Proses penuaan pada lansia berdampak pada perubahan fisik. Penurunan sistem organ yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif salah satunya Diabetes Melitus. Nenek S (65 tahun) menderita Diabetes Melitus tipe 2 dengan GDS 400 mg/dL, gejala hiperglikemia, polifagia, polidipsia, dan poliuria. Diagnosa keperawatan berdasarkan hasil pengkajian yaitu ketidakstabilan kadar glukosa darah dan resiko jatuh. Intervensi yang dilakukan berdasarkan panduan SLKI & SIKI adalah manajemen hiperglikemia dan pencegahan cedera ditambah dengan terapi non farmakologis Senam Kaki Diabetes dan Murrotal Al-Qur’an. Penelitian terkait membuktikan bahwa Senam Kaki Diabetes dan Murrotal Al-Qur’an. terbukti efektif dalam penurunan kadar gula darah pada pasien Diabetes Melitus tipe 2. Nenek S diberikan Senam Kaki Diabetes dan Murrotal Al-Qur’an selama 30 menit dalam 3 hari berturut-turut. Pada pelaksanaan terapi dilakukan pretest dan posttest untuk memonitoring kadar serta membandingkan hasilnya. Hasil implementasi dan evidence based practice selama 3 kali pertemuan menunjukkan penurunan kadar gula darah. Rata-rata kadar gula darah sebelum terapi yaitu sebesar 440 mg/dL dan setelah dilakukan terapi sebesar 387.67 mg/dL. Setelah dilakukan implementasi, Nenek S merasa lebih rileks, tenang dan otot-otot kaki lebih nyaman untuk digerakkan, serta rasa kesemutan dan kebas pada kakinya berkurang setelah pemberian terapi. Oleh karena itu, terapi Senam Kaki Diabetes dan Murrotal Al-Qur’an dapat direkomendasikan pada pasien Diabetes Melitus tipe 2 untuk penurunan kadar gula darah.