Pudjo Asmoro, Pudjo
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gunung Api Lumpur di Daerah Cengklik dan Sekitarnya, Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah Bronto, Sutikno; Asmoro, Pudjo; Efendi, Mutiara
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 18, No 3 (2017): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.371 KB)

Abstract

District of Boyolali and surrounding area have manifestation of an old mud volcano deposits which is locally exposed in E-W direction, about 20 km length and 3-5 km wide, start from Cengklik Lake until western side of Solo River. The mud volcano deposits have clay-silt size and sand-gravel of scoriaceous basaltic andesite in Gununglondo village. Materials below the mud deposits are composed by dike or sills-like rocks which penetrate within the sediment layer and fill the fracture formed a diapiric and mud ball structure, whereas the loss materials tend to leave diatremal traces and surficial deposits. Data showed in this research illustrate the mud movement from subsurface to the earth surface which is comparable with volcanic eruptions. After reaching the surface, mud deposits form layers with some slight folded and faulted structure. Cengklik Lake depression is presumed to be paleo mud volcano crater. Cengklik and surrounding areas are rapidly develop due to the existence of Adisumarmo international airport and construction of Solo-Semarang–Surabaya toll road. Considering the geological condition below Cengklik and surrounding area, which is composed by mud volcano deposits and experienced many fracture, they assumed to be a weak zone. The main potential geological hazard is the surface deformation along the toll road because of its low capability to endure the road construction and vehicle weight. Other potential hazards are groundwater pollution, earthquake, and mud volcano reactivation. Therefore, sustainable research and geological hazard mitigation of Cengklik and surrounding areas are necessary to do. keywords: mud volcano, Cengklik, Boyolali, geological hazards, mitigation 
GEOLOGI GUNUNG SADAHURIP, KABUPATEN GARUT Asmoro, Pudjo
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 14, No 4 (2013): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.945 KB)

Abstract

Isu-isu adanya piramida Sadahurip telah merebak di media massa, elektronik dan dunia maya sejak awal tahun 2012. Kalangan masyarakat tertentu masih percaya, walaupun telah disanggah oleh beberapa ahli geologi dan arkeologi. Berdasarkan pandangan ilmu kegunungapian, G. Sadahurip merupakan gunung api tua yang merupakan parasit G. Talagabodas, dan muncul di dalam bukaan kawah berarah tenggara-baratlaut. G. Sadahurip berbentuk kerucut, dan disusun oleh aliran-aliran lava dan sebagian besar ditutupi oleh endapan jatuhan piroklastika berumur 13320 BP. Lembah Baturahong adalah lembah dalam yang terbentuk oleh proses erosi. Bercak-bercak warna putih pada permukaan bongkahan lava yang dianggap batu bertulis di Kp.Cicaparlebak merupakan endapan silika. Semua kenampakan tersebut menunjukkan bahwa G. Sadahurip bukan piramida hasil budaya manusia pra sejarah, tetapi sebuah gunung api tua, parasit G. Talagabodas yang terbentuk sebagai hasil erupsi efusif.Kata kunci : piramida, lembah baturahong, batu bertulis, gunung api tua, Sadahurip, Garut
LONGSORAN RAKSASA GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA – JAWA TENGAH Bronto, Sutikno; Ratdomopurbo, Antonius; Asmoro, Pudjo; Adityarani, Malia
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 4 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (701.383 KB)

Abstract

Longsoran raksasa merupakan longsoran sangat besar kerucut gunung api komposit ke arah tertentu sehingga membentuk kawah bukaan tapal kuda, yang dihadapannya terlampar endapan berbentuk topografi gumuk. Penyelidikan lapangan di daerah Godean dan sekitarnya, Kabupaten Sleman Yogyakarta telah menemukan endapan longsoran raksasa dari G. Merapi, yang membentuk topografi gumuk di tepi utara perbukitan batuan gunung api purba Godean. Sebaran sisa endapan longsoran Merapi itu menutupi area berukuran 2 km x 2 km dan ketinggian gumuk kurang dari 30 m di atas dataran di sekitarnya. Endapan longsoran masih sangat lepas, berupa fasies bongkah berlapis, yang tersusun oleh endapan piroklastika, aliran lava dan endapan rombakan. Seluruh endapan mengalami frakturasi sangat kuat, membentuk rekahan gergaji dan sesar minor sebagai akibat gerakan longsor. Endapan longsoran ini dapat terawetkan karena membentur dan tertahan oleh perbukitan batuan Tersier Godean. Dari G. Merapi sampai Godean endapan longsoran itu bergerak sejauh 30 – 35 km dengan volume mencapai 10 km3 dan daerah terlanda mencapai 300 km2. Ke arah selatan, material longsoran berubah menjadi aliran lahar, yang melanda daerah Bantul sampai di wilayah Pandak, berjarak 50 km dari G. Merapi. Di bagian barat lahar mengalir melalui K.Progo dan di sebelah timur mengikuti K. Bedog. Di bagian tengah endapan lahar tertahan oleh perbukitan batuan Formasi Sentolo sehingga menyisakan banyak bongkah besar andesit di wilayah Sedayu. Untuk mengantisipasi terulangnya bencana katastrofik longsoran G. Merapi pada masa mendatang diperlukan mitigasi yang lebih seksama.Kata kunci: Godean, longsoran raksasa, lahar, Merapi, Yogyakarta