Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Pengelolaan Kualitas Air Sungai Citarum Nurdiyanto Nurdiyanto
Jurnal Konstruksi dan Infrastruktur : Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 4 No 4 (2015): JURNAL KONSTRUKSI
Publisher : Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jki.v4i4.2257

Abstract

ABSTRAKKualitas air Sungai Citarum dinilai sudah tidak sesuai dengan Baku Mutu Air. Kctidaklayakan air Sungai Citarum tcrscbut dipastikan akibat tingginya tingkat penccmaran. Sclain linibah industri, penyumbang pencemaran tertinggi berasal dari limbah domestik. Hal tersebut terlihat dari kandungan bakteri koli tinja atau Escherichia Coli (E. Coli) di Sungai Citarum. Kondisi kualitas air Sungai Citarum ditinjau dari E. Coli memperlihatkan kecenderungan naik di Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Selain kadar E. Coli, Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) di Sungai Citarum juga kadamya tinggi. Tingginya angka BOD mengindikasikan banyak limbah organik yang terkandung dalam sumber air tersebut.Scbagai upaya penanggulangan secara scdcrhana, harus dibangun septic tank untuk setiap perumahan atau septic tank komunal di permukiman padat penduduk secara kolektif. Perlu dilakukan revitalisasi pengolahan limbah industri dan ketegasan aparat pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan saat mengolah limbahnya, terutama membuat instalasi pengolahan air limbah (1PAL).Kata Kunci : Escherichia Coli (E. Coli), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).ABSTRACTWater quality CRB is considered to be not in accordance with the Water Quality Standard. The inadequacy of water CRB ascertained due to high levels of pollution. In addition to industrial waste, the highest contributor to the pollution comes from domestic waste. It is seen from the content of fecal colifonns bacteria or Escherichia Coli (E. Coli) in the CRB. CRB water quality conditions in terms oJ'E. coli showed an upward trend in the District Dayeuhkolot Bandung regency. In addition to the levels of E. Coli. Biological Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) The CRB also high levels. The high number of BOD indicates a lot of organic waste contained in the water source.As a simple reduction efforts, should be built septic tanks for each residential or communal septic tanks in densely populated settlements collectively. Need to revitalize industrial waste processing and f irmness of government officials in monitoring the company when processing the waste, mainly making wastewater treatment plant (WWTP).Keywords: Escherichia Coli (E. Coli), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Waste Water Treatment Plant (WWTP). 
ANALISIS KETERSEDIAAN AIR BENDUNG RENGRANG DI SUNGAI CIPELES UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENGRANG KABUPATEN SUMEDANG Imam Doipuloh; Nurdiyanto Nurdiyanto; Akbar Winasis
Jurnal Konstruksi dan Infrastruktur : Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8 No 3 (2019): JURNAL KONSTRUKSI (SEPTEMBER 2019)
Publisher : Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jki.v8i3.2767

Abstract

ABSTRAKPenelitian Analisis Ketersediaan Air Bendung Rengrang di Sungai Cipeles Untuk Kebutuhan Irigasi Daerah Irigasi Rengrang  Kabupaten Sumedang, di DAS Hulu Sungai Cimanuk, di latar belakangi dengan pembangunan bendung baru dan Jaringan Irigasi baru yaitu bendung Rengrang. Daerah Irigasi Rengrang mengairi lahan seluas 3819 ha di Kabupaten Sumedang, pola tata tanam rencana ialah padi-padi-padi Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk Menganalisa keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air irigasi guna mengetahui ketersediaan air apakah mampu mencukupi kebutuhan air irigasi yang ada. Untuk menghitung luas area tiap stasiun curah hujan penulis menggunakan program ArcGis 10.3, dan metode yang digunakan dalam analisis data untuk menghitung ketersediaan air digunakan metode F.J. Mock, untuk menghitung kebutuhan air irigasi digunakan metode FAO yang diambil dari panduan Kriteria Perancangan 01 dengan lama penyiapan lahan 30 hari, nilai WLR 3,33 mm/hari dan Perkolasi sebesar 2 mm/hari. Data keseluruhan didapatkan dari Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk - Cisanggarung. Hasil dari analisis ketersediaan dan kebutuhan air irigasi untuk D.I Rengrang didapatkan hasil berupa, ketersediaan air di Bendung Rengrang di Sungai Cipeles selalu ada sepanjang tahun dengan debit yang berfluktuatif, debit potensial / andalan terjadi di bulan November II yaitu sebesar15538,891 liter/detik. Untuk hasil analisis kebutuhan air irigasi didapatkan kebutuhan maksimum di bulan Agustus I yaitu sebesar 7009,32 litert/detik. Analisis neraca air untuk menghitung keseimbangan kebutuhan air irigasi terjadi kekurangan ketersediaan air pada awal bulan juli s/d akhir bulan Oktober sehingga dianjurkan pada bulan tersebut tidak dilaksanakan penanaman padi – padi – padi, tetapi dilaksanakan pola tanam padi – padi - palawija.Debit yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi dan dimanfaatkan untuk kepentingan bagi masyarakat. Kata Kunci : Ketersediaan Air metode F.J Mock, Kebutuhan Air, Neraca Air
ANALISIS KINERJA BENDUNGSOKA HILIR KECAMATAN DUKUPUNTANG KABUPATEN CIREBON Nurmala Nurmala; Nurdiyanto Nurdiyanto
Jurnal Konstruksi dan Infrastruktur : Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 8 No 3 (2019): JURNAL KONSTRUKSI (SEPTEMBER 2019)
Publisher : Civil Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jki.v8i3.2768

Abstract

ABSTRAKBendung Soka Hilir dibangun pada tahun 1925 yang berlokasi di Desa Sindangjawa Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Pada awal pembangunan bendung ini melayani daerah irigasi seluas 461 Ha, namun saat ini hanya 258 Ha yang diairi oleh bendung tersebut. Hal itu dikarenakan adanya mutasi areal yang menyebabkan penyempitan areal daerah irigasi. Faktor yang mempengaruhi sistem irigasi pada Bendung Soka Hilir antara lain meningkatnya sedimentasi pada sungai, serta kerusakan sarana dan prasarana yang mengakibatkan pengaturan air irigasi tidak efektif dan efisien serta kurang seimbangnya antara debit tersedia dengan debit yang dibutuhkan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi dan fungsi jaringan irigasi, menganalisis tenaga kelembagaan dan sumber daya manusia yang mengelola, menganalisis hidrologi sungai, debit tersedia dan debit kebutuhan, menganalisis pola tanam, menganalisis biaya O & P, dan menganalisis prioritas kinerja Bendung Soka Hilir berdasarkan metode AHP (Analytic Hierarchy Process).Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis adalah kondisi dan fungsi jaringan daerah irigasi Bendung Soka Hilir tergolong dalam klasifikasi sedang, tenaga kelembagaan hanya kekurangan 3 orang dari yang disyaratkan, debit andalan dapat memenuhi debit kebutuhan, semua pola tanam alternatif dapat terpenuhi oleh debit andalan, biaya O & P mengalami kenaikan pada tahun 2017 dan mengalami penurunan pada tahun 2018, penentuan prioritas dengan menggunakan metode AHP yang lebih diprioritaskan adalah Biaya Pemelihaan untuk bendung dan daerah irigasinya dengan bobot 56,55%.Kata Kunci : Bendung Soka Hilir, Analisis Kinerja Bendung, Metode AHP