p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Basataka (JBT)
Antonius Sahat Gabe Sinaga
Universitas Kristen Satya Wacana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEMIOTIKA SIJAGURON DALAM ADAT SAUR MATUA BATAK TOBA DI KECAMATAN SUMBUL PEGAGAN Antonius Sahat Gabe Sinaga; Tony Tampake
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 6 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/basataka.v6i1.208

Abstract

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan Sijagaron sebagai salah satu ciri suku Batak Toba. Dalam upacara adat Saur Matua Batak Toba, digunakan Sijagaron. Kajian ini berfokus pada Sijaguron yang digunakan dalam upacara pemakaman adat Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendorong generasi milenial untuk lebih menghargai budaya. Karena data dikumpulkan langsung dari lapangan, metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode analisis Charles Sanders Pierce, penulis menelusuri makna semiotik yang terdapat pada Sijagaron. Kehidupan suku Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan tidak bisa dipisahkan dari Sijagaron, menurut hasil penelitian dan diskusi mereka. Suku Batak Toba menganggap Sijaguron sebagai representasi keberhasilan atau keberhasilan dalam upacara pemakaman. Hanya upacara pemakaman adat Batak Toba Saur Matua yang melibatkan Sijagaron. Selama jenazah masih berada di dalam rumah, Sijagaron diletakkan di dekat kepala almarhum (sesuai aturan daerah masing-masing). Suku Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan menganut nilai-nilai Sijagaron yang meliputi, seni, restu, kasih sayang, hormat, amanah, melayani, harapan, dan sebagai tanda terima kasih.
SEMIOTIKA ULOS HELA DAN MANDAR HELA DALAM ADAT PERNIKAHAN BATAK TOBA DI KECAMATAN SUMBUL PEGAGAN Walex Rusting; Antonius Sahat Gabe Sinaga
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 6 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36277/basataka.v6i1.207

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan ulos sebagai salah satu ciri khas suku Batak Toba. Setiap upacara adat Batak Toba menggunakan ulos. Kajian ini berfokus pada Ulos Hela dan Mandar Hela, dua ulos yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Batak Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengingatkan generasi milenial agar lebih memahami dan menghargai budayanya. Informasi yang dikumpulkan diambil langsung dari tempat kejadian. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Penulis mengkaji signifikansi semiotika Ulos Hela dan Madar Hela di Kecamatan Ambul Pegagan dengan menggunakan pendekatan analitis Charles Sanders Piere. Ulos, menurut suku Batak Toba, merupakan karya budaya praktis yang menangkap semua kepercayaan masyarakat yang mendukungnya. Proses pemberian ulos hela dan mandar hela hanya dilakukan pada saat akad nikah. Mandar hela diserahkan setelah hela ulos, yaitu barang pertama yang diberikan kepada calon suami. Suku Batak Toba di Kecamatan Sumbul Pegagan menganut nilai-nilai Ulos Hela dan Mandar Hela sebagai nilai kasih sayang, kepercayaan, pengharapan, berkat, kedewasaan dan pelayanan.