Eunike Agoestina
Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Model Pelayanan Misi Holistik dalam Pengentasan Kemiskinan Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1 No 1: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Juni 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v1i1.6

Abstract

Poverty is a major problem for many countries in Asia and also in Indonesia. Until the end of 2017 the poverty rate in Indonesia has reached 10, 12%. Poverty is the condition of a person or group of people who do not have the ability to fulfill their basic needs, namely sadang, food, shelter, education, health properly because of low income, being in an oppressed state, and pressure in a community structure. The causes of poverty include many things, ranging from physical, psychological, moral, environmental, political and so on. Holistic mission is the preaching of the Gospel to realize God's shalom to humans as a whole body, spirit, in relation to the environment, social, political, and economic which cannot be separated from one another. Poverty is a human problem that does not bring God's shalom, so a holistic mission becomes a mission model that can answer and be a solution to the problem of poverty. The holistic mission model action that can be taken in efforts to alleviate poverty is the assistance of basic needs, interventions on government policies, opening training and employment for poor families. Abstrak IndonesiaKemiskinan menjadi masalah utama banyak negara yang ada di Asia dan juga di Indonesia. Sampai dengan akhir tahun 2017 Angka kemiskinan di Indonesia telah mencapai angka 10, 12%. Kemiskinan adalah keadaan orang atau sekelompok orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu sadang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan secara layak karena pendapatan yang rendah, berada dalam keadaan tertindas, dan tekanan dalam suatu tatanan struktur masyarakat. Penyebab kemiskinan meliputi banyak hal, mulai dari keadaan fisik, psikis, moral, linkungan, politik dan sebagainya. Misi Holistik adalah pemberitaan Injil untuk mewujudkan shalom Allah kepada manusia secara menyeluruh tubuh, jiwa roh, dalam kaitannya dengan lingkungan, sosial, politik, ekonomi yang tidak bisa dipisah satu dengan yang lain. Kemiskinan adalah masalah manusia yang tidak mendatangkan shalom Allah, sehingga misi holistik menjadi suatu model misi yang bisa menjawab serta menjadi solusi bagi masalah kemiskinan. Aksi model misi holistik yang dapat dilakukan dalam upaya pengentasan kemiskinan adalah bantuan Kebutuhan pokok, intervensi terhadap kebijakan pemerintah, pembukaan pelatihan dan lapangan kerja bagi keluarga miskin.
Model Pelayanan “Pengerja Gereja” Untuk Mewujudkan Pertumbuhan Gereja Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 1 No 2: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen November 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v1i2.9

Abstract

hurch Workers are believers who have been chosen, appointed, and appointed by the Church to help the ministry in the Church so that the Church experiences maximum growth. This responsibility is borne by church workers to realize the growth of the Church both in quantity and quality. The growth of the Church is for God and the work of God in His church, through the Holy Spirit which gives the growth of faith in the life of the congregation, which in turn affects the number of new souls in the church. The model of Church worker service that can be applied is through lay development services, service through cell groups, and personal service. Abstrak Indonesia Pengerja Gereja adalah orang percaya yang telah dipilih, ditetapkan, dan diangkat oleh Gereja untuk membantu pelayanan di Gereja agar Gereja mengalami pertumbuhan yang maksimal.Tanggungjawab ini diemban oleh pengerja gereja untuk mewujudkan pertumbuhan Gereja baik secara kuantitas maupun kualitas. Pertumbuhan Gereja adalah bagi Allah dan karya Allah dalam gerejaNya, melalui Roh Kudus yang memberikan pertumbuhan iman dalam kehidupan jemaat, yang pada akhirnya berdampak kepada pertambahan jumlah jiwa-jiwa baru dalam gereja. Model pelayanan pengerja Gereja yang dapat diterapkan adalah melalui pelayanan pengembangan kaum Awam, pelayanan melalui kelompok sel, dan pelayanan pribadi.
Injil Dan Kebudayaan Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2 No 1: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v2i1.14

Abstract

The research is to describes the Gospel and culture through contextualization. Bible’s contextualitation made culture to be well known among society and can be accepted through every culture. The gospel shall be the light which lightening dark culture without rid of the people, works together purifying culture which not fit with Gospel Abstrak IndonesiaPeneltian ini memaparkan uraian Injil dengan budaya melalui kontekstualisasi. Kontekstualisasi Alkitabiah membuat Injil tidak asing dan dapat diterima di berbagai budaya. Injil akan menjadi cahaya yang menerangi budaya yang gelap tanpa mengusir orang-orangnya, justru sebalikya mereka menerima Injil dan bersama-sama memurnikan budaya yang tidak sesuai dengan berita Injil
Perkembangan Remaja Yang Holistik Menurut Lukas 2:51-52 Dan Maknanya Bagi Pembentukan Karakter Remaja Masa Kini Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 3 No 2: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen November 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v3i2.23

