Endah Suprihatin
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR PENYEBAB PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI Alif Nurul Lailia; Sri Hardi Wuryaningsih; Endah Suprihatin; padoli padoli
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i3.50

Abstract

ABSTRAK Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal pada bayi . Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018), menyatakan di Indonesia jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 37,3%, bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum berumur 6 bulan sebanyak 9,3% dan 3,3% bayi mendapatkan ASI prodominan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel adalah ibu yang memberikan makanan dan minum selain ASI di wilayah kerja puskesmas pacarkeling Surabaya sejumlah 50 sampel diambil menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuisioner. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memberikan MP-ASI dini memiliki pengetahuan yang cukup (63%). Ibu yang bekerja diluar rumah sebagian besar sebanyak (63%). petugas kesehatan tidak mendukung kepada ibu tentang pemberian MP-ASI pada usia bayi dibawah 6 bulan sebanyak 100%. Diharapkan peran petugas kesehatan meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang pemberian MP-ASI lebih dari 6 bulan di masyarakat. Kata kunci : MP-ASI, pengetahuan, pekerjaan ibu dan dukungan petugas kesehatan. ABSTRACT Giving weaning food (MP-ASI) since a 6-month-old baby is one of the factors that influence optimal growth and development in infants. According to Basic Health Research (2018), states in Indonesia the number of babies who get exclusive breastfeeding is 37.3%, babies who get MP-ASI before 6 months of age are 9.3% and 3.3% of babies get prodominan breast milk. This research is a descriptive study. Samples are mothers who provide food and drink in addition to breast milk in the working area of ​​Surabaya pacarkeling health center with 50 samples taken using the total sampling method. Data was collected by interviews and questionnaires. Data analysis used frequency distribution tables. The results showed that mothers who provided weaning food had sufficient knowledge (63%). The majority of mothers who work outside the house (63%). health workers provide support to mothers about giving MP-ASI at the age of babies over 6 months as much as 100%. It is expected that the role of health workers will increase the frequency of extension workers about the provision of MP-ASI for more than 6 months. Keywords: MP-ASI, knowledge, mother's work and support of health workers
FAKTOR PENYEBAB PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI Alif Nurul Lailia; Sri Hardi Wuryaningsih; Endah Suprihatin; padoli padoli
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 16 No. 3 (2022)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v16i3.50

Abstract

ABSTRAK Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal pada bayi . Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018), menyatakan di Indonesia jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 37,3%, bayi yang mendapatkan MP-ASI sebelum berumur 6 bulan sebanyak 9,3% dan 3,3% bayi mendapatkan ASI prodominan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sampel adalah ibu yang memberikan makanan dan minum selain ASI di wilayah kerja puskesmas pacarkeling Surabaya sejumlah 50 sampel diambil menggunakan metode total sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara dan kuisioner. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang memberikan MP-ASI dini memiliki pengetahuan yang cukup (63%). Ibu yang bekerja diluar rumah sebagian besar sebanyak (63%). petugas kesehatan tidak mendukung kepada ibu tentang pemberian MP-ASI pada usia bayi dibawah 6 bulan sebanyak 100%. Diharapkan peran petugas kesehatan meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang pemberian MP-ASI lebih dari 6 bulan di masyarakat. Kata kunci : MP-ASI, pengetahuan, pekerjaan ibu dan dukungan petugas kesehatan. ABSTRACT Giving weaning food (MP-ASI) since a 6-month-old baby is one of the factors that influence optimal growth and development in infants. According to Basic Health Research (2018), states in Indonesia the number of babies who get exclusive breastfeeding is 37.3%, babies who get MP-ASI before 6 months of age are 9.3% and 3.3% of babies get prodominan breast milk. This research is a descriptive study. Samples are mothers who provide food and drink in addition to breast milk in the working area of ​​Surabaya pacarkeling health center with 50 samples taken using the total sampling method. Data was collected by interviews and questionnaires. Data analysis used frequency distribution tables. The results showed that mothers who provided weaning food had sufficient knowledge (63%). The majority of mothers who work outside the house (63%). health workers provide support to mothers about giving MP-ASI at the age of babies over 6 months as much as 100%. It is expected that the role of health workers will increase the frequency of extension workers about the provision of MP-ASI for more than 6 months. Keywords: MP-ASI, knowledge, mother's work and support of health workers
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Choking Management Pada Early Chilhood Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Ibu Enung Mardiyana Hidayat; Erin Widyawati; Hilmi Yumni; Endah Suprihatin
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.147

