Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Evaluasi Sistem Surveillance HIV/AIDS Di Kota Bogor Arabia Arabia; Ike Nurjana Tamrin; Muhammad Asikin; Muhammad Nuralamsyah; Syarifudin Syarifudin; Bahrudin Bahrudin; I Takko Podding; M.Saleng Saleng
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 2 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i2.252

Abstract

HIV/AIDS is currently still a major global public health challenge, including in Indonesia, especially in the city of Bogor. Surveillance is very important as an early warning of potential threats to public health and monitoring functions for specific disease programs. HIV data in Bogor City illustrates efforts to achieve HIV AIDS elimination which has been agreed at the global level that in 2030 it could reach 95-95-95 for treatment, where 95% of PLWHA know the status, 95% of PLWHA who know the status get treatment, and 95 % of people living with HIV who were treated for virus suppression is still far from the expected target. This study aims to obtain an overview of the implementation of the HIV surveillance system in Bogor City in 2021.The study design in this research is descriptive observational to describe the surveillance system based on the components and attributes of the surveillance system. Data collection was carried out by interviewing HIV program managers at puskesmas, hospitals, and the Bogor City health office using a structured questionnaire. Data analysis was carried out descriptively and the results were compared with achievement of HIV surveillance indicators. The results of the analysis are presented in the form of tables, graphs, pictures and narratives.The evaluation showed that the main functional components, supporting functions, and attributes of the HIV surveillance system in Bogor City were not optimal so that the indicators for PLHIV receiving ARV treatment (27.7%) and HIV suppression (57.3%) were not achieved. ) which is an effort to accelerate the fast track towards ending the AIDS epidemic in 2030.he HIV surveillance system is not yet optimal due to limited resource capabilities including the provision of services capable of testing and treatment as well as the competence of officers, for this reason it is necessary to strive for all hospitals and health centers in Bogor City to become services capable of standard HIV testing and treatment so as to expand community access to services screening, diagnostics and treatment, the need to increase the capacity of officers in providing quality services and supported by strengthening cross-sectoral commitment and program management. Keywords: Bogor City,HIV, Surveillance System
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KEJADIAN PNEMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS LAPADDE KOTA PAREPARE Muhammad Asikin; I Takko Podding; Muhammad Nasir
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.440

Abstract

Pneumonia pada balita masih menjadi masalah kesehatan utama untuk di Indonesia. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat pnemonia. Salah satu upaya untuk menurunkan adalah dengan mengetahui infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pnemonia pada anak balita di Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung ke Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 13 sampel. Hasil penelitian dengan total sampling 13 balita didapatkan hanya ada 1 faktor risiko yang berhubungan secara bermakna yaitu adanya anggota keluarga yang merokok di dalam rumah dan faktor risiko lainnya yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pnemonia, status gizi, riwayat pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasi dapat dikatakan bahwa faktor tersebut tidak berhubungan dengan pnemonia pada balita. Kegiatan edukasi tentang peningkatan pemberian ASI eksklusif dan nutrisi kepada orang tua balita perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pnemonia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pnemonia pada balita adalah pendidikan ibu, jenis kelamin balita, tingkat pengetahuan ibu tentang pnemonia, keberadaan anggota keluarga yang merokok, status gizi, riwayat pemberian ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi secara bersama-sama berperan terhadap kejadian pnemonia pada balita di Puskesmas Lapadde Kota Parepare Kata kunci: Balita, faktor risiko, pneumonia
Evaluasi Sistem Surveillance HIV/AIDS Di Kota Bogor Arabia Arabia; Ike Nurjana Tamrin; Muhammad Asikin; Muhammad Nuralamsyah; Syarifudin Syarifudin; Bahrudin Bahrudin; I Takko Podding; M.Saleng Saleng
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18 No 2 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i2.252

