Naya Alia Risqienna
Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Perkembangan Varian Surabi Makanan Lokal Khas Bandung Yang Menjadi Daya Tarik Budaya Naya Alia Risqienna; Anisa Nur Khofifah; Lulu Auliya Nabilah
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan Budaya Vol 14, No 1 (2023): Jurnal Khasanah Ilmu - Maret 2023
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/khi.v14i1.14776

Abstract

Makanan tradisional ialah sebuah makanan dan minuman yang memiliki ciri khas juga rasa yang telah diterima suatu masyarakat serta biasa dikonsumsi oleh masyarakat dalam suatu wilayah tertentu. Metode Deskriptif Kualitatif Naratif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini, mengatakan Surabi adalah contoh dari makanan tradisional di Indonesia dan Surabi Imut adalah bentuk perwujudan dari jenis daya tarik budaya. Surabi adalah salah satu jajanan pasar Indonesia yang digemari sejak didirikan pada tahun 1923. Bentuk Surabi serupa dengan pancake, akan tetapi ukurannya lebih mungil serta tebal. Tepung terigu atau tepung beras merupakan bahan utama yang digunakan dan di panggang memakai cetakan yang terbuat dari tanah liat dan tungku yang bersifat tradisional, disajikan dengan taburan manis, asin, pedas, dan kinca. Surabi Imut merupakan pelopor pertama Surabi dengan varian yang baru dan beragam rasa, hal ini menjadi bentuk “Daya Tarik Budaya”. “Daya Tarik budaya” merupakan sesuatu yang diincar atau dikunjungi oleh wisatawan akan keanekaragaman kekayaan alam, kekayaan budaya, keindahan, keunikan juga karya dari masyarakat setempat. Budaya adalah suatu seni, kepercayaan, pengetahuan, moralitas, ilmu pengetahuan, tradisi, keterampilan dan kegiatan lain yang diulangi dan didapat oleh masyarakat sebagai anggota diperoleh. Gastronomi ialah perpaduan beragam cara yang melibatkan hal-hal apapun mengenai makanan dan minuman.Penelitian ini sangat interdisipliner dan menanyakan, "How (bagaimana), Where (di mana), When (kapan), Why (mengapa). (Didin, Noor, & Rohendi, 2018)