Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HADHANAH DAN KEWAJIBAN ORANG TUA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Nyimas Lidya Pertiwi; Cici Nur Sa’adah
Syakhsiyah Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 1 (2022): Syakhshiyyah Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.075 KB) | DOI: 10.32332/syakhshiyyah.v2i1.4997

Abstract

Pengasuhan anak merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak seperti merawat, menagsuh, memberi nafkah, memberi pendidikan yang meliputi pendidikan agama, ibadah dan akhlak kepada anak, karena hal tersebut merupakan sebuah kewajiban bagi orang tua dalam pengasuhan dan akan menimbulkan hak yang harus dipenuhi dari kewajiban tersebut. Di desa Sulusuban ada orang tua yang di dugabelum memenuhi kewajiban dalam penhasuhan anak. Keluarga ibu IS dan keluarga ibu IN merupakan orang tua perempuan (ibu) tunggal yang telah putus perkawinan mempunyai anak yang di dugabelum dipenuhi hak nafkahnya oleh orang tua laki-laki (ayah). Keluarga bapak MS dan ibu PN di duga kurang memberikan pengawasan serta pengajaran kepada anak yang menyebabkan anak putus sekolah dan belum memberikan pengajaran agama dan ibadah kepada anak. Keluarga bapak SN dan ibu TH di duga belum memberikan kurang melakukan pengasawan terhadap anak dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak meniru perilaku tidak baik yang ada di lingkungan sekitarnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) bersifat deskriptif, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data digunakan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan cara berfikir deduktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan kewajiban orang tua dalam pengasuhan anak kurang berjalan dengan baik karena adanya problem yang dialami orang tua, seperti orang tua perempuan sulit mendapatkan pekerjaan karena pendidikan yang masih tergolong rendah dan kurangnya keterampilan yang dimiliki, kesibukan orang tua, kurangnya pemahaman orang tua tentang pemahaman agama dan ibadah, orang tua kurang memberikan pengawasan dan pengajaran kepada anak karena masih menganggap hal tersebut merupakan mutlak tugas dari lembaga pendidikan. Maka kewajiban orang tua tersebut kurang berjalan denga baik dan hak-hak anak dalam penhasuhan kurang terpenuhi.
PERILAKU ANAK TERHADAP PENITIPAN ORANG TUA DI PANTI JOMPO DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM Nyimas Lidya Pertiwi
Syakhsiyah Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 1 (2021): Syakhshiyyah Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.399 KB)

Abstract

Membangun keluarga yang harmonis ialah memiliki manfaat bagi setiap orang. Untuk mencapai keluarga bahagia, dalam islam mengatur dengan hak serta kewajiban antar anggota. Tercantum di dalamnya kewajiban anak terhadap orang tua. Sedangkan di dunia nyata yang tumbuh berbagi macam negara di dunia tercantum di indonesia saat ini, banyak anak yang menitipkan orang tua ke panti jompo. Melihat dari realitas ini menimbulkan persoalan yang menimpah alasan serta tujuan anak dalam menitipkan orang tua, setelah itu bagaimana kenyataan kehidupan orang tua yang terletak di panti, serta bagaimana status hukumnya bagi hukum islam Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku seorang anak yang menitipkan orang tua nya ke panti jompo di yayasan srikandi bandar surabaya lampung tengah. Penelitian ini menggunakan pengumpulan data dengan wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah ada beberapa alasan mengapa anak menitipkan orang tua: Pertama, disebabkan karena orang tua tersebut telantar tidak memiliki anak dan tidak ada keluarga yang mengurus. Kedua, karena seseorang anak yang tidak peduli dan meinggalkan orang tuanya tanpa rasa bersalah, kemungkinan anak kesel dengan perilakuan orang tua nya dulu pada saat masa muda. Ketiga, karena orang tua memiliki gangguan jiwa dan anak tidak sanggup merawatny. Adapun tujuan anak menitipkan di panti adalah supaya orang tua tidak kesepian, mendapat perawatan, perhatian, pendidikan, dan kebahagiaan. Dalam perihal penitipan orang tua, hukum Islam meninjau kesesuaian tujuan anak serta kenyataan yang dirasakan oleh orang tua. Kala orang tua menemukan kebahagiaan terletak di panti, kesesuaian antara tujuan, kenyataan, serta nas, telah terpenuhi sebab terdapatnya keridaan dari orang tua. Setelah itu kala memandang orang tua yang kurang menemukan kebahagiaan, hingga kesesuaian antara tujuan anak serta kenyataan tidak terpenuhi. Oleh sebab itu hukum Islam sangat menekankan pada tingkah laku anak dalam penitipan orang tua paling utama dalam perihal keridaan.