Dwi Ernawati Indah Pusfita Sari
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Model PBL Berbantuan Gambar Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi Dwi Ernawati Indah Pusfita Sari; Afib Rulyansah; Lauhil Mahfuzh Isman; Fatchur Rozi
PROSIDING NATIONAL CONFERENCE FOR UMMAH Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding National Conference for Ummah (NCU)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan bagian muatan Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 dengan pendekatan pembelajaran berbasis teks, khususnya dalam pengembangan keterampilan menulis, memiliki peran penting dalam perkembangan akademik dan pribadi peserta didik. Keterampilan menulis meliputi kemampuan menyampaikan ide dengan jelas, berpikir kritis, dan menganalisis informasi. Hasil observasi terhadap peserta didik di SDN Jemundo 1 menunjukkan bahwa mereka mengalami kesulitan dalam memahami teks bacaan dan menulis teks eksplanasi. Metode pembelajaran yang digunakan saat ini terbatas pada ceramah dan tanya jawab, tanpa memanfaatkan media pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dengan menggunakan media gambar berseri menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis teks eksplanasi peserta didik. Penelitian tindakan kelas (PTK) kolaboratif dilakukan di SDN Jemundo 1 Taman Kabupaten Sidoarjo menggunakan model PTK Kemmis & McTaggart yang terdiri dari empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 34 peserta didik kelas V. Data dikumpulkan melalui observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan mencapai nilai minimal 75 sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam menyusun teks eksplanasi. Dalam penelitian ini, model PBL dengan bantuan media gambar berseri digunakan dalam dua siklus pembelajaran. Tahap-tahap model PBL yang meliputi orientasi terhadap masalah, mengorganisasikan pembelajaran, kegiatan penyelidikan, pengembangan hasil karya, dan analisis penyelesaian masalah telah diterapkan dengan baik oleh guru. Hasil pra siklus 7 dari 34 peserta didik yang memenuhi kriteria Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus 1 naik menjadi 21 peserta didik dari 34 dan pada siklus 2 naik menjadi 30 dari 34 peserta didik.
Konseptualisasi Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara Terhadap Pendidikan Karakter Dwi Ernawati Indah Pusfita Sari
PROSIDING NATIONAL CONFERENCE FOR UMMAH Vol. 2 No. 1 (2023): Prosiding National Conference for Ummah (NCU)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan merupakan proses yang berlangsung sepanjang hidup individu dan mencerminkan pandangan serta pemikiran suatu negara terhadap kemajuan dan perkembangan bangsa. Dalam konteks ini, pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk karakter, moralitas, dan kemampuan individu untuk berkontribusi positif kepada masyarakat. Namun, kemajuan teknologi dan komunikasi telah mempengaruhi sistem pendidikan dan karakter individu. Pendidikan karakter menjadi penting dalam era yang semakin terhubung ini untuk memastikan perkembangan karakter yang sehat dan berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik analisis deskriptif kajian kepustakaan. Topik yang dianalisis berkaitan dengan dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan karakter. Pendekatan yang seimbang dan bijak dalam penggunaan teknologi juga diperlukan. Meskipun pendidikan masih lebih fokus pada pemahaman materi dan hasil akhir, pendidikan dapat merujuk kembali pada konsep dasar pendidikan karakter yang diusulkan oleh Ki Hajar Dewantara. Pembentukan karakter melalui pendidikan merupakan tujuan penting dalam pendidikan nasional yang harus dilakukan oleh semua anggota masyarakat. Pendidikan karakter berperan dalam membentuk individu yang berkualitas, memiliki moralitas yang tinggi, dan siap menghadapi tantangan global. Melalui pendidikan karakter, individu dapat mengembangkan kepribadian yang kuat, mengatasi hambatan moral, dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.