Ernawati Ernawati
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Tarumanagara, Jakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Faktor Risiko Kejadian Hemoroid pada Pekerja Usia Produktif Felisitas Sinta Widowati; Ernawati Ernawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 04 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i04.2092

Abstract

Hemoroid merupakan salah satu penyakit rektum yang disebabkan oleh pembesaran serta inflamasi vena pada dubur yang bersumber dari hemorrhoidal plexus. Insiden penyakit hemoroid pada pekerja di Indonesia masih tinggi dengan berbagai faktor risikonya. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berbagai faktor risiko dengan kejadian hemoroid pada pekerja usia produktif di perusahaan pra beton Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dengan pengisian kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa jumlah pekerja yang mengalami hemoroid sebanyak 30 responden (21,89%) dari 137 pekerja. Berdasarkan uji statistik, didapatkan tiga faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hemoroid yaitu konstipasi (nilai p = 0,000), keturunan (nilai p = 0,002), dan pola buang air besar (nilai p = 0,002). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu konsumsi serat, usia, lama duduk, hubungan seks, pemasukan cairan, dan aktivitas fisik, nilai p > 0,05. Konsumsi serat, usia, lama duduk, pemasukan cairan, dan aktivitas fisik menunjukkan risiko >1 kali untuk terjadinya hemoroid. Konstipasi, keturunan, dan hubungan seks menunjukkan risiko >3 kali untuk terjadinya hemoroid. Pola buang air besar menunjukkan risiko >4 kali untuk terjadinya hemoroid. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kejadian hemoroid di Perusahaan Pra Beton Indonesia dipengaruhi oleh konstipasi, keturunan, dan pola buang air besar.
LAPORAN KASUS: KUNJUNGAN GEA DENGAN GIZI KURANG PADA AN. CS MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI SINDANG JAYA Evelin Maharani Widjaja; Amirah Dea Putri Zahirah; Desi Natalia; Ernawati Ernawati
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v11i1.233

Abstract

Abstrak Gastroenteritis akut (GEA) adalah radang lambung, usus kecil, atau usus besar yang ditandai dengan kombinasi sakit perut, kram, mual, muntah, dan diare yang berlangsung <14 hari. Gizi kurang merupakan kondisi seseorang yang memiliki nutrisi di bawah angka rata-rata. Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), jumlah penduduk yang menderita kekurangan gizi di dunia mencapai 768 juta orang pada 2020, naik 18,1% dari tahun sebelumnya sebesar 650,3 juta orang. Kasus gizi kurang pada anak di Puskesmas Sindang Jaya sejak Januari – Juni 2023 dilaporkan sebanyak 74 kasus dengan rentang usia 0 – 12 tahun berdasarkan pengukuran di kurva pertumbuhan. An. CS menderita GEA dengan gizi kurang yang menyebabkan tumbuh kembang tidak optimal. An. CS laki-laki berusia 10 tahun datang ke Puskesmas Sindang Jaya dengan keluhan BAB cair dan tubuh yang lebih kecil dibandingkan teman seusianya. Orang tua pasien kurang mengetahui penanganan gizi yang tepat untuk An. CS. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis GEA dengan gizi kurang. Dilakukan pendekatan kedokteran keluarga dengan menggunakan Mandala of Health untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah An. CS. Setelah dilakukan pendekatan kedokteran keluarga dengan menggunakan Mandala of Health selama 4 minggu, berat badan pasien sudah meningkat dari 23 kg menjadi 25 kg. Pasien sudah menerapkan gizi sehat dan seimbang, menjaga personal hygiene, dan konsumsi obat cacing setiap 6 bulan. Pendekatan kedokteran keluarga mampu menyelesaikan masalah GEA, memperbaiki pola makan dan perilaku kesehatan serta meningkatkan berat badan pasien. Pasien sudah menerapkan pola makan gizi sehat dan seimbang, menjaga personal hygiene, dan konsumsi obat cacing setiap 6 bulan. Diharapkan dengan mengikuti semua intervensi yang diberikan, maka pasien dapat mencapai berat badan dan tinggi yang sesuai dengan usia sehingga tumbuh kembangnya optimal. Abstract A Case Report of AGE with Underweight on Child Cs Using A Family Medicine Approach in Sindang Jaya Acute gastroenteritis (AGE) is inflammation of the stomach, small intestine or large intestine which is characterized by a combination of abdominal pain, cramps, nausea, vomiting and diarrhea that lasts < 14 days. Malnutrition is a condition of someone who has nutrition below the average rate. According to a report by the Food and Agriculture Organization (FAO), the number of people suffering from malnutrition in the world will reach 768 million people in 2020, an increase of 18.1% from the previous year of 650.3 million people. Cases of malnutrition in children at the Sindang Jaya Health Center from January to June 2023 were reported as many as 74 cases with an age range of 0-12 years based on measurements on the growth curve. Child CS who suffers from AGE with malnutrition can cause the child's growth and development to be suboptimal. Child CS, a 10 years old boy, came to the Sindang Jaya Health Center with complaints of loose stools and a smaller body than his peers. The patient's parents do not know about proper nutritional management for Child CS. Based on the history and physical examination, the patient was diagnosed with GEA and malnutrition. This study used family medicine approach using the Mandala of Health to identify and solve the problem. After taking a family medicine approach using the Mandala of Health for 4 weeks, the patient's weight had increased from 23 kg to 25 kg. The patient have been implement healthy and balanced nutrition, maintain personal hygiene, and take worm medicine every 6 months. The family medicine approach is able to solve AGE problems, improve patient’s eating pattern and health behavior and increase the patient’s body weight. The patient already implement healthy and balanced nutrition, maintain personal hygiene, and take worm medicine every 6 months. It is hoped that by following all the interventions provided, patients can achieve weight and height appropriate for their age so that their growth and development is optimal.
Faktor Risiko Kejadian Hemoroid pada Pekerja Usia Produktif Felisitas Sinta Widowati; Ernawati Ernawati
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 12 No 04 (2023): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikm.v12i04.2092

Abstract

Hemoroid merupakan salah satu penyakit rektum yang disebabkan oleh pembesaran serta inflamasi vena pada dubur yang bersumber dari hemorrhoidal plexus. Insiden penyakit hemoroid pada pekerja di Indonesia masih tinggi dengan berbagai faktor risikonya. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan berbagai faktor risiko dengan kejadian hemoroid pada pekerja usia produktif di perusahaan pra beton Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional analitik dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dengan pengisian kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa jumlah pekerja yang mengalami hemoroid sebanyak 30 responden (21,89%) dari 137 pekerja. Berdasarkan uji statistik, didapatkan tiga faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hemoroid yaitu konstipasi (nilai p = 0,000), keturunan (nilai p = 0,002), dan pola buang air besar (nilai p = 0,002). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan yaitu konsumsi serat, usia, lama duduk, hubungan seks, pemasukan cairan, dan aktivitas fisik, nilai p > 0,05. Konsumsi serat, usia, lama duduk, pemasukan cairan, dan aktivitas fisik menunjukkan risiko >1 kali untuk terjadinya hemoroid. Konstipasi, keturunan, dan hubungan seks menunjukkan risiko >3 kali untuk terjadinya hemoroid. Pola buang air besar menunjukkan risiko >4 kali untuk terjadinya hemoroid. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kejadian hemoroid di Perusahaan Pra Beton Indonesia dipengaruhi oleh konstipasi, keturunan, dan pola buang air besar.