Latar Belakang Balita pendek (stunting) adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan giziyang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.Stunting adalah status gizi yang didasarkan pada indeks BB/U atau TB/U dimana dalam standar antropometripenilaian status gizi anak, hasil pengukuran tersebut berada pada ambang batas (z-Score) <-2 SD sampai dengan -3SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek/severely stunted). Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalamkandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting yang terjadi pada anak balitadapat disebabkanoleh berbagai faktor salah satunya tingkat pemberian asi ekslusif pada balita. Tujuan Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis hubungan pemberian asi ekslusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan diPuskesmas Ciawi Kabupaten Bogor. Metode Penelitian Deskriptif analitik dengan desain penelitian crosssectional. Pengambilan sampel dengan cara Purposive Sampling, besar sampel 76 responden. Penelitian dilakukanpada bulan September 2020 di Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor. Teknik analisis data menggunakan uji ChiSquare. Hasil Penelitian Didapatkan hasil balita yang tidak diberikan asi ekslusif berjumlah 44 responden (57,9%)lebih banyak dari balita yang diberi asi ekslusif berjumlah 32 responden (42,1%). Dengan kejadian stunting lebihbesar berjumlah 46 responden (60,5%) dan yang tidak stunting berjumlah 30 responden (39,5%). Dengan hasil ujistatistic menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemberian asi ekslusif dengankejadian stunting pada balita usia 24-36 bulan di Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor dengan nila ???? Value 0,004 <0,05.Kesimpulan Pada penelitian ini terdapat hubungan pemberian asi ekslusif dengan kejadian stunting padabalita usia 24-36 bulan di Puskesmas Ciawi Kabupaten Bogor. Saran diharapkan dapat menjadi sebagai bahanmasukan sebagai pencegahan atau deteksi dini kejadian stunting berlanjut dan untuk menurunkan angka kejadianstunting pada balita, dan sebagai masukan dalam pemberian promosi kesehatan terkait asupan makanan atau gizipada ibu hamil.