Pelayanan farmasi yang efisien sangat penting dalam sistem perawatan kesehatan di rumah sakit. Waktu tunggu obat yang lama dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien dan kegagalan pengobatan. Oleh karena itu, perlu adanya penilaian terhadap kebutuhan tenaga farmasi dalam mendukung pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan meningkatkan kualitas pelayanan farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara kebutuhan tenaga farmasi terhadap standar pelayanan minimal dalam kategori lama tunggu obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rumah Sakit X. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan jumlah sampel yang terpilih sebanyak 80 resep obat termasuk kategori obat racikan dan obat jadi. Variabel yang dibutuhkan adalah jumlah tenaga farmasi setiap hari, beban kerja tenaga farmasi, rasio tenaga farmasi terhadap jumlah pasien yang dilayani dihubungkan dengan lama tunggu obat yang dibutuhkan oleh pasien. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata waktu tunggu obat telah memenuhi standar pelayanan minimal yaitu 25 menit untuk resep obat jadi, dan 40 menit untuk obat racikan. Rata-rata presentasi tingkat kepatuhan terhadap SPM adalah 72,5%-85%. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah tenaga farmasi dan waktu tunggu resep obat jadi, namun tidak terdapat hubungan signifikan antara jumlah tenaga farmasi dan waktu tunggu resep racikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengelola rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan farmasi dan memenuhi standar pelayanan minimal.