Anik Istyowati
SMAN 8 Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Menciptakan Hasil Belajar Kognitif yang Tinggi pada Materi Vektor Kelas X dengan Model Pembelajaran Discovery Learning yang Terintegrasi dengan Pembelajaran Berdiferensiasi Intan Permatasari Ayunda Rasuli; Anik Istyowati; Hestyningtyas Yuli Pratiwi
Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidikan Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This research can find out that learning with the Discovery Learning model Integrated with Differentiated Learning can result in high student cognitive learning outcomes. The subjects of this study were students of class X-9 SMAN 8 Malang in the 2022/2023 academic year totaling 36 students with differentiation of learning styles consisting of visual, auditorial and kinesthetic. The type of research used is Classroom Action Research (CAR) with 3 cycles where each cycle consists of planning, action, observation and reflection stages. The learning outcome measurement instrument consists of questions that are adjusted to the learning outcome indicators, namely: knowledge, understanding, application, analysis, evaluation and creation. The result pf this study were in Cycle I obtained student learning outcomes of 48.42 with category of less and percentage of completeness of 11.11 percent, Cycle II amounted to 68.78 with a sufficient category and a percentage of completeness of 33.33 percent, and Cycle III was 80.02 with high category and percentage of classical completeness reached 72.22 percent. So it can be said that the Discovery Learning model integrated with Differentiated Learning can lead to high student cognitive learning outcomes on Vector material. Abstrak: Penelitian ini dapat mengetahui pembelajaran dengan model Discovery Learning yang Terintegrasi Pembelajaran Berdiferensiasi dapat mengakibatkan hasil belajar kognitif siswa tinggi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-9 SMAN 8 Malang Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 36 siswa dengan diferensiasi gaya belajar yang terdiri visual, auditorial dan kinestetik. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 3 siklus dimana setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen pengukuran hasil belajar terdiri dari soal-soal yang disesuaikan dengan indikator hasil belajar yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi dan penciptaan. Hasil dari penelitian ini adalah pada Siklus I memperoleh hasil belajar siswa 48,42 dengan kategori kurang dan persentase ketuntasan 11,11 persen, Siklus II sebesar 68,78 dengan kategori cukup dan persentase ketuntasan 33,33 persen, dan Siklus III adalah 80,02 dengan kategori tinggi dan persentase ketuntasan klasikal mencapai 72,22 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa model Discovery Learning yang Terintegrasi Pembelajaran Berdiferensiasi dapat mengakibatkan hasil belajar kognitif siswa tinggi pada materi Vektor.
Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Materi Vektor Hilwa Mar’atus Solihah; Hestiningtyas Yuli Pratiwi; Anik Istyowati
Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidikan Vol. 3 No. 9 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab rendahnya hasil belajar fisika yaitu kurangnya motivasi belajar siswa sebab siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sangat sulit yang hanya membahas rumus dan perhitungan yang begitu rumit, metode, strategi, dan model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi, selain itu lingkungan belajar yang monoton karena hanya di dalam ruangan, serta kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu alternatif penyelesaian masalah diatas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran talking stick. Penelitian ini bertujuan guna mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada materi vektor kelas X di salah satu SMA di Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian jenis Penelitian Tindakan Kelas, untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket motivasi belajar, soal pre tes, soal untuk mengetahui hasil belajar siswa disetiap siklusnya, dan catatan lapangan. Penelitian ini diperoleh data yaitu nilai rata- rata pre tes siswa (sebelum dilakukan pembelajaran) sebesar 59,5 ; sedangkan nilai rata- rata hasil belajar siklus 1 meningkat menjadi 71; kemudian nilai rata- rata hasil belajar siklus 2 meningkat menjadi 82,58; lalu nilai rata- rata hasil belajar siklus 3 meningkat menjadi 87,47. Data hasil motivasi belajar diperoleh rata- rata persentase motivasi belajar awal siswa sebesar 68,67 persen ; sedangkan rata- rata persentase motivasi belajar akhir siswa meningkat menjadi 77,47 persen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
Penerapan Inkuiri Terbimbing dan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Safril Taufiq Hidayat; Anik Istyowati; Hestiningtyas Yuli Pratiwi
Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, dan Pengelolaan Pendidikan Vol. 3 No. 9 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: This Research aims to improve critical thinking skills by applying guided inquiry models and differentiated learning. The critical thinking skills were analyzed through five indicators, namely: providing simple explanations, building basic skills, drawing conclusions, providing further explanations, and developing strategies and tactics (Ennis, 1995). The research was motivated by observation results indicating that 69 percent or the majority of students in one class did not possess critical thinking skills. However, critical thinking skills are considered one of the components that need to be developed in 21st-century skills (Zubaidah, 2020), in line with the implementation of the independent curriculum (Indarta et al., 2022). The research adopted the design of classroom action research by Kemmis and Taggart, implemented in three cycles, using guided inquiry and differentiation strategies, with learner characteristics analyzed through learning motivation. Each cycle involved actions to enhance critical thinking skills. The success of the actions was determined by the improvement of critical thinking skills and the learning mastery. The results showed an increase in critical thinking skills from 76 percent (cycle 1) to 80 percent (cycle 2), and further to 87 percent (cycle 3), while learning mastery also improved from 54 percent (cycle 1) to 69 percent (cycle 2), and finally reached 100 percent (cycle 3). Abstrak: Penelitian yang bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dan pembelajaran berdiferensiasi. Kemampuan berpikir kritis akan dianalisis melalui 5 indikator, yaitu: memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, membuat kesimpulan, membuat penjelasan lanjut, membuat strategi dan taktik (Ennis, 1995). Penelitian dilatarbelakangi dengan hasil observasi yang menunjukan dalam satu kelas 69 persen atau mayoritas belum memiliki kemampuan berpikir kritis. Padahal kemampuan berpikir kritis ialah salah satu komponen yang perlu dikembangkan dalam keterampilan abad 21 (Zubaidah, 2020), seiring dengan diterapkannya kurikulum merdeka (Indarta et al., 2022). Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas desain dari Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan dalam 3 siklus, menggunakan model inkuiri terbimbing dan strategi diferensiasi yang karakteristik peserta didiknya dianalisis melalui motivasi belajar. Setiap siklus dilakukan tindakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Keterberhasilan tindakan akan dilihat dari meningkatnya kemampuan berpikir kritis dan ketercapaian ketuntasan belajar secara klasikal. Hasil yang diperoleh kemampuan berpikir kritis meningkat dari 76 persen (siklus 1) menuju 80 persen (siklus 2) selanjutnya ke 87 persen (siklus 3), sedangkan ketuntasan belajar juga meningkat dari 54 persen (siklus 1) menuju 69 persen (siklus 2) dan selanjutnya ke 100 persen (siklus 3).