Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Limbah Baglog Produksi Kulit Sintetis Miselium Jamur (Mylea) Sebagai Bioenergi: Characteristics of Baglog Waste for Synthetic Mushroom Mycelium Leather (Mylea) Production as Bioenergy NERISSA AZARINA RENALDY; SRI PENI WIJAYANTI; HISMIATY BAHUA; NADIA RIZKI ARIYANI; SAFIRA LAKSMI TRI OKTARANI; IRA NURHAYATI DJAROT; NETTY WIDYASTUTI
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 24 No. 2 (2023)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2023.107

Abstract

ABSTRACT The concept of sustainability is widely used by industry to save the environment by minimizing waste and using environmentally friendly raw materials to manage used products. One of the companies in Indonesia carries the theme of sustainability to produce synthetic leather made from mushroom mycelium called Mycelium Leather (Mylea). Each production stage produces waste, one of which is baglog waste, a medium for mushroom mycelium growth. It is important to recycle this waste into more valuable products, for example, bioenergy. This study aimed to measure Mylea waste characteristics and see its potential as bioenergy. The stages of the research included taking waste samples of fresh and used baglog from Mylea production and testing characteristics, consisting of calorific value, ultimate (carbon, hydrogen, and nitrogen), sulphur and proximate content (moisture, ash, volatile matter, and fixed carbon). The results of fresh and used baglog tests for calorific values were 3,777.93 cal/g and 3,710.98 cal/g; carbon 39.67% & 39.75%; hydrogen 6.70% & 6.65%; nitrogen 0.82% & 0.83%; sulphur 0.19% & 0.13%; moisture 12.80% & 12.56%; ash 3.5% & 4.27%; volatile matter 81.81% & 79.88%; fixed carbon 14.62% & 15.85%. Based on these results, Mylea baglog waste biomass still has low quality and needs to meet the standards to be used as solid fuel. Improving the quality of baglog waste can be done by briquetting. Baglog waste biomass with low results will be more effective for liquid fuels such as bio-oil.   ABSTRAK Konsep sustainability telah banyak digunakan oleh industri sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan dengan meminimalisir limbah, penggunaan bahan baku ramah lingkungan hingga pengelolaan produk bekas pakai. Salah satu perusahaan di Indonesia mengusung tema sustainability untuk memproduksi kulit sintetis terbuat dari miselium jamur yang disebut dengan Mycelium Leather (Mylea). Setiap tahapan produksi menghasilkan limbah, salah satunya adalah limbah baglog, yakni media untuk pertumbuhan miselium jamur. Pentingnya untuk mendaur ulang limbah tersebut menjadi produk yang lebih berguna contohnya bioenergi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur karakteristik limbah baglog produksi Mylea dan melihat potensinya sebagai bioenergi. Tahapan penelitian mencakup pengambilan sampel fresh dan waste baglog limbah produksi Mylea dan uji karakteristik, terdiri atas nilai kalor, ultimate (karbon, hidrogen dan nitrogen), kadar sulfur dan proksimat (kadar air, kadar abu, volatile matter dan fixed carbon). Hasil pengujian fresh dan waste baglog untuk Nilai Kalor yaitu 3777,93 Cal/g & 3710,98 Cal/g; Kadar Karbon 39,67% & 39,75%; Kadar Hidrogen 6,70% & 6,65%; Kadar Nitrogen 0,82% & 0,83%; Kadar Sulfur 0,19% & 0,13%; Kadar Air 12,80% & 12,56%; Kadar Abu 3,5% & 4,27%; Volatile Matter 81,81% & 79,88%; Fixed Carbon 14,62% & 15,85%. Berdasarkan hasil tersebut, beberapa pengukuran biomassa limbah baglog masih memiliki kualitas rendah dan belum memenuhi standar untuk dijadikan bahan bakar padat. Peningkatan kualitas limbah baglog dapat dilakukan dengan pembriketan. Biomassa limbah baglog dengan hasil uji yang rendah akan lebih efektif untuk bahan bakar cair contohnya bio-oil. 
Analisis Limbah Media Zarrouk Modifikasi yang Digunakan untuk Budidaya Spirulina platensis dan Analisis Kualitas Biomassanya sebagai Bahan Pangan Fungsional: Analysis of Modified Zarrouk Waste Media Used for Spirulina platensis Cultivation and Analysis of its Biomass Quality as a Functional Foodstuff ADELA ARMELIA; IRA NURHAYATI DJAROT; ARI KABUL PAMINTO; IFFAH NURFAIZ; NUHA; TITIN HANDAYANI
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 24 No. 2 (2023)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2023.300

Abstract

ABSTRACT Food is a basic human need with nutritional value for the body's needs. Food in this modern era is growing rapidly, so consumers think of choosing food for their body needs and health effects. There is a world fact that most countries experience a food shortage crisis that causes the emergence of a disease, namely kwashiorkor, which experiences protein deficiency. This crisis can be solved by providing functional foods that contain high protein. One type of food that contains much high protein is Spirulina platensis. This microalga can be cultivated in media containing nutrients from inorganic fertilizers commonly used for plants. The purpose of this study was to analyze the waste of modified Zarrouk media and to analyze the quality of Spirulina platensis biomass as a functional food ingredient grown on the modified media. The stages of this research included collecting data on the production process of Spirulina platensis, sampling Spirulina platensis biomass, and analyzing the quality test of the biomass and Spirulina platensis media waste. Laboratory tests for biomass consist of metal contamination, dyes, bacterial contamination, and proximate (moisture content, ash content, crude fat, crude fiber, crude protein). In contrast, the lab tests for the media consist of media samples before and after being used for cultivation. The results of the Spirulina platensis biomass quality test showed that it met the requirements as a functional food ingredient, and the media waste was not harmful to the environment.   ABSTRAK Pangan di era modern ini semakin berkembang dengan cepat, sehingga konsumen memilih makanan tidak hanya untuk kebutuhan tubuh saja tetapi memberikan efek kesehatan. Adanya fakta dunia bahwa sebagian besar negara mengalami krisis kekurangan pangan hingga menyebabkan munculnya penyakit yaitu kwarsiokor, di mana mengalami kekurangan protein. Krisis ini bisa diselesaikan dengan cara memberikan makanan fungsional yang mengandung protein tinggi. Salah satu jenis makanan yang banyak mengandung protein tinggi yaitu mikroalga Spirulina platensis. Mikroalga ini dapat dibudidayakan pada media yang mengandung nutrisi dari pupuk anorganik yang biasa digunakan untuk tanaman. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis limbah media Zarrouk modifikasi dan menganalisis kualitas biomasa Spirulina platensis sebagai bahan pangan fungsional yang dibudidaya pada media modifikasi tersebut. Tahapan penelitian ini mencakup pengambilan data proses produksi Spirulina platensis, pengambilan sampel biomassa Spirulina platensis, dan menganalisis uji kualitas biomasa serta limbah media Spirulina platensis. Uji laboratorium untuk biomasa terdiri dari cemaran logam, zat warna, cemaran bakteri, dan proksimat (kadar air, kadar abu, lemak kasar, serat kasar dan  protein kasar). Sedangkan uji lab untuk media terdiri dari sampel media sebelum dan setelah digunakan budidaya. Hasil uji kualitas biomassa Spirulina platensis tersebut menunjukkan syarat sebagai bahan pangan fungsional, limbah media yang digunakan untuk produksi biomassa tidak berdampak pada lingkungan.