Afifi Fauzi Abbas
IDRIS Darulfunun Institute

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Moderate Way Implementing Rukyah and Hisab to Determine A New Moon in Ramadan Abdullah A Afifi; Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.12

Abstract

Rukyah and hisab have already become critical discussions in Islamic knowledge. Controversy arose, and the debate continues today. Some scholars prefer to use one method over another, while some scholars today try to offer moderate approaches for better solutions and understanding. Scholars claim both rukyah and hisab using the prophet Muhammad's hadith references. In comparison, a modest society is accessible to apply rukyah as their way to determine the new Ramadhan, and some complex cultures are multicultural, multi sects, or have a wide coverage area. This complexity will affect the observation process's difficulty, accuracy, and potential differences. This situation needs sensible solutions to determine the new Ramadhan. This paper tries to elaborate on each approach used by scholars and authorities, its preconditions, and how the approaches should be moderated to determine the new moon optimally by developing a strategy that gives mutual feedback to each method.
Sumatera Thawalib Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reformasi Pendidikan Islam di Tanah Melayu, Sumatera hingga semenanjung Melayu (Malaysia), Brunei dan Bugis, tidak bisa dipisahkan dari peranan institusi pendidikan Sumatera Thawalib, peranannya mereformasi pendidikan islam dari sistem halaqah (surau) ke sistem kelas (klasikal) membawa perubahan signifikan dalam pengembangan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia pada saat itu. Surau Jembatan Besi, Surau Parabek, Surau Padang Japang, Surau Sungayang dan Surau Maninjau adalah lima perguruan yang diasuh dan dikelola oleh kaum muda.
Sanksi Hukum Korupsi dalam Islam Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hukum Islam dalam suatu masyarakat manapun dan dimanapun, adalah bertujuan untuk mengendalikan, mengatur, dan sebagai alat kontrol masyarakat, ia adalah sebuah system yang ditegakan, terutama untuk melindungi individu maupun hak-hak masyarakat. Dengan demikian, segala perbuatan atau tindakan yang bisa mengancam keselamatan salah satu dari kelima hal pokok teersebut, maka patut dianggap sebagai tindak kejahatan (delik) yang dilarang, dan untuk melindungi dan memelihara kelima hal pokok tersebut dan kemaslahatan manusia pada umumnya, Islam menetapkan dan menegaskan sejumlah peraturan-peraturan, baik berupa perintah maupun larangan, dan dalam hal tertentu aturan-aturan tersebut disertai dengan ancaman hukuman atau sanksi duniawi dan/atau ukhrawi, jika peraturan tersebut dilanggar.
Prioritas Fakir Miskin dalam Pembagian Zakat Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zakat merupakan ibadah maliyah Ijmaiyah (ibadah) yang berkaitan dengan ekonomi, keuangan dan kemasyarakatan) dan merupakan salah satu dari rukun Islam yang mempunyai status dan fungsi yang amat vital dalam syari'at Islam. Oleh karena Al-Quran menegaskan kewajiban zakat bersama dengan kewajiban sholat. Zakat itu sebenarnya adalah: mengeluarkan sebahagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syari'at. Zakat dipungut dari orang-orang yang mampu, dan diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Jadi tempat menarik zakat itu, dari orang-orang kaya yang memiliki nishab.
Hamka dan Fatwa Natal 1981 Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Membicarakan masalah kehidupan sosial keagamaan di Indonesia memang tidak ada habis-habisnya, apalagi kita semua menyadari bahwa kita bangsa Indonesia hidup di tengah-tengan masyarakat yang plural dan majemuk yang meyakini berbagai agama, terdiri dari berbagai etnis, kultur dan budaya yang beragam. Perayaan natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati nabi Isa AS, akan tetapi natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas, bahwa perayaan Natal bagi umat Kristen adalah merupakan ibadah. Pluralisme termasuk gagasan yang sedang aktual diperbincangkan. Para pakar dari berbagai disiplin ilmu dan para pemerhati berusaha menyumbanghkan pemikiran mengenai bagaimana menata kehidupan bangsa Indonesia yang pluralistis. Hal yang sama dilakukan pula oleh sejumlah praktisi. Mereka menuturkan pengalamannya yang patut untuk dicermati dalam membina kehidupan masyarakat secara langsung. Tujuannya adalah untuk memelihara keharmonisan dan kesatuan bangsa. Tulisan dipersiapkan pada tahun 2006 untuk diskusi panel HAMKA dan Fatwa Natal MUI 1981 oleh UHAMKA, dan belum pernah dipublikasi sebelumnya.
Bid’ah dan Khilafiyah dalam Perspektif Tarjih Muhammadiyah Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of schools, universities and other social communities followed the dynamic progress of Islam. This development has provided patterns and variations of religious perspectives. Tarjih, as a process of understanding religious texts that have strong references to the Al-Quran and as-Sunnah is also understood by Muhammadiyah as a process of renewal (tajdid) or improvement (islah). Developments in culture and language that have changed over time have made some religious perspectives challenging to understand. The progress of time and technology has provided a new dimension to the misinterpretation of religious views regarding halal and haram in the name of modernization. Diversity and misinterpretation are also very much related to our understanding of bid'ah and khilafiyah. Khilafiyah is a diversity of perspectives that is not bid'ah. Tarjih and tajdid are dynamic and will always reject bid'ah and superstition because they are not based on the al-Quran and as-Sunnah. This article intends to discuss this matter.
Manhaj Tarjih dan Perkembangan Pemikiran Keislaman Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 1 (2020)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya tipologi pemikiran Islam tidak lain adalah sebagai gambaran tentang betapa kayanya respon intelektual keagamaan Islam dalam merespon dan menyikapi berbagai budaya modernitas, yakni budaya yang sangat menggaris bawahi peran ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang jelas berbagai tipologi pemikiran itu tidaklah akan mereda atau surut, akan tetapi akan berkembang terus tanpa henti mengikuti perubahan zaman. Budaya modernitas tersebut tidak saja merubah keberadaan dunia lingkungan fisik material, tetapi sekaligus juga merubah mentalitas, cara berfikir dan way of life sekaligus. Makalah disampaikan pada acara Temu Karya Tarjih, Perkembangan Pemikiran Keislaman antara Purifikasi dan Dinamisasi,yang dilaksanakan oleh PSIK UMJ dan Majlis Tarjih PWM DKI Jakarta, Sabtu 15 Juni 1996 di Kampus UMJ Jakarta.
Maqashid Al-Syariah dan Maslahah dalam Pengembangan Pemikiran Islam di Muhammadiyah Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 2 (2021)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2021.2.24