Abstract

The purpose of this study is to explain the development of adolescents in Luke 2: 51-52, and to determine the role of parents in physical, intellectual, socio-emotional, and spiritual development, as an effort to shape character. The development of adolescents includes four important aspects, namely physical, intellectual, socio-emotional and spiritual. Luke 2: 51-52 becomes the basis for Christian families in caring for children. The attention and care of parents who touch all aspects of development will make children become Christian teens who grow optimally both physically and spiritually, thus the child will grow by having the character of Christ. Abstrak Indonesia Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan perkembangan remaja dalam Lukas 2:51-52, dan untuk mengetahui peranan orang tua dalam perkembangan fisik, intelektual, sosio emosional, dan spiritual, sebagai upaya pembentukan karakter. Perkembangan anak remaja meliputi empat aspek penting yaitu fisik, intelektual, sosio-emosional serta spiritual. Lukas 2 :51-52 menjadi dasar bagi keluarga Kristen dalam mengasuh anak. Perhatian dan pengasuhan orang tua yang menyentuh semua aspek perkembangan akan membuat anak menjadi remaja Kristen yang bertumbuh dengan maksimal baik secara jasmani maupun rohani, dengan demikian anak akan bertumbuh dengan memiliki karakter Kristus
Pola Asuh Orang Tua Kristen Dalam Mengatasi Pengaruh Negatif Pemakaian Smartphone Pada Anak-Anak. Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 2 No 2: Kaluteros : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen November 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v2i2.24

Abstract

Smartphones are mobile phones that have the ability to be like a computer, in which there are various applications that are connected to the internet, so they can be used for various purposes. In addition to the positive impact of excessive use of smartphones will cause negative hazards, among others, children will have difficulty in communicating, children will imitate the violent scenes of the game and its spectacle. Children will be bound by habits in pornographic videos, children will experience disorders in their health. Besides that children will also be separated from the community and there are gaps in the relationship between them. The upbringing taught in the Word of God is to educate them to grow into children who increasingly love God and others, become independent children in the future, and live according to the truth of God's Word. In this study also found principles in parenting, namely: thinking of the best for children, being an example, using authority, applying discipline accompanied by love. Abstrak Indonesia Smartphone adalah telepon genggam yang memiliki kemampuan seperti computer, didalamya terdapat berbagai aplikasi yang terhubung dengan internet, sehingga dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan. Selain dampak positif pemakaian smartphone secara belebihan akan menimbulkan bahaya yang negatif, antara lain anak akan kesulitan dalam berkomunikasi, anak akan meniru adegan kekerasan dari permainan dan tontonannya. Anak akan terikat dengan kebiasaan dalam video porno, anak akan mengalami gangguan dalam kesehatannya. Selain itu anak juga akan terpisah dari komunitas dan terjadi kesenjangan dalam hubungan di antara mereka. Pola asuh yang diajarkan dalam Firman Tuhan adalah mendidik mereka agar bertumbuh menjadi anak yang semakin mengasihi Tuhan dan sesama, menjadi anak yang mandiri di masa depan, serta hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Dalam penelitian ini juga ditemukan prinsip dalam pola asuh anak yaitu: memikirkan yang terbaik untuk anak, menjadi teladan, memakai otoritas, menerapkan disiplin yang disertai dengan kasih.
Gereja sebagai Pusat Pendidikan Kristen Eunike Agoestina
Kaluteros Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4 No 1 (2022): Kaluteros Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Adhi Wacana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60146/.v4i1.35

Abstract

The church as a center for Christian education means that the church is a place for education for congregations to learn about Christ and the truth of God's Word, on an ongoing basis from childhood to old age. Lifelong Christian education, carried out regularly, planned, programmed and consistent in its implementation. To realize the church as a center for Christian education, the church needs to establish a vision and goals, organize the management of the implementation of Christian education on a regular basis. The organizational structure of Christian education at a minimum consists of a pastor as the person in charge, chairman, age group coordinator, and administrative staff, Abstrak Bahasa Indonesia Gereja sebagai pusat pendidikan Kristen artinya gereja menjadi tempat pelaksanaan pendidikan bagi jemaat untuk belajar mengenal Kristus dan kebenaran Firman Tuhan, secara berkesinambungan mulai dari usia anak sampai dengan lanjut usia. Pendidikan Kristen sepanjang hayat, dilaksanakan secara teratur, terencana, terprogram dan konsisten dalam pelaksanaannya. Untuk mewujudkan gereja sebagai pusat pendidikan Kristen gereja perlu untuk menetapkan visi dan tujuan, menyelenggarakan pengelolaan pelaksanaan pendidikan Kristen secara teratur. Susunan organisasi pendidikan Kristen minimal terdiri dari pendeta/gembala sebagai penanggungjawab, ketua, koordinator kelompok usia, dan tenaga administrasi,