Pendahuluan: Gangguan bipolar merupakan gangguan jiwa yang bersifat persistent, dialami seumur hidup, dan memiliki risiko tinggi terjadinya penyalahgunaan zat yang berdampak pada kualitas hidup yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengunaan zat dan kualitas hidup pada siswa SMA dengan risiko gangguan bipolar di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Metode: Penelitian ini adalah penelitian potong lintang pada 203 siswa SMA di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner demografi, kuesioner World Health Organization Quality of Life - BREF (WHOQOL-BREF), dan Alcohol, Smoking, and Substance Involvement Screening Test (ASSIST) yang diisi langsung oleh responden. Analisis data secara deskriptif dan bivariat (chi-square). Hasil: Sebanyak 96,6% responden didapatkan dengan risiko gangguan bipolar tipe I dan 3,4% tipe II. Terdapat (24,1%) responden dengan risiko gangguan bipolar disertai penggunaan zat dengan zat terbanyak pada laki-laki adalah tembakau (84,6%) dan pada perempuan adalah alkohol (60%). Gambaran kualitas hidup buruk pada responden perempuan dijumpai pada domain hubungan sosial (38,9%), sedangkan gambaran kualitas hidup buruk pada laki-laki dijumpai pada domain hubungan sosial (27,1%) dan lingkungan (27,1%). Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara penggunaan zat dan kualitas hidup domain hubungan sosial dengan risiko gangguan bipolar (p=0,001; 95% CI=1,505-5,659; OR=2,918). Simpulan: Penyandang gangguan bipolar dengan penggunaan zat memiliki kualitas hidup buruk pada domain hubungan sosial.