Heksa Biopsi Puji Hastuti, Heksa Biopsi Puji
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MUATAN IDEOLOGIS DALAM NOVEL SEKALI PERISTIWA DI BANTEN SELATAN Hastuti, Heksa Biopsi Puji
Aksara Vol 26, No 2 (2014): Aksara, Edisi Desember 2014
Publisher : Balai Bahasa Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1383.567 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v26i2.159.189-199

Abstract

Novel “Sekali Peristiwa di Banten Selatan” (SPBS) adalah karya Pramoedya Ananta Toer yang sederhana, tidak seperti karya Toer lainnya yang bersifat kontemplatif. Dengan kesederhanannya, SPBS mampu menyampaikan pesan mendalam dari sang pengarang tentang arti sebuah perjuangan. Fokus penelitian ini adalah muatan ideologis yang terkandung dalam novel SPBS. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif, yaitu memberikan gambaran secara sistematis tentang objek penelitian dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Objek dalam penelitian ini adalah apa dan bagaimana muatan ideologis yang dikandung novel tersebut. Dari hasil pembahasan disimpulkan bahwa muatan ideologis yang terdapat dalam novel SPBS adalah ideologi pengarang, yakni realisme sosialis. Ideologi ini direpresentasikan melalui tiga ciri, yakni (a) menyajikan permasalahan yang timbul dari hubungan penindas dan tertindas, (b) menempatkan kaum lemah (proletar) sebagai manusia penggerak dan penentu sejarah, dan (c)  menggunakan seni sebagai wahana penyadaran bagi masyarakat.
SEKSUALITAS TOKOH LINGGA DALAM CERPEN “LELAKI DENGAN BIBIR TERSENYUM”: KAJIAN FEMINISME (The Sexuality of Lingga in Short Story of “Lelaki dengan Bibir Tersenyum”: A Feminism Study) Hastuti, Heksa Biopsi Puji
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 5, No 1 (2012)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2012.v5i1.11-20

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan aspek seksualitas tokoh Lingga dalam cerpen “Lelaki dengan Bibir Tersenyum” karya Radhar Panca Dahana dan menginterpretasikannya dalam perspektif feminisme. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi pustaka. Data dianalisis dengan menggunakan teori feminis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa dalam cerpen “Lelaki dengan Bibir Tersenyum” aspek seksualitas tokoh Lingga mencerminkan kebebasan bagi perempuan dalam melakukan aktivitas seksual sebagaimana yang diinginkannya. Hal ini sejalan dengan yang diperjuangkan oleh kaum feminis radikal-libertarian. Namun, jika dikaitkan dengan makna yang terkandung dalam nama Lingga, terdapat maksud tersirat dalam cerpen ini yang menunjukkan dominasi seksual sesungguhnya tetap berada pada pihak laki-laki.Abstract:The aim of this study is to describe sexuality aspect of Lingga in short story entitled “Lelaki dengan Bibir Tersenyum” written by Radhar Panca Dahana. It is also intended  interprete it within feminism perspective. This is a descriptive-qualitative research.  The data is collected by using literary method. The data analysis  applied feminism theories as references. The result showed that the sexuality aspects of Lingga reflects a freedom for women in committing whatever sexual activity as they expect to. This is in line with what radical-lybertarian feminists struggle for. Yet, if it is associated to the meaning of the word lingga, there is an implicit intention to suggest that sexual domination actually remains on the male side.
NILAI KESANTUNAN DALAM MANTRA MEOLI Hastuti, Heksa Biopsi Puji
SUAR BETANG Vol 12, No 2 (2017): Suar Betang, Vol. 12, Nomor 2, Desember 2017
Publisher : Balai Bahasa Kalimantan Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/surbet.v12i2.27

Abstract

Meoli spell present as one performance package within custom ritual called meoli ritual. Meoli ritual is a politeness expression of the perpetrators in expressing the purpose of request permission or apology to the sangia as the ruler of nature when opening the land to grow crops. This study examines the value of politeness in the meoli spell with the ethnopoetic approach. The issues raised are how has the politeness value existed in the meoli spell. By applying qualitative research method, data collection is done by observation, interview, and literature study. From the analysis, it is known that the value of politeness in the meoli mantra embodies the priority scale in which the preferred is the custom observer, followed by an apology by mentioning the whole of the target, newly expressed by the expression of intent and hope as the core message of the meoli spell. The beautiful way of disclosure also supports the value of politeness in the meoli spell