Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EFEKTIVITAS KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DI WILAYAH PUSKESMAS SELOGIRI Gita pratiwi; Retno Ambarwati; Wahyuningsih Wahyuningsih; Marni marni
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 10 No. 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shallots (Allium Cepa var. ascalonicum) is a multipurpose tuber vegetable, can be used as a cooking spice, vegetable, cooking flavoring, as well as a traditional medicine because of the antiseptic effect of aniline and allicin compounds it contains. The purpose of this study was to determine the effect of giving shallot compresses to decrease body temperature in children. Thisstudy uses a case study design using a nursing process approach. The population in this study with a number of 3 people who were selected based on predetermined criteria. The results of this study indicate that there is an effect of giving shallot compresses to decrease body temperature in children. The results of this study are expected to provide new insights and can also increase knowledge about the use of shallot compresses. Bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus menggunakan pendekatan proses keperawatan. Populasi pada penelitian ini dengan jumlah 3 orang yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Hasilpenelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh pemberian kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh pada anak. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan wawasan baru dan juga dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penggunan kompres bawang merah.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT UNTUK MENCEGAH COVID-19 PADA SISWA SISWI SD NEGERI SRIMULYO 4 KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN Retno Ambarwati; Y. Wahyunti Kristiningtyas; Maria Tri Wijayanti
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 10 No. 2 (2021): Juli 2021
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Meluasnya peryebaran Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia mengakibatkan berbagai upaya pencegahan digalakkan. Fokus upaya pencegahan adalah untuk memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. Beberapa cara efektif yang dapat dilakukan yakni social distancing, isolasi mandiri, serta penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sebagaimana PHBS telah sering disosialisasikan oleh Kementerian kesehatan melalui berbagai program dan kegiatan. Beberapa langkah efektif dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selain social distancing dan isolasi mandiri, penerapan PHBS juga mampu meminimalisir kemungkinan terpapar virus. Perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat diterapkan yakni dengan membiasakan diri mencuci tangan, setiap sebelum dan sesudah beraktivitas. Mencuci tangan dilakukan pada air mengalir dan dengan menggunakan sabun. Selain itu juga dapat dilakukan dengan pembersih tangan berbasis alkohol, yang berperan sebagai disinfektan. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah covid-19. Metode : Jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitianadalah siswa siswi SD Negeri Srimulyo 4 kelas IV sampai VI sebanyak 134 . Jumlah sampel 59 siswa/siswi dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian kuesioner tertutup. Analisis data univariat dan bivariate dengan rumus korelasi Spearman Rank. Hasil: Tidak ada pengaruh pengetahuan PHBS terhadap perilaku PHBS (P value = 0,801), tidak ada pengaruh dukungan orang tua terhadap Perilaku PHBS (p value = 0,082), ada pengaruh pengetahuan tentang covid-19 terhadap perilaku PHBS (p value = 0,043), ada pengaruh dukungan sekolah terhadap perilaku PHBS (p value = 0,039) dan ada pengaruh sikap terhadap perilaku PHBS (p value = 0,002). Kesimpulan: Faktor faktor yang berpengaruh secara signifikan tehadap perilaku PHBS adalah pengetahuan tentang covid-19, dukungan sekolah dan sikap. Sedangkan pengetahuan PHBS dan dukungan orang tua tidak berpengaruh terhadap perilaku PHBS. Background: The widespread spread of Corona Virus Disease (COVID-19) in Indonesia resulted in various prevention efforts being encouraged. The focus of prevention efforts is to break the chain of spread of the COVID-19 virus. Some effective ways that can be done are social distancing, self-isolation, and the application of Clean and Healthy Living Behavior (CHLB). As CHLB has often been socialized by the Ministry of health through various programs and activities. Several effective measures can be taken to prevent the spread of COVID-19. In addition to social distancing and self-isolation, the application of CHLB is also able to minimize the possibility of exposure to viruses. Clean and healthy living behavior that can be applied by getting used to washing hands, every before and after activities. Hand washing is done on running water and by using soap. It can also be done with alcohol-based hand sanitizer, which acts as a disinfectant. Objective: Know the factors that affect clean and healthy living behavior to prevent covid-19. Method : Type of analytical survey research with cross sectional approach. The research population is students of SD Negeri Srimulyo 4 grade IV to VI as many as 134. The number of samples of 59 students with purposive sampling techniques. Closed questionnaire research instruments. Analyze univariate and bivariate data with spearman rank correlation formula. Result: No influence of CHLB knowledge on CHLB behavior (P value = 0.801), no influence of parental support on CHLB Behavior (p value = 0.082), no influence of knowledge about covid-19 on phbs behavior (p value = 0.043), there is an influence of school support on phbs behavior (p value = 0.039) and there is an influence of attitude to phbs behavior (p value = 0.002). Conclusion: Factors that significantly influence CHLB behavior are knowledge of covid-19, school support and attitudes. While CHLB knowledge and parental support have no effect on CHLB behavior.
