Pendahuluan: Refraktori trombosit selalu menjadi masalah pada pasien trombositopenia karena meningkatkan risiko perdarahan spontan yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini menjadi penyulit dalam terapi pasien trombositopenia dan perdarahan. Penyebab paling sering refrakter pada pasien adalah nonimun seperti perdarahan, fever/sepsis, splenomegaly, hematopoietic stem cell transplantation (HSCT), disseminated intravascular coagulation (DIC), graft-versus-host disease (GVHD), vaso-occlusive diseases (VOD), drug-induced thrombocytopenia. Laporan Kasus: Seorang wanita usia 23 tahun G2P1001 hamil 34 minggu presentasi kepala janin tunggal hidup dengan riwayat seksio cesarea dirujuk ke RSUD Dr. Soedarso dengan penurunan kadar trombosit (97.000 u/L). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan penurunan kadar hemoglobin (9,9 gr/dL) dan penurunan kadar trombosit (67.000 u/L). Pasien kemudian ditatalaksana dengan tranfusi trombosit konsentrat untuk persiapan persalinan agar dapat mengurangi risiko maternal dan neonatal, pematangan paru janin, dan pemberian metilprednisolon untuk membantu kondisi trombositopenia. Setelah tatalaksana dilakukan, tidak terjadi peningkatan trombosit sesuai target dan berdasarkan formula corrected count increment (CCI), didapatkan hasil 3,472 xm2/uL sehingga diduga terjadi rekraktori trombosit pada pasien ini. Kesimpulan: Diagnosisnya ialah refraktori trombosit pada trombositopenia gestasional suspek proses imunologi. Pilihan pengobatan pada pasien ini ialah transfusi trombosit konsentrat dan kortikosteroid intravena. Refraktori trombosit dapat terjadi pada pemberian transfusi trombosit berulang maka terapi transfusi dilakukan dengan menilai secara holistik kondisi pasien.