Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEPADATAN BANGUNAN DAN KARAKTERISTIK IKLIM MIKRO KECAMATAN WENANG KOTA MANADO Yermina Iek; Sangkertadi &; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6053

Abstract

Pengaruh kawasan yang memiliki padat bangunan yang tinggi biasanya meghasilkan suhu udara yang sangat tinggi, dikarenakan  elemen bangunan yang banyak menyerap sinar matahari secara langsung, sedangkan kawasan yang kepadatan bangunan tidak tinggi biasa menghasilkan suhu udara yang sangat sedikit karena sinar matahari yang di pantulkan pada elemen bangunan sangat sedikit. Kota Manado adalah daerah  perkotaan yang terbesar di Sulawesi utara yang tumbuh dengan berbagai kegiatan kota dengan jangkauan pelayanan regional yang menguntungkan. Sehubungan dengan intensitas kegiatannya, perimbangan yang terjadi adalah menurunnya penanganan lingkungan dan penataan bangunan kota karena laju pertumbuhan makro perkotaan yang kurang terkendali dan dapat memengaruhi iklim mikronya. Kepadatan bangunan yang terjadi, diakibatkan oleh masalah ekonomi yang kurang mendukung, dan bangunan juga mempunyai pengaruh besar terhadap suatu iklim yang biasa disebut iklim mikro. Berbagai aktivitas yang dilakukan masyarakat dapat mengubah atmosfer yang mempunyai dampak terhadap perubahan komponen yang  tercakup dalam iklim mikro. Selain itu , polusi udara yang ada di kawasan  ini dapat menyebabkan perubahan daya serap atmosfer terhadap radiasi matahari. Permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah dalam perencanaan pembangunan pada suatu wilayah yang menjadi faktor penting harus diperhatikan  dengan teliti yaitu iklim. Metode Penelitian yang digunakan adalah data kuantitatif dengan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pengukuran iklim mikro  pada kedua kelurahan Calaca dan Wenang Selatan Kecamatan Wenang Kota Manado dengan menggunakan 5(lima) unsur dapat disimpukan bahwa Kelurahan Calaca termasuk dalam area yang berkepadatan bangunan menengah sedang karena memiliki suhu rata-rata 30°C-35°C dan Kelurahan Wenang Selatan termasuk dalam area yang berkepadatan bangunan rendah atau tidak tinggi karena memiliki suhu rata-rata 28°C-31°C.  
ANALISIS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KELURAHAN SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO Loisa Novany; Veronica Kumurur; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 3 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i3.6057

Abstract

Kelurahan sindulang Satu sendiri memiliki lokasi yang strategis yakni berada di kawasan pesisir pantai teluk Manado, kawasan bantaran Sungai (DAS Tondano) juga terdapat daerah perbukitan. Serta merupakan salah satu Kelurahan dengan jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Tuminting, dan juga sebagai kawasan Boulevard II di kota manado. Mengenai sistem pengelolaan sampah dilokasi tersebut, bila ditinjau langsung kelokasi, masyarakat langsung membuang kotoran khususnya sampah di selokan,halaman rumah dan dibiarkan menggendap serta dibuang langsung ke sungai dan pantai. Saat ini sejumlah permukiman  mengalami permasalahan kebersihan lingkungan dengan kondisi yang kotor. Perbedaan karakteristik lingkungan permukiman diperkirakan menjadi salah satu faktor penentu dalam hal kegagalan pemberlakuan pengelolaan sampah secara seragam oleh pemerintah. Tujuan penelitian adalah mengetahui cara pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Sindulang Satu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Data dianalisis secara statistik deskriptif untuk menguraikan kondisi aktual pengelolaan persampahan berdasarkan karakteristik lingkungan permukiman. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebersihan lingkungan permukiman tergantung pada keberadaan kondisi infrastruktur dan status sosial ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan persampahan yang berbeda sesuai karakteristik lingkungan permukiman. Di tiap lokasi permukiman memiliki fasilitas/sarana persampahan yang sangat terbatas khususnya dilingkungan permukiman perbukitan yang kondisi lingkungannya sulit untuk dilalui alat pengumpul sampah, maka pengelolaan persampahan yang ideal adalah sistem  pengelolaan yang menitikberatkan pada peran serta masyarakat.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KAWASAN SEKITAR KORIDOR RINGROAD I MANADO Nofrendy Utubulang; Veronica Kumurur; Ingerid Moniaga
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 7 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v7i2.10107

