Pada akhir Desember 2019, wabah novel coronavirus menyebar ke seluruh penjuru dunia, menyebar begitu cepat sehingga WHO menyatakannya sebagai pandemi global. Situasi ini berimplikasi pada aktivitas ekonomi global, termasuk arus perdagangan internasional. Hal ini telah menghambat kegiatan impor dan ekspor, yang menyebabkan harga beberapa bahan makanan lebih tinggi dan mempengaruhi beberapa bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh praktek manajemen rantai pasok terhadap kinerja ekspor dengan mediasi kinerja rantai pasok pada lima perusahaan yang bergerak di bidang ekspor di salah satu perusahaan freight forwarder di Jakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang bersumber dari penyebaran kuesioner kepada karyawan pada lima perusahaan yang bergerak di bidang ekspor di salah satu perusahaan freight forwarder di Jakarta. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 202 sampel dari lima perusahaan yang bergerak di bidang ekspor di salah satu perusahaan freight forwarder di Jakarta. Analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu SEM dengan menggunakan software IBM AMOS 24 untuk melakukan pengujian validitas, reliabilitas serta statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Integrasi Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Ekspor, Integrasi Pemasok berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Rantai Pasok. Begitupun sebaliknya. Hal ini membuktikan bahwa integrasi pelanggan tidak terlalu berdampak pada kinerja rantai pasok. Ini menunjukan bahwa integrasi pelanggan yang di lakukan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor atau biasa disebut sebagai eksportir tidak terlalu atau bahkan tidak sama sekali memberikan manfaat pada kinerja rantai pasok.