Dewi Andang Prastika
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI DALAM MENURUNKAN PERILAKU HUBUNGAN SEKSUAL PADA REMAJA AWAL Grhasta Dian Perestroika; Dewi Andang Prastika
Journal of Nursing and Health Vol. 7 No. 2 (2022): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v7i2.231

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Pada masa remaja awal (10-14 tahun), hubungan seksual merupakan perilaku berisiko. Namun, kaitannya dengan pendidikan kesehatan reproduksi di Indonesia belum banyak diteliti secara luas.Tujuan: Untuk mengetahui peran jenis pendidikan kesehatan reproduksi dan tingkat paparannya terhadap penurunan keterlibatan hubungan seksual pada remaja awal. Metode: Penelitian cross sectional dilakukan pada 180 remaja awal yang berpotensi terlibat dalam hubungan seksual menggunakan metode respondent driven sampling (RDS). Studi kuantitatif ini dilaksanakan antara bulan Juli hingga Oktober 2019 di Kota Semarang. Untuk menganalisis data, digunakan regresi logistik multipel dengan menghitung adjusted odds ratio (AOR) menggunakan perangkat lunak Stata 13. Selain itu, bobot dari output RDSAT Tools juga diterapkan dalam analisis. Hasil: Tingkat paparan yang tinggi terhadap pendidikan kesehatan reproduksi dapat mengurangi keterlibatan remaja dalam hubungan seksual (AOR: 0,01, 95% CI: 0,00-0,11). Sumber-sumber pendidikan kesehatan reproduksi yang mencakup kombinasi dua jenis pendidikan (sumber pendidikan terstruktur dan tidak terstruktur) dapat mengurangi keterlibatan remaja dalam hubungan seksual (AOR: 0,13, 95% CI: 0,02-0,75). Kesimpulan: Temuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan seks pranikah terjadi pada remaja awal dan pendidikan kesehatan reproduksi terstruktur dapat mengurangi kemungkinan remaja terlibat dalam hubungan seks pranikah. Oleh karena itu, remaja awal membutuhkan pendidikan kesehatan reproduksi komprehensif yang terstruktur untuk meningkatkan kesehatan reproduksi mereka. Kata Kunci: seks pranikah; hubungan seksual; remaja awal; respondent driven sampling; pendidikan kesehatan reproduksi