Abstract

Muhammadiyah memiliki kerangka keagamaan untuk mensucikan akidah dengan kembali kepada Al-Quran dan as-Sunnah. Muhammadiyah menyadari perlunya melengkapi manhaj (metodologi) pemikiran Islam di Muhammadiyah, di sisi lain, hal ini dipandang sebagai kebutuhan seiring dengan intensitas dan ruang lingkup berbagai perkembangan kehidupan. Pemikiran Islam mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan praktis kehidupan beragama, pembahasan moralitas publik, serta reaksi dan antisipasi wacana Islam terhadap perkembangan kehidupan manusia. Bagaimana Studi Islam dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena praktiknya terkait dengan konteks ruang, waktu dan tempat. Oleh karena itu, diperlukan kearifan lokal, pemahaman yang utuh tentang kaidah makna dari fikih agar praktik keagamaan selalu diperbarui tanpa harus meninggalkan apapun yang ada di dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah. . Di sinilah letak pentingnya memahami secara utuh maqasid al-syariah bagi pengembangan pemikiran Islam Muhammadiyah.
Sumatera Thawalib dan Ide Pembaharuan Islam di Minangkabau (1918-1930) Afifi Fauzi Abbas; Abdullah A Afifi
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 3 (2022)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2022.3.26

Abstract

Ide pembaharuan pendidikan Islam telah berkembang secara massif pada tahun 1918-1930 di Minangkabau. Peranan Sumatera Thawalib dalam pembaharuan Islam secara komprehensif telah memberikan satu terobosan besar dalam penyelesaikan isu-isu sosial politik, ekonomi serta kemasyarakatan. Peranan Sumatera Thawalib yang cukup signifikan lahir dari peran utamanya dalam sektor pendidikan. Bahkan lebih jauh lagi, Sumatera Thawalib telah memberikan satu khazanah ide pembaharuan Islam yang bersandar pada gerakan pemurnian yang juga memberikan ruang yang lebar bagi terbukanya pintu-pintu ijtihad yang konstruktif yang berkesan pada peradapan sosial kemasyarakatan. Artikel ini ditulis agar pembahasan-pembahasan tentang Sumatera Thawalib dapat terus diperkaya sehingga kita mendapati berbagai sudut pandang dan alternatif-alternatif narasi. Keterbatasan referensi juga menjadi tantangan yang serius dalam menyusun artikel ini.
Worldview Islam dalam Aktualisasi Moderasi Beragama yang Berkemajuan di Era Disrupsi Digital Abdullah A Afifi; Afifi Fauzi Abbas
AL-IMAM: Journal on Islamic Studies, Civilization and Learning Societies Vol. 4 (2023)
Publisher : IDRIS Darulfunun Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58764/j.im.2023.4.31

Abstract

The development of one's understanding will be very relevant to efforts to make improvements and changes. Worldview Islam means that Muslims use their religious understanding in actualizing progressive and constructive religious moderation which can balance the effect of digital disruption. Digital disruption has brought about an era filled with challenges, crises and threats. On the other hand, it provides hope, a great opportunity for the dissemination of knowledge, especially in the context of Muslims as agents of moderation and drivers of civilization. This article contains how Muslims need to formulate ways and future agendas to develop an Islamic worldview by enriching the tarjih method to actualize progressive religious moderation in an era of digital disruption in every sector. Digital disruption should be able to provide added value from the actualization of modern Muslims who are still able to align it with the guidelines from the al-Quran and as-Sunnah. Digital disruption should be able to become a medium for increasing public literacy towards the universal ethical values ??offered by Islam.