EFEKTIVITAS TERAPI MENGGAMBAR DAN MEWARNAI BERKELOMPOK TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK RETARDASI MENTAL Retno Ambarwati; Rita Yuliantika
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 9 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Retardasi mental adalah ketidakmampuan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada dibawah rata-rata (IQ < 70) dan rendahnya kemampuan diri dalam beradaptasi sosial dengan lingkungan disekitarnya. Maka dari itu untuk melatih kemampuan bersosialisasi anak retardasi mntal digunakan teknik terapi menggambar dan mewarnai berkelompok.Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi menggambar dan mewarnai berkelompok terhadap perkembangan psikososial serta penyesuaian sosial anak retardasi mental.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan model penelitianStudi Kasus. Responden berjumlah 3 orang siswa dengan retardasi mental usia 7-8 tahun di SLB Negeri Wonogiri. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan memberikan terapi menggambar dan mewarnai secara berkelompok untuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi anak retardasi mental. Hasil uji observasi dengan terapi menggambar dan mewarnai secara berkelompok terhadap peningkatan penyesuaian sosial pada responden 1 meningkat dari 5 indikator menjadi 8 indikator, responden 2 meningkat dari 4 indikator menjadi 8 indikator, responden 3 meningkat dari 3 indikator menjadi 6 indikator.Degan rata-rata peningkatan indikator penyesuaian sosial naik dari 4 indikator menjadi 7,3.Terapi menggambar dan mewarnai secara berkelompok efektif meningkatkan kemampuan psikososial anak retardasi mental. Mental retardation is an incompetence characterized by intellectual function below average (IQ<70) and low self-adaptability to the environment around it. Therefore, to train the social skills of retardant childrens, a drawing and coloring therapy technique is used in group.The purpose in this study is to know the effectiveness of drawing and coloring group therapy for the psychosocial developmentand social ability of mental retardation childrens.The study was qualitative research using the case study models. Respondents are 3 students with sevenyear- olds until eight-year-olds mental retardation in SLB Negeri Wonogiri. Data collectionuses interview techniques, observation, and also drawing and coloring group therapies to enhance the social skills of mental retardation childrens.Observations test results with drawing and coloring in group for increased social adjustment in respondents 1 rose from 5 indicator to 8 indicator, respondents 2 rose from 4 indicator to 8 indicator, respondents 3 rose from 3 indicator to 6 indicator. With the average increase in social adjustment indicators goes up from 4 become 7,3.Drawing and coloring group therapy is effectively enhances psychosocial skills for mental retardation childrens.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA DI SRAGEN Retno Ambarwati; Nita Yunianti Ratnasari; Kristiana Puji Purwandari
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 8 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

An important period in child development is the toddler period. In this toddler the development of language skills, creativity, social awareness, emotional and intelligence goes very fast and is the cornerstone of subsequent developments. Problems of growth and development of children under the age of five (Toddler) in life are things that `must be known and studied by a mother. Monitoring the growth and development of infants is one of the important activities to find out the obstacles in growth (growth faltering) early. Mother's education is one of the important factors in child development. Mother's education is good, so she can receive all information from outside, especially about how to take good care of children and maintain good children's health.The Objective of this research is to analyze the relationship between mother's education level and the level of mother's knowledge about the growth and development of children under five in Anna Sragen Kindergarten. This research is observational with cross sectional approach. The research subjects were 20 respondents. Sampling with a simple random sampling system. Data on maternal education was obtained from the results of questionnaires and knowledge of mothers through questionnaires. Data analysis using Chi-Square test. The results of the test of the relationship between the level of education with the level of knowledge of mothers about the growth and development of children under five shows the value of p = 0.013 (p <0.05). The OR value from the above results shows that mothers with low education levels are more at risk of having less knowledge about child development and development of toddlers by 16.3 times compared to mothers who have high education levels (OR = 16,349). There is a significant relationship between the level of mother's education with the level of mother's knowledge about the growth and development of children under five. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dibawah lima tahun ( Balita) didalam kehidupan merupakan hal yang `harus diketahui dan dipelajari oleh seorang ibu. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita adalah salah satu kegiatan penting untuk mengetahui adanya hambatan dalam pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Pendidikan ibu baik, maka dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mengasuh anak yang baik dan menjaga kesehatan anak yang baik. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita di TK Anna Sragen. Penelitian ini bersifat obvservasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebesar 20 responden. Pengambilan sampel dengan sistem simple random sampling. Data pendidikan ibu diperoleh dari hasil pengisian kuesioner dan Pengetahuan ibu melalui pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi- Square. Hasil uji hubungan antara tingkat pendidikan dengan Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita menunjukkan nilai p=0,013 (p<0,05). Nilai OR dari hasil di atas menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan rendah lebih berisiko memiliki pengetahuan yang kurang tentang tumbuh kembang anak balita sebesar 16,3 kali dibandingkan dengan ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (OR=16,349). Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG ANAK DENGAN KUNJUNGAN IBU KE POSYANDU DI KABUPATEN SRAGEN Retno Ambarwati; Nita Yunianti Ratnasari; Kristiana Puji Purwandari
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 8 No. 1 (2019): Januari 2019
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mother's education and knowledge about child development is one of the important factors in child development. Mother's education is good, so being able to receive all information from outside, especially on how to take good care of children and maintain good health of the child, a visit to the posyandu is also a very important factor for monitoring the growth and development of toddlers.The objective is to analyze the relationship between mother's education level and the level of mother's knowledge about the growth and development of children under five with the mother's visit to the posyandu at santa Anna Sragen kindergarten. This research is observational with cross sectional approach. Research subjects by 27 respondents. Sampling with a simple random sampling system. Data on mother's education, mother's knowledge, and mother's visit to the posyandu were obtained through questionnaires. Data analysis using Chi-Square test. The relationship between mother's education level with visits to the posyandu for mothers in Santa Anna Sragen Kindergarten with a 2 count value of 6.217 (p= 0.013 <0.05) so that H0 was rejected and Ha was accepted. The relationship between the level of mother's knowledge about the growth and development of children under five with a visit to the posyandu in mothers in Santa Anna Sragen Kindergarten with a value of 2 count was 10.919 (p= 0.004 <0.05) so that H0 was rejected and Ha was accepted. There is a positive and significant relationship between mother's education level with visits to osyandu for mothers in Santa Anna Sragen Kindergarten. There is a positive and significant relationship between mother's level of knowledge about the growth and development of children under five with visits to osyandu for mothers in Santa Anna Sragen Kindergarten. Pendidikan dan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Pendidikan ibu baik, maka dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mengasuh anak yang baik dan menjaga kesehatan anak yang baik kunjungan ke posyandu juga merupakan faktor yang sangat penting bagi pemantauan tumbuh kembang balita. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa hubungan tingkat pendidikan ibu dan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita dengan kunjungan ibu ke posyandu di TK santa Anna Sragen.Penelitian ini bersifat obvservasional dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebesar 27 responden. Pengambilan sampel dengan sistem simple random sampling. Data pendidikan ibu, Pengetahuan ibu, dan kunjungan ibu ke posyandu didapatkan melalui pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan ke posyandu pada ibu di TK Santa Anna Sragen dengan nilai 2 hitung adalah sebesar 6,217 (p= 0,013 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hubungan antara Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita dengan kunjungan ke posyandu pada ibu di TK Santa Anna Sragen dengan nilai 2 hitung adalah sebesar 10,919 (p= 0,004 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan kunjungan ke posyandu pada ibu di TK Santa Anna Sragen, Ada hubungan yang positif dan signifikan antara Tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang anak balita dengan kunjungan ke posyandu pada ibu di TK Santa Anna Sragen.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG POLA ASUH ANAK DI MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DI BATUWARNO, WONOGIRI Retno Ambarwati; Dela Kartika Ganas Asmara; Maria Tri Wijayanti
