Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KETAHANAN BENDING KOMPOSIT MATRIKS POLIESTER BERPENGUAT SERAT SABUT KELAPA Romels Lumintang; Fentje A. Rauf; Gerrits D. Soplanit
Jurnal Tekno Mesin Vol. 5 No. 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini bahan yang digunakan adalah serat sabut kelapa dan Polyester BQTN 157 sebagai matriks. Pembuatan komposit dengan cara hand lay-up pada cetakan spesimen pengujian bending menurut standar ASTM D 6110.Hasil penelitian dengan objek komposit serat sabut kelapa untuk mengetahui nilai pengujian kekuatan bending diantara fraksi volume 0% serat 100% resin, 10% serat 80% resin, 20% serat 80% resin, 30% serat 70% resin, 40% serat 60% resin, 50% resin 50% serat, 60% resin 40% serat dan 70% Serat 30% resin pada spesimen. Hasil optimal pengaruh variasi serat dan resin terhadap ketahanan bending akan didapatkan pada komposisi 30:70, 40:60, 50:50 dan 60:40.Kata kunci: ketahanan bending, matriks poliester, serat sabut kelapa,
PENGARUH TINGGI LEVEL UAP AIR PANAS TERHADAP PROSES PENGERINGAN GABAH Tertius V. Y. Ulaan; Benny L. Maluegha; Gerrits D. Soplanit
Jurnal Tekno Mesin Vol. 2 No. 2 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan air panas bumi sebagai fluida kerja untuk pengeringan hasil produk pertanianterus menjadi perhatian. Air panas Bukit Kasih Kanonang dengan temperatur di atas 50oCmemilikipotensi besar untuk dikembangkan sebagai fluida kerja proses pengeringan gabah. Berdasarkanpenelitian,ukuran bak air panas 50 cm x 50 cm x 50 cm dengan tinggi level uap air panas bervariasiantara 20 cm, 15 cm, 10 cm, 5 cm dan 0 cm, bak di tutup dengan pelat aluminium dan gabahdiletakkan diatas pelat.Hasil yang diperoleh adalah kondisi level uap air panas ideal berada pada 15 cm dimanaselisih massa gabah sebelum dan sesudah pengeringan 0.3182 kg dengan temperatur air panas56,6oC.Sedangkan selisih massa gabah terendah berada pada posisi level uap air panas 0 cm yaitu0.1298 kg dengan temperatur air panas 56,4oC, hal tersebut disebabkan karena kondisi ruangpenguapan semakin kecil.Waktu pengeringan yaitu rata-rata 5 jam.Kata kunci: Air panas, level uap air panas, massa gabah, temperatur air panas
UJI MODEL TURBIN JENIS PELTON UNTUK MENENTUKAN DAYA HEAD DAN KAPASITAS PROTOTIPE TURBIN PELTON PADA DESA BERAIR TERJUN PINARAS DI MINAHASA Gerrits D. Soplanit; Benny L. Maluegha; Tertius V. Y. Ulaan
Jurnal Tekno Mesin Vol. 2 No. 3 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah krisis energi telah melanda kehidupan manusia sehingga perlu diupayakan pemanfaatan energi alternatif, yang terbarukan. Salah satunya bersumber pada pemaanfataan energi yang terkandung pada sumber air terjun yang dapat dikonversikan pada turbin Jenis Pelton untuk menghasilkan energi listrik dalam rangka mengatasi masalah energi tersebut, terutama energi listrik. Di Minahasa terdapat banyak air terjun salah satunya desa Pinaras. Penempatan sebuah prototipe turbin pada sitenya diperlukan pengujian model agar tidak terjadi penyimpangan yang signifikan.Pengujian yang telah dilakukan terhadap model turbin jenis Pelton dengan menggunakan pompa sebagai sumber air pada debit Q = 0,00004 m3/detik, head He = 3,36 m dan juga dengan menggunakan Tandon sebagai sumber air terjun dengan tinggi head efektif He = 2,92 m serta debitnya Q = 0,00025 m3/detik. Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa besar daya turbin bergantung pada nilai debit Q dan variasi putaran turbin. Pada saat putaran turbin rendah, maka daya yang dicapai rendah, namun dengan mengatur pasokan beban maka putaranpun akan naik sampai pada kondisi dimana daya turbin maksimum dan setelah itu, walaupun putaran di perbesar tetapi daya turbin akan berangsur turun lagi. Nilai H, Q dan putaran n pada daya maksimum dari uji model akan digunakan untuk memprediksi ukuran yang sesuai yaitu D, Head dan Q serta putaran dari prototipe, turbin, yang akan ditempatkan pada sitenya. Daya maksimum yang dicapai model turbin, 8 Watt pada Q = 0,0004 m3/detik dan He = 3,36 m sedangkan pada Q = 0,00025 m3/detik, He = 2,92 m daya yang dicapai 2,3 Watt. Dengan menggunakan analisis dimensional maka diperoleh ukuran dari prototipe turbin sebagai berikut: Dprot = 0,334 m (≈ Ddesain = 0,348 m), Heprot = 37,64 m, Qprot = 0,11 m3/det, nprot = 730 rpm, dan Pprot = 20,31 kW, Pdesain = 22,10 kW.Kata kunci: head, daya dan diameter turbin