Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN ARUS LALU LINTAS DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMACETAN DI JALAN RAYA (KASUS JALAN RAYA SILIWANGI KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI) Semuel Th. Salean; Tresna Basytaman
TEKNOKRIS Vol 24 No 2 (2021): Jurnal Teknokris Edisi Desember
Publisher : Fakultas Teknik Unkris Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kota-kota di Indonesia pada saat ini berada dalam tahap pertumbuhan yang tinggi, seperti juga terjadi di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi, hal ini di merupakan akibat dari laju pertumbuhan ekonomi yang pesat, salah satu implikasinya adalah peningkatan kebutuhan penduduk dalam melakukan pergerakan. Masalah kemacetan nampaknya sudah menjadi fenomena di satu wilayah, termasuk di jalan Siliwangi Kecamatan Cicurug, pemecahan masalah kemacetan dapat diatasi secara komperhensif dengan melibatkan peran pemerintah, swasta dan masyarakat, penanganan masalah tersebut perlu dilakukan secara serius dan tuntas mengingat kerugian yang diakibatkannya relatif besar. Ada tiga titik lokasi yang menjadikan permasalahan penyebab kemacetan lalu lintas di jalan Siliwangi Kecamatan Cicurug, yaitu: titik I di persimpangan jalan Cidahu, titik II di sekitar pasar Cicurug, titik III di Pajagan Benda kawasan industri. Dari hasil penelitian ini, diketahui jalan Siliwangi Kecamatan Cicurug telah mengalami penurunan kinerja jalan yang di tandai dengan arus kendaraan yang kurang stabil serta rendahnya tingkat kecepatan kendaraan. Penurunan kinerja jalan Siliwangi ini tidak hanya disebabkan pergerakan masyarakat menuju pusat pusat kegiatan ekonomi seperti ke pasar, ke pabrik, dan ke kantor juga adanya kondisi geometrik jalan. Penelitian ini bertujuan mencari solusi kemacetan di jalan Siliwangi Cicurug Kabupaten Sukabumi, supaya kenyamanan penguna jalan terjamin.
PENGARUH KONVERSI LAHAN DAN LAHAN KRITIS TERHADAP PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN Semuel Th. Salean
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.12 No.1 | Juni 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konversi lahan dan lahan kritis terhadap penurunan kualitas lingkungan. Metode penelitian menggunakan metode observasi dengan model penelitian eksploratif. Peneliti lebih banyak mencatat data dan mengkategorikannya. Dari kategori ini, peneliti mengembangkan konsep sesuai dengan keadaan di lapangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Bawah prinsip dasar pengelolaan konversi lahan yaitu; prinsip keseimbangan dan kelestarian bila tidak diterapkan dengan baik dan benar, berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh (2) Jumlah lahan kritis yang bertambah setiap tahun, berdampak pada penurunan kualitas lingkungan hidup secara menyeluruh, (3) Bahwa efektivitas dan efisiensi pengelolaan belum mepergunakan kaidah keseimbangan dan kelestarian yang berlaku yaitu; mempergunakan proses dan prosedure yang tepat, teknik atau tata cara menggunakan yang tidak benar dan metode/cara memilih teknik yang tidak tepat, (4) Bahwa pemahaman dan pemaknaan tentang nilai keseimbangan dan kelestarian terhadap penurunan kualitas lingkungan sangat kurang bahkan tidak memahami sama sekali, (5) Bahwa tujuan pengelolaan konservasi lahan dan lahan kritis tidak di pahami oleh manusia, (6) Bahwa pengaruh atau dampak dari konservasi lahan berlebihan dan adanya lahan kritis berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas lingkungan hidup.
