Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penyuluhan Deteksi Dini Kanker Payudara pada Wanita Usia Produktif Revalita Wahab; Astien Astien; Tandy Cintya Tanaji; Erita Istriana; Okki Oktaviano; Lena Chairani Marpaung; Rahmat Nathalio
AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 12 (2023): AMMA : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Multi Kreasi Media

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam jaringan payudara sehingga dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Menurut World Health Organization (WHO), jumlah penderita kanker payudara pada tahun 2021 di dunia hampir mencapai separuh dari seluruh pasien dengan kanker, yaitu sebanyak 47,8 %. Kanker payudara di Indonesia menempati urutan pertama diantara jenis kanker yang ada, yaitu sebesar 42,1 per 100.000 orang peduduk, dengan jumlah yang meninggal 58,256 kasus atau 16,7% dari total 348,809 kasus baru kanker payudara (Compare, 2019; Utama, 2021). Penyebab dari kanker payudara dan penyebabnya adalah multifakorial, antara lain seperti pola makan yang tidak sehat, usia menopause diatas 50 tahun, usia melahirkan anak pertama diatas 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, usia menarche kurang dari 12 tahun dan faktor genetic. Kanker payudara sering menyebabkan kematian karena umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala pada awal perkembangannya, sehingga baru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut. Sehingga sangat penting bagi kita untuk melakukan pemeriksaan skrining agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Deteksi dini yang tercepat dan termudah adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)/ pemeriksaan payudara klinis (SADANIS), serta penapisan dengan pemeriksaan USG. Pemeriksaaan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pemeriksaan penapisan sehingga diagnosis lebih cepat ditegakkan dan dapat mencegahnya terjadinya metastasis akibat keterlambatan dalam mendiagnosis kanker payudara.
Hubungan e-cigarettes dan risiko cardiovascular disease pada usia 25-65 tahun Rima Januaristi; Revalita Wahab
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.58-64

Abstract

LATAR BELAKANGCardiovascular disease (CVD) adalah penyakit yang sering menyebabkan kematian dengan salah satu faktor risiko adalah merokok. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia berada di peringkat ketiga dengan jumlah perokok terbanyak. Rokok saat ini terbagi menjadi dua yaitu rokok konvensional dan e-cigarettes. Beralihnya penggunaan rokok konvesional ke e-cigarettes karena rokok konvensional lebih banyak mengandung nikotin dibandingkan dengan e-cigarettes. Karena hal tersebut, pengguna e-cigarettes merasa lebih aman dari risiko terjadinya CVD dibandingkan pengguna rokok konvensional. Hal tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara e-cigarettes dengan risiko CVD. METODEDesain penelitian secara observasional analitik dengan pendekatan potong lintang yang diikuti oleh 84 orang pengguna e-cigarettes di lima toko e-cigarettes yang ada di Jakarta Barat pada bulan Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara meliputi karakteristik responden, lama penggunaan e-cigarettes, frekuensi penggunaan e-cigarettes, pengukuran risiko CVD yang disesuaikan dengan Jakarta Cardiovascular Score. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan p<0,05 menggunakan perangkat komputer SPSS 25.0 for Windows HASILMayoritas pengguna e-cigarettes adalah usia 25-34 tahun, berjenis kelamin pria, frekuensi penggunaan e-cigarettes termasuk kategori berat (≥12 dripping/hari), lama penggunaan e-cigarettes termasuk kategori lama (>3 bulan) dan risiko CVD menengah. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara e-cigarettes dan risiko CVD. KESIMPULANTidak terdapat hubungan yang bermakna antara e-cigarettes dan risiko CVD pada usia 25-65 tahun.