Abstract

Kondisi bentang alam pada jalan arteri Ringroad I ini sangat beragam aspek biofisiknya antara lain topografis, jenis tanah dan kelerengan. Keragaman aspek tersebut menyebabkan perlunya analisis kesesuaian lahan permukiman untuk mengetahui kelayakan lahan yang hendak di bangun guna perwujudan ruang ekologis yang berkelanjutan. Penelitian ini mengkaji mengenai kesesuaian lahan untuk permukiman di kawasan sekitar koridor Ringroad I Sulawesi Utara berdasarkan atribut fisik lahan dan evaluasi kesesuaian penggunaan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan serta evaluasi kesesauaian peruntukan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan permukiman. Metode analisis pada penelitian ini antara lain skoring dan overlay dengan GIS seperti analisis fungsi kawasan dan analisis kesesuaian lahan permukiman berdasarkan kondisi fisik lahan, metode analisis spasial seperti, analisis peruntukan lahan (rencana). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tingkatan kesesuaian lahan untuk permukiman dikawasan sekitar koridor Ringroad I Sulawesi utara adalah kesesuaian lahan untuk permukiman pada kawasan budidaya di kawasan sekitar koridor Ringroad I, Lahan yang sesuai untuk permukiman yang sesuai sebesar 2071.89 Ha atau 82.10% dari luas kawasan budidaya dan yang tidak sesaui sebesar 451.82 Ha.atau 17.90% dari luas kawasan budidaya. Untuk evaluasi peruntukan lahan permukiman dengan kesesuaian lahan permukiman yang sesuai sebesar 312.14 Ha atau 12.37% dan peruntukan lahan yang tidak sesuai dengan kesesuaian lahan sebesar 29.13 Ha atau 1.15%.
Partisipasi Masyarakat Pada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Kecamatan Likupang Timur Graseila Iyong; Ingerid Moniaga; Johansen Mandey
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 10 No. 1 (2021): SABUA : JURNAL LINGKUNGAN BINAAN DAN ARSITEKTUR
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v10i1.34456

Abstract

East Likupang District is designated as a Special Economic Zone (SEZ) for Tourism according to Government Regulation Number 84 of 2019 concerning the Likupang Special Economic Zone. However, the problem is that the citizen does not actively participate in the development process. The purpose of this study is to identify citizen participation and to analyze the relationship between the factors that influence citizen participation in the Tourism Special Economic Zone (SEZ) in East Likupang District. The analytical method used is the likert scale analysis and the chi square test. Likert scale analysis with manual calculations uses a formula to measure the opinion of each respondent about citizen participation in the development stage and the forms of participation given. Meanwhile, the chi square test is used to analyze the relationship between the factors that influence citizen participation with the help of SPSS. The results showed that the citizen was involved in the development stages from planning, implementation, monitoring to evaluation. However, the participation given is still not good in the aspects of involvement in meetings, giving ideas, energy, expertise and materials. In the development stage, citizen participation is influenced by external factors in the form of government and community groups but is not influenced by community leaders and internal factors. Meanwhile, forms of citizen participation are influenced by external factors in the form of government, community groups and community leaders as well as internal factors such as age and marital status but not influenced by gender, education level and type of work Keyword: Citizen Participation; Tourism SEZ; Likert Scale; Chi Square
REDESAIN KOMPLEKS PASAR BERSEHATI MANADO. ARHITECTURE WATERFRONT T. A. Tahulending; Raymond C. H. Tarore; Ingerid Moniaga
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17080

Abstract

Pasar tradisional seringkali dianggap sebagai salah satu prasarana yang membewa citra buruk bagi estetika kota. Begitu pula kondisi kompleks pasar Tradisional Bersehati di Manado saat ini. Pengelolaan pasar yang buruk, sarana dan prasarana yang sangat minim serta jumlah pedagang yang semakin menjamur sehingga menambah sesak pergerakan dalam pasar, menjadi permasalahan klasik yang menyebabkan ketidak  nyamanan berbelanja.Walaupun demikian, minat masyarakat untuk berbelanja di pasar ini ini tidok berkurang. Harga barang murah dan bersaing yang ditawarkan dalam lingkup pasar tradisional menjadi pilihan berbelanja dari sebagian masyarakat. Banyak pedagang dari dalam dan luar kota bergantung dari hasil dagangannya di kota ini. Keberadaan kompleks pasar tradisional bersehati sangat penting dalam perkembangan perekonomian kota.Oleh karena itu, perlu dilakukan Redesain Kompleks Pasar Bersehati di Manado.Dengan memanfaatkan kondisi alam dan lingkungn sekitar mengingat kompleks Pasar Tradsional Bersehati berada di DAS Tondano,oleh karena itu objek ini di beri tema Architecture Waterfront diharapkan dapat mengatasi hal-hal yang menjadi permasalahan pada objek dan dapat mengangkat kembali citra kompleks pasar tradisional pasar tradisional menjadi positif, serta memberikan kemajuan bagi perekonomian Kota Manado. Kata Kunci : redesain,kompleks pasar tradisional bersehati,architecture waterfront