Gagal jantung merupakan sindroma klinis oleh adanya kelainan struktural maupun fungsional jantung. Gagal jantung sering dijumpai berdampingan dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Penyakit komorbiditas antara gagal jantung dan PPOK memiliki keterkaitan sehingga memengaruhi pemilihan terapi. Pemberian b-blocker umum diberikan dalam perawatan pasien gagal jantung, sedangkan pada gagal jantung dengan PPOK dikenal cukup menguntungkan untuk menurunkan mortalitas dan menurunkan eksaserbasi. Untuk mengetahui pengaruh b-blocker terhadap prognosis gagal jantung dengan/tanpa PPOK ditinjau dari BNP, NT-proBNP, dan FEV-1. Penelitian ini merupakan systematic review dari literatur yang dipublikasi pada PubMed, Science Direct, dan ClinicalTrial.gov. Sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi melibatkan 5 literatur dengan total 459 partisipan. Unsur yang dianalisis yaitu efikasi ð›½-blocker terhadap nilai klinis meliputi FEV-1, NT- proBNP, dan plasma BNP pada pasien gagal jantung dengan/tanpa PPOK. Keseluruhan artikel yang ditelaah dalam systematic review ini merupakan studi Randomized Controlled Trials (RCT). Studi komparasi seluruh penelitian memaparkan penurunan kadar BNP dan NT-proBNP pada seluruh populasi gagal jantung dengan/tanpa PPOK lebih signifikan oleh pemberian carvedilol namun berisiko menurunkan nilai FEV-1 pada gagal jantung dengan PPOK. Pada pemberian bisoprolol tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap perbaikan BNP atau NT-proBNP namun mampu meningkatkan hasil FEV-1 pada total populasi. Pemberian b-blocker pada gagal jantung dengan/tanpa PPOK dapat dijadikan pertimbangan sebagai terapi pilihan disesuaikan dengan selektivitas kinerja golongan obat dalam blokade reseptor serta perlu dilakukan titrasi dosis untuk mengetahui efek dosis minimum hingga toleransi maksimum.