Jurnal Keperawatan GSH Vol. 11 No. 2 (2022): Juli 2022
Publisher : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada Wonogiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: During the current Covid-19 pandemic, the role of parents is really the main thing in realizing the health, happiness and success of a child. During the current covid-19 pandemic, the most important thing is the development of parenting patterns that adapt to the Adaptation of New Habits (IMR). So that mothers as parents must be able to increase knowledge about parenting in children during the COVID-19 pandemic. Objective: This study aims to determine whether there is an effect of health education on Child Parenting during the Covid-19 Pandemic on Increased Knowledge, and Attitudes of Mothers. Research Methods: This research is a Pre-Experimental study (Pre-Experimental design) with One Group Pretest-Posttest design. The research instrument used is a closed questionnaire. Univariate and bivariate data analysis, using simple linear regression analysis technique and Wilcoxon test. Results: The study showed an increase in respondents with good knowledge from 5 respondents (16.6%) to 16 respondents (53.3%) and an increase in the good attitude of respondents from 5 respondents (16.6%) to 17 respondents (56.7%). ) after the provision of health education. Wilcoxon test results obtained p-value = 0.000 <0.05 indicates there is a significant difference between the level of knowledge and attitudes of mothers before and after the provision of health education. Conclusion: That health education has a significant influence on the level of knowledge and attitudes of mothers towards child rearing patterns during the COVID-19 pandemic. Latar Belakang : Masa pandemi Covid-19 saat ini, peran orang tua benar-benar menjadi hal utama dalam mewujudkan kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan seorang anak. Dimasa pandemi covid-19 saat ini, yang paling penting adalah pengembangan pola asuh yang menyesuaikan dengan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Sehingga ibu sebagai orang tua harus mmpu meningkatkan pengetahuan tentang pola asuh pada anak di masa pandemi covid 19. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan Pola Asuh Anak Dimasa Pandemi Covid-19 Terhadap Peningkatan Pengetahuan, dan Sikap Ibu . Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian Pra-Eksperimen (Pre-Eksperiment design) dengan rancangan One Group Pretest-Posttest.. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Analisis data univariat dan bivariate, dengan teknik analisa Regresi Linear sederhana dan uji Wilcoxon. Hasil : Penelitian menunjukan terjadi peningkatan responden yang berpengetahuan baik dari 5 responden (16,6 %) menjadi 16 respoden (53,3%) dan peningkatan sikap baik responden dari 5 responden (16,6 %) menjadi 17 responden (56,7%) setelah pemberian pendidikan kesehatan. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p-value = 0,000 < 0,05 menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan. Kesimpulan : Bahwa pendidikan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap pola asuh anak dimasa pandemi COVID-19
Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) Nita Yunianti Ratnasari; Retno Ambarwati
BUDIMAS : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 1 (2024): BUDIMAS : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM ITB AAS Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29040/budimas.v6i1.11150

Abstract

Peran orang tua sangatlah krusial dalam membimbing anak di era digital saat ini. Salah satu perannya bisa berupa memilih tontonan atau tayangan sesuai dengan umurnya. Pola asuh anak dan remaja di era digital perlu diterapkan dengan baik oleh orang tua. Era digital memang sudah tidak bisa dihindari, sehingga orangtua perlu beradaptasi dan memilih pola asuh yang tepat guna menghadapi terpaan digital. Salah satu bentuk transfer of knowledge yang dinilai efektif meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat adalah penyuluhan kesehatan. Diharapkan dari kegiatan sosialisasi ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya anggota tim penggerak PKK di Kabupaten Sragen tentang pentingnya pola asuh anak dan remaja di era digital. Metode pelaksanaan yang dilakukan yaitu melalui pertemuan klasikal, tatap muka secara langsung untuk mengikuti penyampaian informasi kesehatan yang disampaikan oleh pemateri. Hasil yang diperoleh yaitu pada kelompok sasaran sudah memahami konsep pola asuh anak dan remaja di era digital meliputi pengertian, peran orang tua, konsep tumbuh kembang anak serta berbagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan terhadap kejadian penyalahgunaan gadget.