Ustadzah
MI Ma’arif Pulutan Salatiga

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DIFERENSIASI KONSEP KURIKULUM PENDIDIKAN LINTAS NEGARA (IMAM GHAZALI DAN K.H AHMAD DAHLAN) Wildan Nur Hidayat; Tri Apriyanto; Ustadzah
Swakarya: Jurnal Penelitian Sosial dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023): Swakarya: Jurnal Penelitian Sosial dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/swakarya.v1i1.31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) membahas perbedaan konsep kurikulum pendidikan lintas negara yakni Imam Ghazali dan K.H Ahmad Dahlan; 2) penelitian ini juga membahas kontribusi pemikiran Imam Ghazali dan K.H Ahmad Dahlan bagi dunia sosial dan pendidikan. Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research). Peneliti dalam hal ini melakukan penelitian dengan menggunakan sarana insidental sebagai instrumen utama dan menganalisis literatur ilmiah berupa artikel jurnal, buku, majalah ilmiah serta publikasi ilmiah lainnya yang berkaitan dengan pembahasan pada tema yang diajukan olehnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Menurut al-Ghazali, untuk mencapai kebahagiaan, maka seseorang mesti memiliki kesatuan antara ilmu dan amal sekaligus, yang muncul dalam perilaku sehari-hari. 2) Sedangkan K.H Ahmad Dahlan, lebih mengutamakan konsep pembaharuan. Pemikiran pembaharuannya secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu purifikasi (pemurnian) ajaran islam dan tajdid dengan menggunakan akal (ijtihad), menghilangkan taklid yang membabi buta. Sementara kontribusi dalam kehidupan sosial dan pendidikan: 1) Imam Ghazali mengharuskan pembelajaran terkait dengan kebutuhan masyarakat, dengan mempersiapkan tiap-tiap individu bersungguh-sungguh dalam merealsasikan kehidupan sosial, konsep inilah yang mendekati konsep sufistik, yang lebih bersifat tradisional; 2) K.H Ahmad Dahlan melakukan perubahan dalam sistem pendidikan yaitu dengan menggabungkan antara sistem pendidikan Belanda dengan pesantren tradisional.Hal ini untuk mewujudkan peserta didik yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya Jadi peserta didik cerdas secara integral (agama-ilmu pengetahuan umum).