PENGAMALAN KEARIFAN LINGKUNGAN HIDUP OLEH MASYARAKAT JAKARTA SEBAGAI PANDUAN DALAM MENGHARGAI LINGKUNGAN HIDUP Semuel Th. Salean
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.12 No. 2, Desember 2016
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengamalan kearifan lingkungan hidup oleh masyarakat Jakarta sebagai panduan dalam menghargai lingkungan hidup. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan kausal. Karena penelitian itu tergolong penelitian eksploratif, maka model yang digunakan adalah model yang menekankan konteks. Peneliti lebih banyak mencatat data dan mengkategorikannya. Dari kategori ini, peneliti mengembangkan konsep sesuai dengan keadaan di lapangan melalui teknik wawancara dan studi kepustakaan. Total sampel sebanyak 60 responden, observasi dilakukan terhadap kondisi wilayah DKI Jakarta serta teknis analisis data dengan perspektif kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) sebagian besar masyarakat DKI Jakarta tidak mengenal dan tidak mengamalkan kearifan lingkungan hidup yang telah mengakar dalam masyarakat DKI Jakart tempo dulu; (2) sebagian besar masyarakat DKI Jakarta tidak bisa mengkonstruksikan kearifan lingkungan hidup tersebut ke dalam sistem makna yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari dan (3) Sebagian besar masyarakat DKI Jakarta tidak memiliki pengetahuan cukup untuk mengaplikasikan kearifan lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
PARADIGMA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR Semuel Th. Salean
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.13 No.1 | Juni 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan manajemen tata ruang, persepsi pengelolaan ruang dan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang terhadap efektivitas penataan ruang terbuka hijau di wilayah DKI Jakarta. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan pendekatan kausal. Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling pada birokrasi Provinsi DKI Jakarta dan Kota Jakarta Timur, total sampel sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pengetahuan manajemen tata ruang dan persepsi pengelolaan ruang berpengaruh positif terhadap pengawasan penyelenggaraan penataan ruang; dan (2) Pengetahuan manajemen tata ruang, persepsi pengelolaan ruang dan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang berpengaruh positif terhadap efektivitas penataan ruang terbuka hijau. Jadi efektivitas penataan ruang terbuka hijau dapat ditingkatkan melalui peningkatan pengetahuan manajemen tata ruang, persepsi pengelolaan ruang dan pengawasan penyelenggaraan penataan ruang.
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN KOTA DAN KESEIMBANGAN EKOSISTEM BERKELANJUTAN Semuel Th. Salean
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.13 No.2 | Desember 2017
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memasuki paradigma baru pembangunan dalam era globalisasi beberapa kota di Indonesia bergerak sangat pesat. Namun kepesatan pembangunan fisik kota tersebut pada umumnya tidak disertai oleh daya dukung (carrying capacity) lahan yang memadai, sehingga sering terjadi pemanfaatan lahan yang tidak semestinya. Misalnya, lahan pertanian di pinggir kota yang sebenarnya masih potensial untuk aktivitas usaha tani, terpaksa di gunakan untuk membangun kompleks perumahan, pertokoan, industri atau infrastuktur kehidupan kota lainnya. Padahal jika lahan pertanian beralih fungsi ke nonpertanian, implikasinya akan sangat kompleks. Dari perspektif ekologi manusia (human ecology) misalnya, alih fungsi lahan pertanian bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistim pertanian. Peran Kepemimpinan dalam konteks pembangunan kota dan keseimbangan ekosistem berkelanjutan dapat efektif melalui tindakan nyata sebagai berikut bahwa kepemimpinan dalam pembangunan dapat berkelanjutan apabila tiga prinsip dasar dapat diterapkan dengan baik dan benar yaitu sosial kapital, paradigma shif, dan perkembangan organisasi. Kepemimpinan dalam pembangunan berkelanjutan dapat berhasil, maka perlu andanya reformasi organisasi atau reformasi birokrasi. Alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian sebagai akibat dari pesatnya pembangunan kota, membawa permasalahan yang sangat kompleks. Kompleksnya permasalahan alih fungsi lahan tersebut, antara lain bisa dijelaskan melalui perspektif ekologi manusia, yang mengembangkan proposisi teoritik adanya hubungan sistemik antara system sosial dengan ekosistem. Karena itu jika lahan pertanian beralih fungsi untuk aktivitas non pertanian, akan menyulitkan posisi petani dalam mentransformasikan energi, materi, dan informasi dari sistim sosial ke ekosistem dan begitu pula sebaliknya. Sektor industri atau sektor informal perkotaan tidak selalu mampu menampung luberan energi dari sektor pertanian, yang sebenarnya cukup tersedia. Karena itu jika penyaluran energi dipaksakan, kemungkinan justeru akan menimbulkan entropi energi.