This Author published in this journals
All Journal Ebers Papyrus
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Benarkah mengonsumsi garam itu berbahaya? Budi Kidarsa
Ebers Papyrus Vol. 18 No. 2 (2012): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KALSIUM DENGAN TEKANAN DARAH: SEBUAH STUDI PADA PENDUDUK INDONESIA DEWASA BERUSIA 30 TAHUN Ingrid Widjaya; Marcella Rumawas; Budi Kidarsa
Ebers Papyrus Vol. 16 No. 2 (2010): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Puskesmas Kelurahan Joglo II, pada tahun 2009 hipertensi merupakan kasus terba­ nyak ketiga. lnformasi mengenai hubungan antara asupan kalsium harian dengan tekanan darah di Indonesia masih sangat minimal. Studi cross-sectional ini bertujuan untuk menguji hubungan antara asupan kalsium harian dengan tekanan darah di Puskesmas Joglo II. Data dikumpulan pada 24·30 Juni 2010, 146 subjek penelitian berusia 30 tahun yang tidak sedang mengonsumsi obat antihipertensi maupun menjalani pengaturan diet khusus dipilih secara consecutive dari antara pengunjung Puskesmas Joglo II. lnformasi menge­ nai asupan makanan diperoleh dari kuesioner frekuensi pangan semikuantitatif dan jumlah asupan kalsium dihitung menggunakan software NutrisuNey. Tekanan darah diukur den­ gan sphigmomanometer sesuai pedoman baku. Data dianalisa dengan regresi linier, uji statistik korelasi Pearson, dan uji statistik univariate General Linear Model dengan koreksi Bonferroni. Pada 146 responden {nilai tengah usia 40,5 tahun, 69,86% wanita), rerata asu­ pan kalsium adalah 722 mg/hari dan rerata tekanan darah adalah 122/77 mmHg. Asupan kalsium yang lebih tinggi berhubungan dengan tekanan darah sistolik (r--0,51; p=O,OOO) dan diastolik (r--0,41; p=O.OOO) yang lebih rendah, setelah faktor usia, jenis kelamin, IMT, asupan energi harian dan status menopause disetarakan. Responden pada kelompok kuartil tertinggi memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan kelompok kuartil te­ rendah (Perbedaan rerata tekanan sistolik dan diastolik adalah 12 mmHg, p= 0.004 dan 5 mmHg, p=0.04 secara berurutan). Dapat disimpulkan bahwa asupan kalsium harian yang lebih tinggi dapat berperan dalam upaya pencegahan hipertensi.
HUBUNGAN ANTARA PENGELUARAN ENERGI HARlAN DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PASIEN USIA MINIMAL 30 TAHUN Lydia Stephanie; Marcella Rumawas; Budi Kidarsa
Ebers Papyrus Vol. 16 No. 2 (2010): EBERS PAPYRUS
Publisher : Medical Faculty Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan mengakibatkan kematian. Di Indonesia, sekitar 18% dari total penduduk Indonesia menderita hiperkolesterolemia. Aktivitas fisik harian, seperti gaya hidup lebih banyak duduk saat bekerja (sedentary) dan kurang gerak dalam kehidupan sehari-hari cenderung menyebabkan kadar kolesterol yang tinggi. Diketahui di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II, banyak pasien yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi, dan kebanyakan dari mereka adalah pegawai kantor. Penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengeluaran energi harian dan kadar kolesterol total pada pasien usia minimal 30 tahun di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II, Jakarta Barat. Studi ini melibatkan 62 responden yang dipilih secara consecutive sampling pada balai pengobatan Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II selama 4 hari (29 Juni- 2Juli 2010). Kadar kolesterol diukur dengan stik tes kolesterol beserta alat pembaca digi­talnya.  Pengeluaran energi harian diukur dengan mewawancara responden mengguna­ kan kuesioner. Dengan uji korelasi Pearson dan regresi linear, didapatkan korelasi statistik yang bermakna antara pengeluaran energi harian dan kadar kolesterol total setelah faktor perancu umur dan jenis kelamin disetarakan (r = -0,28; p = 0,02). Pada umur dan jenis kelamin yang disetarakan, responden dengan tingkat aktivitas ringan memiliki kadar ko­lesterol total lebih tinggi bermakna (256 mg/dl) dibandingkan dengan responden dengan tingkat aktifitas sedang-berat (236 mg/dl) (p = 0,05). Studi ini menyarankan responden un­ tuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik harian, baik frekuensi maupun intensitas, sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko hiperkolesterolemia.