mother starting from the period of pregnancy, childbirth and postpartum. Pregnancy and childbirth are normal events that occur in life, but many mothers experience stress due to the demands of adjustment due to changes in life. Objective: to determine the factors influencing the occurrence of Postpartum blues. Methods: The design of this research was an analytic survey with a cross sectional approach. The population in this study was all postpartum mothers who visited during the research and the sampling technique used accidental sampling. Results: The study obtained a p value = 0.003 <0.05, so HO was rejected, meant that there was a relationship between age and the occurrence of postpartum blues. Value = 0.017 <0.05, so HO was rejected, meant that there was a relationship between parity and the occurrence of postpartum blues and obtained p value value = 0.613> 0.05 then HO was accepted, meant that there was no relationship between education and the occurrence of postpartum blues. Conclusion: It is expected that health workers will improve communication of information and education (IEC) about postpartum blues in various media so that they can increase the knowledge of mothers or the community Keywords : Postpartum blues, Age, Parity and Education
Penyuluhan tentang penyakit hipertensi dan manfaat rendaman Air Jahe pada Lansia di PMB "D.F" Rama Agustina; Deby Utami Siska Ariani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang paling sering terjadi pada lansia yang biasa menjadi faktor utama dari penyakit jantung coroner. Terapi rendaman air jahe hangat merupakan terapi komplementer yang memanfaatkan jahe sebagai tambahan selanjutnya dilakukan sebagai terapi. Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas. Dengan mengkonsumsi jahe dapat mengurangi tekanan darah dengan memblokir saluran kalsium yang bergantung pada tegangan di jantung. Jaringan otot polos di organ dan dinding arteri terhambat untuk berkontraksi akibat blokade kalsium. Kegiatan edukasi tentang penyakit hipertensi dan rendaman air jahe ini dilaksanakan di PMB Desi Fitriani, Amd.Keb Palembang. sebanyak 2 kali kegiatan dengan sasaran lansia. Kegiatan direncanakan akan diawali dengan edukasi tentang hipertensi dan rendaman air jahe. Selanjutnya membagikan kuesioner pretest yang berisi pola hidup terhadap kesehatan lansia. Berikutnya adalah praktek langsung pemeriksaan tekanan darah dan memberikan rendaman air jahe dilanjutkan dengan evaluasi menggunakan kuesioner postest dengan pertanyaan tentang pola hidup pada lansia. Pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi mengalami peningkatan sebesar 70%. Diharapkan semua pihak dapat meningkatkan pola hidup yang teratur terutama pada lansia dalam mewujudkan pola hidup sehat
Penyuluhan tentang penting perawatan payudara di PMB Sonia Rama Agustina; Deby Utami Siska Ariani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 7 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan Payudara adalah untuk memperlancar peredaran darah dan mencegah penyumbatan pada saluran susu sehingga memperlancar ASI dengan cara menjaga kebersihan dan menghindari puting susu yang lecet dan infeksi payudara. Salah satu perubahan fisik dalam masa nifas adalah laktasi. Terhambatnya pengeluaran ASI dipengaruhi salah satunya oleh karena pengeluaran hormon oksitosin yang tidak lancar, sehingga dapat menjadi pemicu terjadinya pembengkakan payudara (breast engorgement) yang berakibat pada rasa tidak nyaman yang dialami ibu pada masa nifas. Berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan melalui post test didapatkan bahwa pengetahuan peserta penyuluhan tentang pentingnya perawatan payudara meningkat sebanyak 70%. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak memiliki kendala apapun pada saat melakukan penyuluhan dan praktiknya. Setelah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pentingnya perawatan payudara maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini bermanfaat untuk ibu – ibu menyusui dalam mengatasi payudara bengkak. Diharapkan kepada tenaga kesehatan dan semua pihak yang terkait agar lebih meningkatkan upaya pemberian edukasi melalui kegiatan penyuluhan