Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI ELEMEN “TANEAN” DAN ESENSI WANITA PADA RUMAH TRADISIONAL TANEAN LANJANG Felicia Ranita Angelica; Lilianny Sigit Arifin
JAMBURA Journal of Architecture Vol 5, No 1 (2023): JJoA : Juni 2023
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jjoa.v5i1.19227

Abstract

Tanean memiliki arti halaman tengah dan mengandung nilai kekerabatan dan nilai kerukunan yang kuat sebagai bagian dari Tanean Lanjang dan menjadi struktur utama untuk kesejahteraan hidup masyarakat Madura. Tanean atau halaman tengah ini memiliki aspek yang mendukung nilai sustainability yaitu fleksibilitas fungsi dan meningkatkan kesejahteraan pengguna. Selain itu masyarakat Madura juga juga meyakini bahwa perempuan harus dilindungi. Hal ini mendukung aspek sustainable untuk kesejahteraan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah apakah nilai-nilai sustainable dari rumah tradisional Tanean Lanjang masih relevan dan dapat diaplikasikan pada masa kini. Nilai sustainable pada Tanean Lanjang diaplikasikan sebagai parameter dalam mendesain ruang publik atau ruang bersama dan restroom. Ruang publik dan restroom dipilih menjadi fokus masalah karena pada area ini, sering terjadi tindak kejahatan terhadap perempuan. Dari data yang ada, diperoleh bahwa ruang publik semakin minim seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk. Penelitian ini memiliki sifat kualitatif dan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai sustainable pada tanean masih relevan hingga saat ini. Selain itu, ditemukan bahwa ruang publik sangat dibutuhkan terutama pada bangunan tinggi. Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa restroom yang minim sekat dan bersifat unisex dapat mendukung kesejahteraan perempuan.
Analisis Persepsi Penerapan Place Attachment Pada Rumah Susun Sewa ASN Nania Di Kota Ambon. Gloria Christabel Lilipory; Timoticin Kwanda; Lilianny Sigit Arifin
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 5 No. 2 (2023): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v5i2.13446

Abstract

Place Attachment adalah keterikatan manusia terhadap suatu tempat. Terwujudnya keterikatan ini ditentukan oleh identitas tempat, ketergantungan tempat dan ikatan sosial. Penelitian ini menganalisis keterikatan tempat rumah susun sewa ASN Nania di kota Ambon terhadap penghuninya melalui identifikasi 2 faktor keterikatan, yaitu ketergantungan tempat dan ikatan sosial. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, metode ini digunakan untuk dapat memecahakan masalah dan peneliti akan mengamati lapangan secara spesifik dan mendalam. Penelitian ini membuktikan bahwa keterikatan penghuni dengan rumah susun sewa dapat dilihat dari persepsi penghuni yang telah tinggal dan menghabiskan waktu pada rumah susun sewa dan kemudian dianalisis dengan menggunakan factor ketergantungan tempat dan faktor ikatan sosial.Keywords: keterikatan tempat, ketergantungan tempat, ikatan sosial, rumah susun sewa.
Kajian Bentuk Wind Turbine Aksial untuk Fasad Miring Bangunan Bertingkat Menengah Ronald Samuel Budiman; Lilianny Sigit Arifin; Feny Elsiana
Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture Vol. 6 No. 1 (2024): Advances in Civil Engineering and Sustainable Architecture
Publisher : Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/acesa.v6i1.14051

Abstract

Sumber daya alam yang semakin menipis menyadarkan akan pentingnya mencari alternatif lain untuk menghasilkan energi terbarukan. Kemunculan bangunan-bangunan bertingkat yang unik di Indonesia, seperti memiliki kemiringan pada fasad, memiliki potensi lebih besar untuk menghasilkan energi terbarukan melalui energi angin. Namun  kemiringan yang ada membuat wind turbine vertikal sulit diterapkan dengan mengikuti kemiringan yang ada. Poros wind turbine vertikal diletakan menjadi sejajar dengan permukaan tanah guna mengikuti kemiringan fasad yang membuatnya berputar secara aksial dan radial. Penelitian ini mengkaji 6 (enam) model yang berfokus melihat pengaruh modifikasi bentuk serta rasio D:H terhadap kemampuannya mengolah angin secara aksial (Cp) dan kecepatan rotasi minimum yang dibutuhkan (TSR). Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa wind turbine aksial tanpa modifikasi bentuk dengan rasio D/H 1:2 lebih baik untuk diterapkan pada fasad miring.