Abstract

HIV/AIDS is currently still a major global public health challenge, including in Indonesia, especially in the city of Bogor. Surveillance is very important as an early warning of potential threats to public health and monitoring functions for specific disease programs. HIV data in Bogor City illustrates efforts to achieve HIV AIDS elimination which has been agreed at the global level that in 2030 it could reach 95-95-95 for treatment, where 95% of PLWHA know the status, 95% of PLWHA who know the status get treatment, and 95 % of people living with HIV who were treated for virus suppression is still far from the expected target. This study aims to obtain an overview of the implementation of the HIV surveillance system in Bogor City in 2021.The study design in this research is descriptive observational to describe the surveillance system based on the components and attributes of the surveillance system. Data collection was carried out by interviewing HIV program managers at puskesmas, hospitals, and the Bogor City health office using a structured questionnaire. Data analysis was carried out descriptively and the results were compared with achievement of HIV surveillance indicators. The results of the analysis are presented in the form of tables, graphs, pictures and narratives.The evaluation showed that the main functional components, supporting functions, and attributes of the HIV surveillance system in Bogor City were not optimal so that the indicators for PLHIV receiving ARV treatment (27.7%) and HIV suppression (57.3%) were not achieved. ) which is an effort to accelerate the fast track towards ending the AIDS epidemic in 2030.he HIV surveillance system is not yet optimal due to limited resource capabilities including the provision of services capable of testing and treatment as well as the competence of officers, for this reason it is necessary to strive for all hospitals and health centers in Bogor City to become services capable of standard HIV testing and treatment so as to expand community access to services screening, diagnostics and treatment, the need to increase the capacity of officers in providing quality services and supported by strengthening cross-sectoral commitment and program management. Keywords: Bogor City,HIV, Surveillance System
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KEJADIAN PNEMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS LAPADDE KOTA PAREPARE Muhammad Asikin; I Takko Podding; Muhammad Nasir
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18 No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.440

Abstract

Pneumonia pada balita masih menjadi masalah kesehatan utama untuk di Indonesia. Hal ini terlihat dengan tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat pnemonia. Salah satu upaya untuk menurunkan adalah dengan mengetahui infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pnemonia pada anak balita di Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang berkunjung ke Puskesmas Lapadde Kota Parepare. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan 13 sampel. Hasil penelitian dengan total sampling 13 balita didapatkan hanya ada 1 faktor risiko yang berhubungan secara bermakna yaitu adanya anggota keluarga yang merokok di dalam rumah dan faktor risiko lainnya yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pnemonia, status gizi, riwayat pemberian ASI eksklusif dan kelengkapan imunisasi dapat dikatakan bahwa faktor tersebut tidak berhubungan dengan pnemonia pada balita. Kegiatan edukasi tentang peningkatan pemberian ASI eksklusif dan nutrisi kepada orang tua balita perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya pnemonia. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pnemonia pada balita adalah pendidikan ibu, jenis kelamin balita, tingkat pengetahuan ibu tentang pnemonia, keberadaan anggota keluarga yang merokok, status gizi, riwayat pemberian ASI eksklusif, kelengkapan imunisasi secara bersama-sama berperan terhadap kejadian pnemonia pada balita di Puskesmas Lapadde Kota Parepare Kata kunci: Balita, faktor risiko, pneumonia
IMPLEMENTASI PEMBERIAN TABLET Fe PADA IBU HAMIL DALAM MENCEGAH ANEMIA DIWILAYAH PUSKESMAS KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR: Implementation of Giving Fe Tablets to Pregnant Women to Prevent Anemia in the Working Area of the Kassi-Kassi Health Center Makassar City Abdul Kadir Ahmad; Agusti Fauziah; Muh. Nuralamsyah; Muhammad Asikin; Takko Podding; Hariani
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 15 No 2 (2024): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia adalah kelainanl darah umuml terjadi ketikal jumlah sell darah merahl dalam tubuhl terlalu lrendah. Anemial pada kehamilanl biasanya terjadil pada trimesterl 1 danl 3 ketika kadarl Hb di bawah l11gr/dl danl pada trimesterl kedua bila kadarl hb di bawah l10,5 gr/dl.ssalah satu cara mencegah dan mengobati anemia adalah dengan mengonsumsi tablet Fe yang kaya zat besi. Zatl besi (Fe) merupakanl unsur penting bagil tubuh yangl diperlukan untuk sintesis lhemoglobin. Mengonsumsi tabletl Fe sangatl erat kaitannya denganl kadar hemoglobinl pada ibul hamil. Anemial defisiensi oleh kegagalan atau kesalahan dalaml mengonsumsi tabletl Fe sehingga mengakibatkan kekurangan zatl besi yang tidakl dapat diserap olehl tubuh libu. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran implementasi pemberian tablet Fe padal ibu hamill dalam mencegah anemial di wilayah kerjal Puskesmas Kassi-Kassi Kotal Makassar. Metodel penelitian yangl digunakan adalah metode penelitianl kualitatif menggunakan desain penelitianl studi kasus bersifat studi kasus observasi. Informan pada studi kasus inil adalah ibul hamil trimesterl II danl III. Analisis data dilakukan denganl menggunakan analisis deskriptif. Hasil implementasi setelah diberikan tablet Fe pada ketiga responden menunjukan 1 responden yang hasil Hb tergolong anemi ringan, dan 2 responden tergolong Hb normal, hal ini disebabkan kurangnya kepatuhanl ibu hamill dalam mengonsumsi tabletl Fe. Kesimpulannya pemberian tabletl Fe dapat mencegah lanemia, diharapkan ibul hamil patuh dan rutin mengonsumsi tablet Fe sesuai anjuran pikah kesehatan.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KONTRASEPSI PRIA TERHADAP KESEDIAAN SUAMI MENJADI AKSEPTOR DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS BARINGENG, KAB. SOPPENG: Implementation Of Health Education About Male Contraception On The Willingness Of Husbands To Become Acceptors In The Working Area Of The Puskesmas Baringeng, Soppeng City. Agusti Fauziah; Muh. Nuralamsyah; Muhammad Asikin; Takko Podding; Hariani
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 1 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v16i1.1476

