Emil Reppie
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Monitoring jenis ikan pada modul terumbu buatan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung (Fish species monitoring on artificial reef modules in Lembeh Strait, Mawali Village, South Lembeh District of Bitung) Syahrul A. Thalib; Johnny Budiman; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 5: Juni 2017
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.5.2017.15026

Abstract

Coral reefs are communities of organisms that live at the bottom of shallow seas of tropics area. Degradation of coral reefs in the waters of Pulau Lembeh, Bitung caused by fishing activities were not responsible. However, there have been attempts to build artifial reefs since 2014 to protect natural coral reefs as well as repairing the damaged coral reefs. It is necessary to hold monitoring association of fish species target on artificial reef has been built with Acropora sp. trasnplantated. This research was conducted in Mawali Village, Lembeh Strait, on August - December 2016; done with descriptive method; and the data were analyzed through the diversity and richness index. Results of the analysis showed that the diversity of species classified as moderate with a value of 2.85; and species richness is high with a value of 6.09. This figure reflects the dominance of Cheilodipterus isostigmus species to other species in terms of number. Oceanography parameters such as temperature (26,99 – 28,97°C), salinity (32 – 33,2 ppt), dissolved oxygen (10,2 – 12,4 mg/l), acidity (7,3 – 8,4 pH), dissolved density (30,4 – 31,1 g/l ) and level of turbidity (1,2 – 2,6 NTU) in natural conditions support the development of the association of fish around the artificial reefs. Keywords: Monitoring, Fish Species Target, Artificial Reefs, Lembeh Strait, Mawali Village ABSTRAK Terumbu karang merupakan komunitas organisme yang hidup di dasar laut dangkal daerah tropis. Degradasi terumbu karang di perairan Pulau Lembeh, Kota Bitung disebabkan oleh aktifitas perikanan yang tidak bertanggungjawab. Namun telah ada upaya pembangunan terumbu buatan sejak tahun 2014 untuk melindungi serta memperbaiki terumbu karang alami yang rusak. Maka dipandang perlu mengadakan monitoring asosiasi ikan target pada terumbu buatan yang telah dibangun dengan karang yang ditransplantasikan jenis Acropora sp.  Penelitian ini dilakukan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali pada bulan Agustus – Desember 2016; dikerjakan dengan metode deskriptif; dan data dianalisis melalui indeks keragaman dan indeks kekayaan.  Hasil analisis menunjukan bahwa keanekaragaman spesies tergolong sedang dengan nilai 2,85; dan kekayaan spesies tergolong  tinggi dengan nilai 6,09. Hal ini menggambarkan adanya dominasi spesies Cheilodipterus isostigmus terhadap spesies lain dari segi jumlah. Parameter oceanografi seperti suhu (26,99 – 28,97°C), salinitas (32 – 33,2 ppt), oksigen terlarut (10,2 – 12,4 mg/l), derajat keasaman (7,3 – 8,4 pH), kepadatan terlarut (30,4 – 31,1 g/l ), dan tingkat kekeruhan (1,2 – 2,6 NTU) dalam kondisi alami menunjang perkembangan asosiasi ikan di sekitar terumbu buatan. Kata kunci : Monitoring, Jenis Ikan Target, Terumbu Buatan, Selat Lembeh, Kelurahan Mawali
Pengaruh bentuk bubu terhadap hasil tangkapan rajungan portunus pelagicus di perairan pantai Desa Kema tiga Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara (The effect of pots shape toward the catch of swimming crab in coastal waters Kema Tiga Village) Moch. Abdul Chalim; Johnny Budiman; Emil Reppie
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 5: Juni 2017
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.5.2017.15029

Abstract

Swimming crab (Portunus pelagicus) is one of the fishery commodities that have high sales value for which raced flavor and high nutritional content. This swimming crab in coastal waters of North Sulawesi usually caught accidentally (by catch) with bottom gillnets. There has been a special fishing gear for crab traps, but not known by local fishermen. The differences of trap shape could increase the fishing power of swimming crab traps; but such scientific information is not widely available yet. Therefore, this research aimed to study the effect of pots shape to catch swimming crab; and identifies the types of biota captured. This research was conducted in the coastal waters of  Kema Tiga village, North Minahasa Regency; from September to December 2014; which is based on the experimental method. Bubu six units of traps (three units conical shape, and three other rectangular shape), operated for eight nights to collect data; used scad mackerel bait; and the capture data were analyzed by t test.  The catch was 86 swimming crab in total; 56 was caught by conical shape traps, and 30 individuals were caught by rectangular shape traps. Analysis of test showed that t0 = 4.596> t table 0.01; 7 = 3.499, which means that the use of conical shape traps, giving highly significantly different swimming crab catches compared to rectangular shape traps. Keywords: Swimming crab, trap, mackerel bait, North Minahasa   ABSTRAK Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditi perikanan yang memiliki nilai jual tinggi karena memiliki rasa yang lezat dan kandungan gizi yang tinggi). Rajungan  ini di perairan pantai Sulawesi Utara biasanya tertangkap tanpa sengaja (by catch) dengan jaring insang dasar. Sebenarnya telah ada alat tangkap bubu khusus untuk rajungan, tetapi belum dikenal oleh nelayan lokal. Perbedaan bentuk bubu diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap dari bubu ranjungan; namun informasi ilmiah seperti ini belum banyak tersedia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh bentuk bubu terhadap hasil tangkapan ranjungan; dan mengidentifikasi jenis-jenis biota yang tertangkap.  Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Desa Kema Tiga, Kabupaten Minahasa Utara; pada bulan September sampai Desember 2014; yang didasarkan pada metode eksperimental. Enam unit bubu (tiga unit bentuk kerucut terpancung dan tiga unit bentuk empat persegi) dioperasikan selama delapan malam untuk mengumpulkan data; menggunakan umpan ikan layang; dan data dinalisis dengan uji t. Tangkapan total berjumlah 86 ekor; 56 ekor tertangkap dengan bubu bentuk kerucut terpancung, dan 30 ekor tertangkap dengan bubu bentuk empat persegi. Hasil analisis menunjukan bahwa t hitung = 4,596 > t tabel 0,01;7 = 3,499, yang berarti bahwa penggunaan konstruksi bubu bentuk kerucut terpancung, memberikan hasil tangkapan rajungan yang sangat berbeda nyata dibandingkan dengan konstruksi bubu empat persegi. Kata-kata kunci: Rajungan, bubu, umpan ikan layang, Minahasa Utara.