This Author published in this journals
All Journal HUMANIKA
Nunung Kusumawati
Department of Literature, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Moderasi Beragama dalam Film “?” Karya Hanung Bramantyo: Kajian Sosiologi SastraA DALAM FILM “?” KARYA HModerasi Beragama dalam Film “?” Karya Hanung Bramantyo: Kajian Sosiologi SastraANUNG BRAMANTYO: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA Nunung Kusumawati; Nurdien Kistanto; Muhammad Suryadi
HUMANIKA Vol 30, No 1 (2023): June
Publisher : Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/humanika.v30i1.50571

Abstract

Penelitian ini fokus menganalis tentang bagaimana pesan moderasi beragama yang diungkap dalam film “?” karya Hanung Bramantyo. Moderasi beragama adalah solusi alternatif yang sekarang ini digalakkan oleh pemerintah untuk menjawab beragam tantangan isu pluralisme beragama di Indonesia. Untuk itu penulis menggunakan tinjauan sosiologi sastra dalam menganalisis penelitian ini. Data dalam penelitian ini adalah film “?” karya Hanung Bramantyo yang berupa adegan, penggunaan bahasa, baik di dalam dialog antar tokoh maupun dalam teks-teks yang beredar di sepanjang film ini yang berupa kata, frasa, klausa, atau kalimat yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Kemudian data tersebut diolah dalam bentuk argumen teoretis untuk menganalisis bagaimana pesan moderasi beragama tersampaikan dalam film tersebut. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah   teknik dokumentasi, teknik simak, dan teknik catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pesan-pesan moderasi beragama dalam film “?.” Pesan-pesan tersebut adalah a) toleransi, b) anti kekerasan, c) penerimaan terhadap tradisi, d) komitmen kebangsaan. Keempat hal tersebut adalah sikap moderasi beragama sebagai penawar isu gejolak pluralisme beragama di Indonesia. Selain itu film ini terbukti memiliki kemampuan futuristik yang tinggi, yaitu istilah moderasi beragama baru muncul dan didengungkan oleh pemerintah pada tahun 2019 sedangkan film ini dirilis pada tahun 2011. Hal ini semakin menguatkan bahwa bahwa karya sastra selalu relevan sepanjang zaman karena mampu memotret kondisi sosial masyarakat di masa yang akan datang.Â