Dampak perceraian karena perselingkuhan pada remaja yang memasuki tahap perkembangan akhir menjadi sumber perasaan negatif dan permasalahan yang dapat menghambat kesejahteraan. Pemaafan diperlukan untuk mengatasi perasaan negatif tersebut dengan menciptakan perasaan positif dan kedamaian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemaafan remaja yang memiliki orang tua yang bercerai karena bapak melakukan perselingkuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan responden menggunakan purposefully select participants. Analisis data menggunakan teknik enam langkah oleh Creswell. Verifikasi data penelitian menggunakan triangulasi. Penelitian dilakukan kepada tiga remaja akhir dengan orang tua bercerai karena bapak berselingkuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemaafan pada remaja diungkapkan berdasarkan aspek kognitif, perasaan, dan perilaku mengenai perceraian orang tua terutama kepada bapak yang melakukan perselingkuhan. Remaja menunjukkan tiga model pemaafan yaitu pemaafan hampa, pemaafan diam, dan pemaafan utuh. Implikasi penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pemahaman terkait model pemaafan remaja terhadap orang tua yang bercerai karena bapak melakukan perselingkuhan.