Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Nilai-Nilai Moral Terkandung dalam Tradisi Arakan Sahur di Kabupaten Tanjung Jabung Barat Ahmad Hariandi; Chika Orsalia Yovita Sari; Denisya Zahara; Hasta Purwindah Hapsari; Lailatul Badriatul Mubarokah
Jurnal Ilmiah Religiosity Entity Humanity (JIREH) Vol 5 No 1 (2023): JIREH: Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili dan Kejuruan (STTIK) Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37364/jireh.v5i1.133

Abstract

The people of Kuala Tungkal are characterized by this culture in their own unique way. The Arakan Sahur tradition is one that originates from Kuala Tungkal. In this tradition, members of the public play Malay musical instruments such as drums, kulintang, tambourines and bells to prepare food for the procession, which have been passed down from generation to generation. Today, this tradition is part of the annual calendar of West Tanjung Jabung Regency. As a result, researchers are interested in lifting this tradition to investigate its moral principles. An emic approach to qualitative research is used in this study. The findings of this study indicate that the Arakan Sahur tradition which has existed since the time of our ancestors and is still practiced today contains moral principles. Religious Values, Social Values, Cultural Values, Educational Values, and Cultural Values are the four moral values. This tradition must be protected and strengthened by continuing to carry out the Sahur Arakan tradition consistently during the holy month of Ramadan as a sign of Kuala Tungkal City residents and a form of appreciation for being given the opportunity to feel the atmosphere of Kuala Tungkal City. this fasting month. Masyarakat Kuala Tungkal dicirikan oleh budaya ini dengan caranya sendiri yang unik. Tradisi Sahur Arakan adalah salah satu yang berasal dari Kuala Tungkal. Dalam tradisi ini, anggota masyarakat memainkan alat musik Melayu seperti gendang, kulintang, rebana, dan genta untuk menyiapkan makanan arakan telah diwariskan secara turun-temurun. Hari ini, tradisi ini menjadi bagian dari kalender tahunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Akibatnya, para peneliti tertarik untuk mengangkat tradisi ini untuk menyelidiki prinsip-prinsip moralnya. Pendekatan emic untuk penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Sahur Arakan yang telah ada sejak zaman nenek moyang dan masih dipraktikkan hingga saat ini mengandung prinsip-prinsip moral. Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Budaya, Nilai Pendidikan, dan Nilai Budaya adalah empat nilai moral. Tradisi ini harus dilindungi dan dikukuhkan dengan terus melaksanakan tradisi Sahur Arakan secara konsisten selama bulan suci Ramadhan sebagai tanda warga Kota Kuala Tungkal dan bentuk penghargaan karena masih diberi kesempatan untuk merasakan suasana Kota Kuala Tungkal. bulan puasa ini.
Penguatan Identitas Manusia Indonesia Di Lingkungan Sekolah SDN 47/IV Kota Jambi Bunga Sekar Puspita; Chika Orsalia Yovita Sari; Denaya Ayu Mira Novianti; Emilia Putri; Adhe Wulandari; Destrinelli Destrinelli; Muhammad Sofwan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.9541

Abstract

Muncul pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1) Adakah tanda atau simbol tentang penghayatan terhadap nilai kebhinekatunggalikaan sebagai penguat identitas manusia indonesia di sekolah SDN 47/IV Kota Jambi 2) Apakah individu di dalamnya menjaga kerukuran dan sikap saling menghormati adanya perbedaan di sekolah SDN 47/IV Kota Jambi dan 3) Apakah penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila di SDN 47/IV Kota Jambi sudah diterapkan sebagai upaya penguatan identitas manusia Indonesia. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif Metode ini digunakan untuk meneliti objek yang bersifat alami dan peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu triangulasi (gabungan) data dan analisis data. Peneliti harus menggambarkan data sesuai dengan kenyataan tanpa menambah atau mengurangi yang ada secara holistik dan dideskripsikan menggunakan kata-kata dan bahasa. Penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia dilaksanakan dengan pengalaman dan penguatan profil pelajar pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkeBhinnekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif baik ketika berada dilingkungan sekolah maupun di dalam kelas. Nilai, norma serta etika yang selama ini terkandung dalam Pancasila, benar-benar menjadi bagian yang sangat utuh dan bulat dan bisa menyatu dengan kepribadian setiap warga sekolah. Sehingga, dapat membentuk pola perilaku, pola pikir serta pola tindakan dan memberikan arahan.Sistem pendidikan Indonesia disusun berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan mendasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai bentuk perwujudan nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Penerapan atau penanaman nilai- nilai setiap butiran pancasila yang harus diajarkan agar individu memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan karakter luhur bangsa dan tidak menyimpang dari nilai pancasila yang sesuai dengan sila-sila dalam pancasila. Pendidikan Karakter perlu menggunakan Pancasila sebagai dasar filosofis atau ideologis pelaksanaannya. Penggunaan Pancasila sebagai landasan filosofis dan ideologis pendidikan karakter akan mampu memberi arah pada sistem pengetahuan yang akan dibangun, sistem nilai-nilai yang akan dibina dan dikembangkan, dasar bagi pengembangan kompetensi yang akan mencerminkan karakter manusia Indonesia yang akan dibentuk, dan bagaimana pembentukan karakter manusia Indonesia seutuhnya akan dijalankan.