Septa Dwi Guna
Universitas Singaperbangsa Karawang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Alih Kode dan Campur Kode Guru-Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang Septa Dwi Guna; Hendra Setiawan; Uah Maspuroh
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v12i1.4615

Abstract

Pada situasi tertentu di dalam sekolah sering terjadi adanya fenomena bahasa, yaitu alih kode dan campur kode. Dalam situasi ini dapat terjadi karena guru maupun siswa memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda-beda selain bahasa utama bahasa Indonesia. Maka masalah yang dibahas adalah bentuk alih kode dan campur kode pada percakapan guru dengan siswa di SMA Korpri Karawang beserta faktor-faktor penyebab terjadinya. Tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode guru-siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang, serta mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini bersumber dari percakapan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang, yang kemudian ditranskripsi menjadi sebuah teks. Pengumpulan data menggunakan metode rekam dan catat, sedangkan teknik analisis data yang digunakan merupakan reduksi data, interpretasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis yang ditemukan, yaitu terdapat bentuk alih kode tag, alih kode antarkalimat, dan alih kode intrakalimat  dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Ada pun bentuk campur kode yang ditemukan, yaitu campur kode pada tataran kata, campur kode pada tataran frasa, dan campur kode pada tataran kalimat dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Dari masing-masing data tersebut disertai faktor-faktor penyebab terjadinya yang meliputi penutur, perubahan situasi tutur, kehadiran orang ketiga/hadirnya penutur ketiga, dan membangkitkan rasa humor.
Alih Kode dan Campur Kode Guru-Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang Septa Dwi Guna; Hendra Setiawan; Uah Maspuroh
Jurnal Pendidikan Bahasa Vol. 12 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan Bahasa
Publisher : IKIP PGRI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/bahasa.v12i1.4615

Abstract

Pada situasi tertentu di dalam sekolah sering terjadi adanya fenomena bahasa, yaitu alih kode dan campur kode. Dalam situasi ini dapat terjadi karena guru maupun siswa memiliki kemampuan berbahasa yang berbeda-beda selain bahasa utama bahasa Indonesia. Maka masalah yang dibahas adalah bentuk alih kode dan campur kode pada percakapan guru dengan siswa di SMA Korpri Karawang beserta faktor-faktor penyebab terjadinya. Tujuan penelitian ini, yaitu mendeskripsikan bentuk alih kode dan campur kode guru-siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang, serta mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini bersumber dari percakapan guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Korpri Karawang, yang kemudian ditranskripsi menjadi sebuah teks. Pengumpulan data menggunakan metode rekam dan catat, sedangkan teknik analisis data yang digunakan merupakan reduksi data, interpretasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis yang ditemukan, yaitu terdapat bentuk alih kode tag, alih kode antarkalimat, dan alih kode intrakalimat  dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Ada pun bentuk campur kode yang ditemukan, yaitu campur kode pada tataran kata, campur kode pada tataran frasa, dan campur kode pada tataran kalimat dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. Dari masing-masing data tersebut disertai faktor-faktor penyebab terjadinya yang meliputi penutur, perubahan situasi tutur, kehadiran orang ketiga/hadirnya penutur ketiga, dan membangkitkan rasa humor.