Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ETNOBOTANI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) DI DESA PAGATAN BESAR KABUPATEN TANAH LAUT Muhammad Arief Fadhillah; Riya Irianti; Mahrudin
BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 5 No 1 (2023): BIOMA: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bioma.v5i1.2512

Abstract

Pemanfaatan tumbuhan oleh suatu etnis sering dikenal dengan sebutan etnobotani. Potensi lokal di lingkungan sekitar dapat dijadikan sebagai sumber belajar, khususnya tumbuh-tumbuhan dalam lingkup etnobotani. Tumbuhan Nyamplung (Calophyllum inophyllum) memiliki penyebaran dan manfaat di Desa Pagatan Besar yang mayoritasnya didominasi oleh Suku Banjar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji etnobotani tumbuhan Nyamplung di Desa Pagatan Besar Kabupaten Tanah Laut. Penelitian dilakukan secara langsung ke lapangan dengan teknik pengambilan data menggunakan teknik Snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan enam kajian etnobotani Nyamplung pada masyarakat Desa Pagatan Besar. Kajian botani Nyamplung merupakan tumbuhan berhabitus pohon dengan ciri khas buahnya yang bulat seperti bola kecil dan daunnya yang tebal. Kajian etno-farmakologi Nyamplung yaitu getah pada bagian daun digunakan sebagai obat sakit mata. Kajian etno-sosioantropologi tumbuhan Nyamplung memiliki mitos yang dipercaya masyarakat sebagai tempat tinggal makhluk halus karena memiliki percabangan yang rindang. Kajian etno-ekonomi Nyamplung pada bagian batangnya digunakan sebagai bahan pembuatan kayu bakar, arang, lesung, sampan, sedangkan bagian buahnya dapat dibuat lampu colok. Kajian etno-linguistik Nyamplung berasal dari suara ketika buahnya jatuh ke air, serta kajian etno-ekologi Nyamplung berfungsi sebagai peneduh, penahan abrasi pantai, dan penahan angin laut, serta populasi tumbuhan Nyamplung di wilayah tersebut termasuk ke dalam kategori tidak kritis karena jumlahnya 30 individu/km2. Kata kunci— Etnobotani, Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Suku Banjar
Analisis Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 Tahun 2023 Tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon Muhammad Arief Fadhillah
Doktrin: Jurnal Dunia Ilmu Hukum dan Politik Vol. 2 No. 4 (2024): Oktober : Jurnal Dunia Ilmu Hukum dan Politik
Publisher : Lembaga Pengembangan Kinerja Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59581/doktrin.v2i4.3923

Abstract

This research analyzes the Financial Services Authority Regulation Number 14 of 2023 concerning Carbon Trading through the Carbon Exchange, particularly related to the implementation of the principle of efficiency in reducing greenhouse gas emissions. The methodology employed is normative research with legislative, conceptual, and comparative approaches, along with the analysis of primary and secondary legal materials through literature study and syllogistic methods. The findings indicate that the principles of good legislative regulation and the principle of legality have not been optimally implemented, hindering the efficiency of carbon trading. Identified obstacles include the type, hierarchy, and substance of the regulation, the institutional framework governing carbon trading, and contradictions within the regulation. The research recommends that carbon trading be regulated under a specific law with a dedicated body focusing on this issue, along with adherence to the principles of good legislative formation. The author advises the government, through the Ministry of Environment and Forestry and the Financial Services Authority, to review carbon trading regulations, optimize the authority of the governing body, and ensure that the principle of efficiency is fulfilled.