Muhammad Nur Maksum, Muhammad Nur
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MUSYAWARATUTTHALIBIN DI KALIMANTAN SELATAN Maksum, Muhammad Nur
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 9, No 2 (2010)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.626 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v9i2.802

Abstract

Musyawaratutthalibin didirikan pada saat rakyat Indonesia sedang berada dalam belenggu penjajahan kolonial Belanda.Sebagai rakyat jajahan penduduk Indonesia memikul berbagai beban berat dari pemerintah kolonial. Mereka hampir tidak mempunyai kesempatan untuk mengerjakan tanahnya dengan bebas dan baik. Dalam lapangan ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, pemerintah Belanda berusaha menguras kekayaan alam dan memperalat bangsa asing lainnya terutama Cina.Perbedaan warna kulit atau asal kebangsaan menentukan status sosial penduduk. Susunan masyarakat feodal ikut memberikan keleluasan dalam penerapan sistem ini. Dalam bidang pendidikan, rakyat Indonesia sangat jauh terbelakang.Musyawaratutthalibin memiliki beberapa ciri khas, antara lain koperatif, moderat, modern, dan pembaharu. Walaupun dalam faham keagamaan Musyawaratutthalibin lebih cocok dengan kaum tuha, tetapi dalam penampilan di bidang umum lainnya, organisasi ini terkesan bercorak modern. Guru-guru dan pengurus di berbagai cabang tampil dengan pakaian pantolan, pakai jas dan dasi. Para penggerak organisasi ini juga menggiatkan olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis dan pancak silat untuk menarik para pemuda.
MUSYAWARATUTTHALIBIN DI KALIMANTAN SELATAN Maksum, Muhammad Nur
Al-Banjari : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Keislaman Vol 9, No 2 (2010)
Publisher : Pascasarjana UIN ANTASARI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.626 KB) | DOI: 10.18592/al-banjari.v9i2.802

Abstract

Musyawaratutthalibin didirikan pada saat rakyat Indonesia sedang berada dalam belenggu penjajahan kolonial Belanda.Sebagai rakyat jajahan penduduk Indonesia memikul berbagai beban berat dari pemerintah kolonial. Mereka hampir tidak mempunyai kesempatan untuk mengerjakan tanahnya dengan bebas dan baik. Dalam lapangan ekonomi, khususnya di bidang perdagangan, pemerintah Belanda berusaha menguras kekayaan alam dan memperalat bangsa asing lainnya terutama Cina.Perbedaan warna kulit atau asal kebangsaan menentukan status sosial penduduk. Susunan masyarakat feodal ikut memberikan keleluasan dalam penerapan sistem ini. Dalam bidang pendidikan, rakyat Indonesia sangat jauh terbelakang.Musyawaratutthalibin memiliki beberapa ciri khas, antara lain koperatif, moderat, modern, dan pembaharu. Walaupun dalam faham keagamaan Musyawaratutthalibin lebih cocok dengan kaum tuha, tetapi dalam penampilan di bidang umum lainnya, organisasi ini terkesan bercorak modern. Guru-guru dan pengurus di berbagai cabang tampil dengan pakaian pantolan, pakai jas dan dasi. Para penggerak organisasi ini juga menggiatkan olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis dan pancak silat untuk menarik para pemuda.