Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan analisis penggambaran gender dalam cerita rakyat Lutung Kasarung dalam konteks feminisme. Berangkat dari feminisme, penelitian ini mengkaji hak-hak perempuan dan kesetaraan dengan laki-laki. Melalui metode penelitian kualitatif, teknik analisis yang digunakan adalah analisis genre dan naratif, serta analisis hermeneutika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat Lutung Kasarung merupakan sebuah kritik sosial terhadap cara-cara patriarki yang telah dikonstruksi secara sosial. Kritik yang dilontarkan terkait dominasi laki-laki dalam sistem gender dibentuk kembali oleh medium massa (cerita rakyat) dalam terminologi liberal. Cerita Rakyat Lutung Kasarung menceritakan bahwa perempuan mempunyai kesempatan dan hak yang sama dengan laki-laki, yang hanya bisa diperoleh jika perempuan mampu menguasai dan mengendalikan lembaga-lembaga yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Selain itu, penulis juga ingin menyatakan bahwa tidak semua perempuan berbicara dengan satu suara. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa suara perempuan dibungkam secara sistematis, dan penulis ingin menunjukkan beberapa peran penting perempuan dan hak-hak perempuan dalam membangun masyarakatnya. . Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa realitas gender, baik yang dikonstruksi oleh masyarakat Sunda kuno maupun oleh pengarang, berasal dari kerangka konseptual patriarki.