Abstract

The low participation of husbands as acceptors is due to lack of accurate knowledge, hence the need for health education. Health education on male contraception is the provision of information on how to prevent pregnancy by using tools or methods used by men. To determine the implementation of health education about male contraception on the willingness of husbands to become acceptors. The research method is qualitative research with a descriptive case study approach. The sample selection used the convinience sampling method, namely the selection of samples according to the wishes of researchers who were accidentally known or encountered with a sample size of 3 husbands with an age limit of 35 years. Data collection was carried out using observation and interview techniques. Based on the results of the case study, health education about male contraception can affect the husband's willingness to become acceptors because it increases the husband's knowledge about male contraception. The implementation of health education about male contraception has an influence on the husband's interest in becoming an acceptor. Keywords: Acceptor, Male Contraception, Health Education ABSTRAK Latar Belakang: Rendahnya partisipasi suami menjadi akseptor disebabkan karena kurangnya pengetahuan yang akurat sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan mengenai kontrasepsi pria adalah pemberian informasi mengenai cara pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat atau metode yang digunakan oleh pria. Tujuan: Untuk mengetahui implementasi pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria terhadap kesediaan suami menjadi akseptor. Metode: Metode penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Pemilihan sampel menggunakan metode convinience sampling yaitu pemilihan sampel sesuai dengan keinginan peneliti yang secara tidak sengaja dikenal atau dijumpai dengan jumlah sampel sebanyak 3 suami dengan batasan usia 35 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil: Berdasarkan hasil studi kasus bahwa pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria dapat mempengaruhi kesediaan suami menjadi akseptor karena meningkatkan pengetahuan suami mengenai kontrasepsi pria. Kesimpulan: Penerapan implementasi pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi pria memiliki pengaruh terhadap minat suami untuk menjadi akseptor. Kata kunci : Akseptor, Kontrasepsi Pria, Pendidikan Kesehatan