Abstract

Pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menangani kondisi darurat pada anak, seperti tersedak atau choking, sangat penting untuk mencegah risiko kecelakaan yang dapat berakibat fatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan mengenai manajemen choking pada anak usia dini terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menangani kejadian choking. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan pendekatan One grup Pretest-Posttes. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai choking management. Hasil penelitian ini menunjukan pengetahuan ibu (83%) dan keterampilan (97%) berada dalam kategori baik setelah dilakukan intervensi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan dan keterampilan ibu setelah mengikuti pendidikan kesehatan (p<0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan kesehatan mengenai manajemen choking pada anak usia dini efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu. Oleh karena itu, disarankan agar pendidikan kesehatan seperti ini diperluas dan rutin dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan akibat choking pada anak.  Kata Kunci : Pengetahuan, Keterampilan, Pendidikan Kesehatan, Choking Management. ABSTRACT Maternal knowledge and skills in dealing with child emergencies, such as choking, are very important to prevent the risk of accidents that can be fatal. This study aims to determine the effect of health education on choking management in early childhood on improving mothers' knowledge and skills in handling choking events. This study used a quasy experimental design with a one group pretest-posttest approach. Data were collected through questionnaires to measure mothers' knowledge and skills before and after being given health education on choking management. The results of this study showed that mothers' knowledge (83%) and skills (97%) were in the good category after the intervention. The results showed a significant increase in mothers' knowledge and skills after attending health education (p<0.05). This study concluded that health education on choking management in early childhood is effective in improving mothers' knowledge and skills. Therefore, it is recommended that health education like this be expanded and routinely conducted to reduce the risk of choking accidents in children. Keywords: Knowledge , skill, health education, choking management.
Terapi Musik Menurunkan Kecemasan Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii Di Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya Rafida Indah Wastantri; Joko Suwito; Endah Suprihatin; Aida Novitasari
JURNAL KEPERAWATAN Vol. 18 No. 2 (2024)
Publisher : JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/nersbaya.v18i2.171

Abstract

ABSTRAK Pasien DM termasuk DMT2 sering mengalami kecemasan akibat penyakit yang dideritanya dan perubahan hidup yang mendadak. Kecemasan apabila tidak dikelola dengan tepat dapat mengakibatkan terjadinya berbagai komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek terapi musik terhadap kecemasan pada pasien diabetes tipe 2. Jenis penelitian ini quasi eksperimen dengan  pendekatan one grou pre post . 40 pasien diabetes tipe 2 yang berobat  di Puskesmas Perak Timur Surabaya dijadikan sampel penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian terapi musik dan variabel terikat adalah kecemasan. Pengumpulan data kecemasan menggunakan skala HARS, Untuk mengetahui efektifitas intervensi dilakukan analisis hasil uji Wilcoxon. Hasil penelitian diperoleh sebelum pemberian terapi musik sebagian kecil(12,5%)  pasien mengalami kecemasan ringan, hampir seluruhnya (87%) mengalami kecemasan sedang. Setelah pemberian terapi musik, sebagian besar (55%) pasien  DM tipe 2 mengalami kecemasan ringan dan hampir setengahnya(45%) mengalami kecemasan sedang. Terdapat perbedaan terapi musik terhadap kecemasan p =0,000 (p<0,05), artinya terapi musik menurunkan kecemasan pasien Diebetes mellitus tipe 2. Terapi musik dapat menjadi pilihan non-farmakologis yang efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien diabetes tipe 2 Kata kunci: Terapi Musik, Kecemasan, Diabetes Melitus Tipe II   ABSTRACT DM patients including T2DM often experience anxiety due to their disease and sudden life changes. Anxiety if not managed appropriately can lead to various complications. The purpose of this study was to determine the effect of music therapy on anxiety in patients with type 2 diabetes. This type of research is quasi-experimental with a one-group pre post approach. 40 patients with type 2 diabetes who seek treatment at Puskesmas Perak Timur Surabaya were used as research samples. The independent variable in this study is the provision of music therapy and the dependent variable is anxiety. To determine the effectiveness of the intervention, the results of the Wilcoxon test were analyzed. The results obtained before the provision of music therapy, a small proportion (12.5%) of patients experienced mild anxiety, almost all (87%) experienced moderate anxiety. After giving music therapy, most (55%) patients with type 2 DM experience mild anxiety and almost half (45%) experience moderate anxiety. There is a difference in music therapy on anxiety p = 0.000 (p < 0.05), meaning that music therapy reduces the anxiety of patients with type 2 diabetes mellitus. Music therapy can be an effective non-pharmacological option to reduce anxiety levels in patients with type 2 diabetes.  Keywords: Music Therapy, Anxiety, Type II Diabetes Mellitus